From :
xxxxDatanglah kesini
-share location -Jungkook menatap layar ponselnya. Seseorang menyuruh nya datang ka suatu tempat. Jungkook tidak akan pergi. Karena mungkin saja mereka orang jahat yang ingin melakukan tindakan kriminal.
Lalu satu pesan lagi muncul. Pesan itu mengatakan 'ini penting Jungkook '
Orang itu tau namanya? Jungkook bertanya-tanya. Oh—atau mungkin saja dia salah satu teman Jungkook yang Jungkook lupakan atau mengganti nomor.
Dengan itu Jungkook memutuskan untuk datang ketempat itu. Saat dilihatnya, ternyata tempatnya tidak berada di lokasi sepi. Karena menurut aplikasi ternyata tempatnya mengarah pada sebuah apartement mewah di dekat sini.
===
Jungkook memencet, beberapa kali. Namun tidak ada seorang pun yang datang.
"Apa ini benar tipuan?" Jungkook mulai merasa takut karena sejak setengah jam yang lalu ia telah berdiri didepan pintu apartemen ini. Tapi kenapa rasanya apartemen ini tidak asing untuknya.
Jungkook menepis semua pikiran-pikiran nya. Ia memutuskan untuk segera pergi dari tempat ini sebelum sesuatu yang tak diinginkan terjadi.
Kriet...
Jungkook menghentikan langkahnya. Ia menyiapkan diri jika saja seseorang muncul di belakangnya. Lalu hingga detik ke sepuluh tidak ada seorang pun yang datang atau menyerangnya.
Jungkook berbalik perlahan. Disana pintunya telah terbuka. Ada rasa takut dan penasaran, namun rasa penasarannya membawa Jungkook masuk ke dalam.
"Permisi!" Jungkook berucap sedikit keras. Agar siapapun yang ada di apartemen ini mendengar.
Namun sayang tak ada satupun yang menyahut. Jungkook mengitari apartemen yang terdiri dari dua lantai ini. Terlihat sangat elegan. Sampai-sampai karena rasa tertariknya, Jungkook tak sadar saat pintu nya tertutup. Entah terkunci atau tidak.
Lalu Jungkook berhenti pada sebuah ruangan dengan pintu bercat putih. Terlihat sangat tertutup. Karena disetiap jendela kamar, gorden nya tertutup. Dan tentunya hal itu berhasil mengundang rasa ingin tau Jungkook.
Ceklek..
Meski agak macet tapi pintunya berhasil dibuka. ruangan ini ternyata adalah sebuah kamar. Tapi hanya ada sebuah tempat tidur sederhana dan jendela yang menghadap langsung ke luar apartemen.
Jungkook membuka gorden jendela yang langsung saja membuat sinar matahari masuk dengan begitu cerah.
"Kenapa gorden nya ditutup jika pemandangan diluar begitu indah." Gumam Jungkook. Matanya berbinar saat melihat pemandangan yang begitu menyejukkan.
Lalu saat puas, pemuda Jeon kembali menutup gorden nya. Demi menghormati si pemilik apartemen. Tapi saat baru saja membalikkan badan ia dibuat terkejut saat kini lantainya di penuhi dengan pasir.
Dan jangan lupakan sebuah jam pasir yang berada di tengah-tengah.
Jungkook dengan takut meraih jam pasir tersebut. Melihat setiap pasir-pasir yang berjatuhan dengan pelan ke bawah. Sudah tidak banyak lagi pasir yang berada di bagian atas.
Lalu sesuatu tercium. Seperti bau hangus. Lalu Jungkook dengan segera pergi untuk mengecek. Dan entah kenapa tangannya tetap menggenggam jam pasir tersebut.
Bau nya membawa Jungkook ke sebuah pintu besar ber cat cokelat.
Tok! Tok! Tok!
"Halo!! Ada orang di dalam?!" Jungkook mencoba mengetuk-ngetuk pintunya. Namun tak ada siapapun yang menjawab.
Lalu ia mencoba untuk mendobrak pintu tersebut, dan saat pintunya terbuka Jungkook dibuat kembali mengernyitkan dahinya.
Di dalam sana tak ada api sama sekali. Tapi saat Jungkook masuk bau hangus begitu menyengat. Ruangan ini terlihat seperti telah hangus terbakar. Barang-barang disana juga terlihat rusak karena terbakar. Kecuali sebuah piano yang terlihat masih berdiri kokoh sendirian.
Diatas piano tersebut ada sebuah korek api berwarna putih. Dengan tulisan spidol yang menulis huruf 'S'
"Sebaiknya aku pergi dari sini." Ujar Jungkook lalu pergi keluar dari ruangan itu.
Jungkook baru saja akan pergi keluar jika saja sebuah lukisan tak menghentikan langkahnya. Jungkook tertarik pada sebuah lukisan empat burung yang terlihat terbang. Meski dibuat seperti berantakan namun terdapat kesan indah didalamnya, dan kesan 'mistis'
Setelah puas menatap, Jungkook bergegas keluar dari sana. Nafasnya terengah saat menyadari sedari tadi ia berlari keluar dari apartemen itu.
.
Karena tak berani pulang akhirnya Jungkook memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Ia sangat berharap hyung nya pulang kerumah lalu mengabarinya.
Setidaknya satu saja, Namjoon hyung mungkin—Baru saja Jungkook memikirkannya lalu sebuah tempat terlihat di matanya. Itu tempat yang sama saat Namjoon membawa nya waktu itu.
Jungkook memutuskan untuk pergi kesana. Di tempat itu tak ada apapun kecuali Kaca-kaca yang disusun. Jangan lupakan belahan kaca yang berserakan dimana-mana.
Jungkook teralihkan oleh sebuah box telepon umum disana. Lalu dengan iseng memasuki box tersebut.
Jungkook penasaran apakah teleponnya masih bisa menyala. Lalu saat ia berpikir teleponnya mati, bertepatan dengan itu telepon itu berbunyi.
"Apa ku angkat saja?" Jungkook bergumam sebelum akhirnya memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Ha—
" Hyung maafkan aku. Aku sudah tak sanggup lagi. Aku—
Tit... Tit.. Tit..
Siapa orang itu? Kenapa rasanya sangat tidak asing saat mendengar suaranya? Kenapa ia menelpon dengan suara yang benar-benar amat lirih? Dan kenapa panggilannya terputus begitu saja?
Pertanyaan itu tak bisa terjawab. Atau mungkin belum terjawab.
Dan semua pertanyaan dan suara itu berhasil membuat tubuh Jungkook membeku ditempat.
TBC
Ku dah up😘Btw
Allbody say ra la la la la (ra la la la la)
Say La la la la la (La la la la la)
soneul deureo sorijilleo burn it up
bultaoreune...MY BIRTHDAY!😅
TORERORERORERERORET.
Hehe bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop [BTS story]✔
Short Story[End] . ❝Semuanya tampak aneh dan membingungkan. Bahkan rasanya seperti dikelilingin misteri yang jawabannya menghilang entah kemana. Namun bagaimana jika kebenaran yang selama ini terpendam kembali ke dasar? Karena sesungguhnya tawa itu adalah lamb...