"Andaikan aku tak pernah bertemu denganmu. Mungkin aku tak perlu merasakan terbang terlalu jauh dan jatuh terlalu keras. "
-Avara Callista-
✨Happy reading
Reynand sedang berjalan keluar dari tempat yang menjadi kepemimpinannya. Ruangan yang tidak terlalu luas, namun tempat berkumpulnya orang orang sibuk di lingkungan sekolah. Apa lagi jika bukan ruang OSIS?
Ketika Reynand menginjakan kakinya di koridor, samar samar ia mendengar suara teriakan dari arah kiri. Itu gudang! Tapi siapa yang berteriak?
Karena penasaran, Reynand membelokan kakinya menuju sumber suara itu. Dan ternyata benar! Suara gadis yang semakin melemah terdengar jelas di pendengaran Reynand. Ia mencoba membuka pintu gudang, namun sial! Pintu itu terkunci, ditambah lagi, ruangan itu gelap gulita.
Untunglah Reynand ingat bahwa di ruang OSIS terdapat kunci cadangan dari beberapa ruangan di sekolah ini. Secepatnya ia berlari, lalu mencoba membuka gudang yang benar benar tertutup rapat ini.
"HEI! BANGUN! " Teriak Reynand ketika menemukan seorang gadis yang tergeletak di dalam ruangan ini.
Gadis itu tak bergeming. Reynand menebak, bahwa gadis ini pingsan sebelum ia sampai. Ruangan ini begitu gelap, menyulitkan untuk Reynand untuk mengetahui siapa gadis ini.
Reynand membopong gadis itu keluar gudang. Rambut tebal yang acak acakan itu membuat wajah gadis itu tertutupi. Perlahan Reynand menyingkirkan rambut itu, dan apa yang Reynand lihat? Gadis yang kemarin ia gendong, kini tengah berada di gendongannya, lagi.
"HEI! BANGUN! " Reynand menepuk pipi gadis itu perlahan, karena memar dan darah yang terdapat di sudut bibir gadis itu membuat Reynand meringis sendiri.
Gadis itu tetap tak bergeming. Reynand menggelengkan kepalanya, lalu membopong gadis itu. Tempat tujuannya adalah UKS sekolah. Namun sepertinya, takdir tak berpihak pada keduanya. Pintu UKS ini sudah tertutup rapat.
"Sial! " Maki Reynand.
"Lo?" Suara lemah membuat Reynand menoleh pada gadis digendongannya. Syukurlah ia sadar.
"Lo gapapa? " Tanya Reynand, seraya duduk dikursi dekat UKS.
Gadis itu menggeleng lemah. Reynand yang melihatnya pun tak tega.
"Kuat buat duduk ga? "
Gadis itu mengangguk, lalu Reynand membantunya untuk duduk.
Reynand menelan ludahnya, ketika melihat kancing bagian atas gadis ini terbuka. Shit! Siapa yang sudah bertindak sebejat ini.
"Siapa yang ngelakuin ini sama lo? "
Gadis itu menoleh paham kemana arah pembicaraan Reynand, "Gue ga kenal,"
"Anak sekolah ini? "
Gadis itu mengangguk. Lalu tersadar jika bagian atas seragamnya acak acakan.
"Cewe atau cowo?"
Gadis itu menunduk, "Cewe,"
Reynand menggeleng tak percaya. Marah, geram, semuanya bercampur aduk.
"Gue bakal tindak lanjutin ini, termasuk pelecehan ini namanya, "
Gadis itu tak menjawab, "Gue takut, " Lirih gadis itu.
Reynand yang melihat bahu gadis itu naik turun pun langsung membawanya ke dekapannya. Gadis itu tak menolak, seolah tubuhnya benar benar lemah sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END
Teen FictionAra menyukai Reynand. Namun Reynand yang masih terbayang cinta masa lalunya sulit untuk membuka hati. Hingga satu persatu masa lalunya terkuak. Apakah kelak cinta baru itu akan tumbuh untuk Ara? Ara bagaikan jari manis, dan Reynand jari tengah. Mud...