Part 10 : Penawaran

1.4K 111 0
                                    

"Semua orang sedang berjuang. Dengan jalan cerita yang berbeda beda."

-Anonim-

Happy reading

Reynand berjalan malas menuju rumahnya. Tadi mamanya menelfon, agar sepulang sekolah ia cepat cepat sampai ke rumah. Ia tak mengerti, maksud mamanya meminta ia agar cepat sampai rumah itu apa. Tak biasanya ia seperti ini.

"Assalamualaikum," Ucap Reynand ketika sampai di depan pintu rumahnya.

Baru satu langkah, Reynand sampai di ruang tamu. Namun apa yang ia lihat? Sosok wanita yang begitu mengejarnya sedang duduk dengan pose sangat memuakkan. Sok manis! Batin Reynand.

Mama Reynand tersenyum menyambut anaknya, "Wa'alaikumussalam, Rey. Sini sini duduk,"

Reynand duduk disebelah mamanya, tapi bukan di depan wanita itu sesuai permintaan mamanya.

"Kamu liat deh Shafa. Cantik banget kan sepulang dari Singapura. Pangling loh mama liatnya. Menurut kamu gimana? "

Reynand melirik sekilas wanita yang dimaksud mamanya, "Biasa aja, " Jawab Reynand jujur. Memang benar, penampilannya membuat mama Reynand pangling, itu karena make up tebal yang menutupi wajahnya. Dasar!

Mama Reynand menyenggol lengan anak semata wayangnya itu, "Reynand! Jangan kaya gitu, " Lalu tersenyum kikuk pada Shafa.

"Gapapa kok tan. Mungkin, Reynand masih malu mengakui perubahan aku, "

Reynand memutar bola matanya. Percaya diri sekali wanita ini.

"Kamu sendiri apa kabar Rey? " Tanya Shafa.

Sedangkan Reynand, sama sekali tak mengubris. Ia lebih memilih menatap ponsel di genggamannya, daripada menatap wanita penuh drama seperti ini.

"Seperti yang lo lihat, "

Shafa mengangguk. Ia harus lebih sabar menghadapi sikap Reynand.

"Rey, kok mama ngerasa kamu itu cocok sama Shafa ya. Kamu sendiri gimana? "

Reynand membulatkan matanya. Apa apaan mamanya ini berbicara seperti itu.
Sementara, Shafa tersenyum malu.

"Mama ngomong apa sih? Jangan ngaco ah! " Reynand hendak berdiri namun segara tangannya dicekal oleh mamanya.

"Jangan kaya gitu dong Rey. Shafa ini jauh jauh dateng dari Singapura khusus buat kamu. Jangan buat dia kecewa dong, "

Reynand kembali duduk, namun dengan tatapan yang sebal, "Dia sendiri kan yang mau dateng? Bukan Reynand yang minta kan ma? Mama aja deh yang ngelayanin dia. Reynand gaada waktu, "

Mama Reynand menggeleng, "Seenggaknya, kamu ngobrol apa gitu sama dia. Jangan main ditinggal dong, "

Reynand mendengus kesal, "Ini Reynand udah disini. Mama mau Reynand apa lagi?"

Mamanya tersenyum, "Kamu ajak Shafa jalan gih. Mungkin dia mau liat keadaan Bandung yang sekarang. Iya kan Shafa? "

Shafa mengangguk sementara Reynand menggeleng.

"Reynand capek mah baru pulang sekolah, ganti baju aja belum apalagi istirahat. Dia bisa kan keliling Bandung sendirian, gausah sama aku juga, " Kata Reynand tak terima.

Shafa berucap, "Rey, aku ga punya kenalan loh disini. Kalau aku nyasar atau aku diculik gimana? "

Reynand menatap Shafa jengah, "Semua itu gaakan terjadi kalau lo ga macem macem. Dunia ga sedrama pikiran lo tadi ya, "

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang