"Aku ingin selalu berada disampingmu. Menjadi alasanmu untuk tertawa, dan menjadi tempatmu berbagi cerita. Tidak sulit bukan? "
✨
Happy reading
Hari ini adalah hari terakhir Ara untuk masuk ke sekolah. Dan itu artinya, senin depan nanti kelas 12 akan melaksanakan ujian nasionalnya, termasuk Reynand. Jika biasanya ia semangat karena libur panjangnya akan segera dimulai, tapi untuk kali ini tidak. Bagaimana bisa ia tenang berada di rumah, sementara masih ada masalah yang belum terpecah.
"Dan lo mau nyerah gitu aja? Sebelum lo jelasin yang sebenarnya? " Ara mengedikan bahunya. Untuk apa ia berjuang, jika yang diperjuangkan tak ingin diperjuangkan?
"Dia ngebuat gue seaakan akan yang paling bersalah disini. Padahal lo tau kan, dia sendiri juga salah. Lari dari masalah emang menyelesaikan semuanya? " Ara menggerutu. Jika teori wanita selalu benar itu nyata, mengapa teori itu tak berfungsi padanya? Seaakan akan dunia ingin membuatnya merasa bersalah.
"Maka dari itu, lo harus tetep berjuang. Emangnya lo rela, semua perjuangan yang udah lo lakuin buat dia sia sia gitu aja? " Kezia berucap demikian, memang terdengar mudah untuk dilakukan namun kenyataan tak semudah itu.
"Gini ya Ra, coba lo bayangin suatu saat nanti lo bakal liat ka Reynand bahagia sama pasangan barunya, dan apa lo bakal rela orang yang selama ini selalu ada buat lo dimilikin sama cewe lain? " Ara termenung. Ia tidak berpikir sampai sana. Membayangkannya saja ia tak mau.
"Ya terus gue harus apa Ke? Dianya aja gamau ketemu sama gue" Ara menghembuskan nafas kasar, sementara Kezia berpikir sejenak.
"Gue ada ide, sini!" Ara mendekat ke arah Kezia, lalu bisikannya membuat Ara memelototkan matanya.
"Itu mah membuat keadaan makin parah Ke," Ara mendelik tajam akan ucapan yang dibisikan padanya.
"Kan belum dicoba, kalau ternyata berhasil gimana? " Ara melirik sekilas lalu tersenyum smirk.
"Berasa tokoh antagonis gue,"
✨
Seorang lelaki sedang berjalan di koridor sekolah. Siulannya membuat setiap wanita yang dilewatinya menoleh,sesekali ia menyapa wanita wanita itu bahkan hingga mengerlingkan sebelah matanya, hingga membuat wanita itu tersipu malu.
"VARO! " Teriak seseorang wanita kepadanya.
Varo menaikkan sudut bibirnya, lalu berdehem.
"Lo bisa bantuin sahabat gue ga? " Penglihatan Varo tertuju pada satu wanita yang masih terdiam, namun ucapan orang disebelahnya membuyarkan fokusnya.
"Bantuin dia? " Varo melirikan matanya pada objek yang dituju.
"Iyaa!" Ucapnya mengangguk semangat.
"Kenapa ga dia langsung yang ngomong ke gue?"
Ara dan Navisha saling berpandangan .
"Lo ga bisu kan?" Ara langsung menginjak kaki Varo ketika mulut pedasnya berbicara seperti itu.
"Aww! Sadis banget sih!" Jerit Varo tertahan. Gadis didepannya ini sungguh sadis, bisa bisanya ia menginjak ujung sepatunya. Dan sakitnya itu, errr langsung menyengat tubuhnya.
"Gue ga bisu! " Ara menatap sinis. Varo pun mengalah.
"Okey okey, lo mau apa? " Varo mengucapkan itu ketika tatapan sinis Ara mereda, salahkan dia yang membangunkan singa betina.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END
Ficção AdolescenteAra menyukai Reynand. Namun Reynand yang masih terbayang cinta masa lalunya sulit untuk membuka hati. Hingga satu persatu masa lalunya terkuak. Apakah kelak cinta baru itu akan tumbuh untuk Ara? Ara bagaikan jari manis, dan Reynand jari tengah. Mud...