"Menutup telinga kala teringat masalalu demi menata masa depan. Apakah keputusan yang tepat?"
✨
Happy reading
Ara menghempaskan tubuhnya ke kasur. Seragamnya masih melekat manis dalam tubuhnya, tak berniat untuk melepaskan sama sekali. Pikirannya masih teringat akan kejadian di mobil Reynand tadi.
"Kamu kenapa sih Rey? " Ara bertanya pada pada dirinya sendiri.
Ia merasa tak melakukan kesalahan. Apa karena duduk bersama Varo membuat Reynand semarah itu? Rasanya tidak. Atau Reynand cemburu? Tapi untuk apa? Reynand harusnya sadar, bahwa perasaan Ara hanya untuknya seorang.
"Neng, itu ada temen dateng ke rumah," Tetehnya memberi tahu dengan membuka pintu kamar. Pasti itu Kezia dan Navisha yang datang, secara dia yang meminta mereka untuk menemaninya saat ini.
"Tolong suruh ke kamar aja teh," Raya pun mengangguk dan melangkah menjauhi kamar Ara.
"Araaaa!" Teriakan Navisha membuat Ara langsung membuka matanya.
"Ga usah teriak teriak deh. Kaya baru ketemu aja," Ara mendudukan dirinya, dan kedua sahabatnya itu langsung loncat menuju kasurnya.
"Kamar lo nyaman banget Ra," Navisha meneliti tiap sudur kamar Ara. Memang benar, kamar yang cukup luas dengan dinding berwarna salem, dan aroma vanila favorit Ara membuat siapapun yang kesini akan betah berlama lama.
"Eh! Tumben tumbenan lo nyuruh kita kesini. Ada acara apa? " Kezia bertanya sambil mendekat ke arah Ara yang menyender pada kepala ranjang. Sedangkan Navisha kini sedang melihat koleksi koleksi Ara.
"Gaada acara apa apaan sih, gue lagi pingin curhat aja sama kalian," Ara menyilangkan kakinya dan mengambil bantal lalu memeluk nya.
"Curhat tentang Reynand? " Ara dan Kezia menoleh pada Navisha yang baru saja mengucapkan itu.
"Tau aja lo!" Ara tertawa.
"Reynand kan udah balik, seharusnya lo seneng dong Ra," Ara tersenyum miris mendengar ucapan Kezia.
"Seneng sih iya, tapi sikapnya kaya berubah gitu," Ara mengedikkan bahunya.
"Berubah gimana sih maksud lo? " Kezia bertanya.
"Yaa, kaya ada yang ditutupin gitu dari gue," Ara mengucapkan itu dengan ragu.
"Lo ga minta dia buat jelasin sesuatu gitu?" Navisha bertanya, namun tangannya kini tengah menjelajahi meja belajar Ara.
"Udah gue coba, tapi dia bilang gabisa jelasin itu ke gue. Gimana ga mikir yang aneh aneh coba guenya,"
"Jangan jangan dia punya selingkuhan Ra!" Celetuk Navisha tanpa permisi. Dan entah mengapa, hati kecil Ara memulai memikirkan itu.
"Asal jeplak banget sih lo kalau ngomong. Gausah terlalu dipikirin ucapan Navisha tadi Ra. Mana mungkin Ka Reynand kaya gitu kan? " Kezia mencoba menyakinkan Ara.
Ara berpikir sejenak, "Tapi gue sepikiran sama Navisha Ke," Ara menatap Kezia, seolah tak yakin akan ucapannya barusan.
"Tuh kan, apa gue bilang. Jadi cewe jangan terlalu baik Ke. Cowo itu kalau liat yang bening dikit langsung embat. Jangan gampang kegoda sama sikap manisnya," Ucap Navisha dan Kezia pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Kaya lo engga aja, baru disenyumin sama Rangga aja lo udah salting gajelas, " Kezia mengompori, dan Navisha hanya tersenyum malu malu.
"Rangga itu beda, dia kalau senyum itu tulus banget tau, " Bela Navisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END
Teen FictionAra menyukai Reynand. Namun Reynand yang masih terbayang cinta masa lalunya sulit untuk membuka hati. Hingga satu persatu masa lalunya terkuak. Apakah kelak cinta baru itu akan tumbuh untuk Ara? Ara bagaikan jari manis, dan Reynand jari tengah. Mud...