"Cinta perempuan juga punya marwah. Ia tidak melangit, tidak memaksa, tidak meminta, apalagi mengemis. Ketulusan menjadi pinjakannya"
-Anonim-
✨
Jangan lupa tekan bintang.
Happy reading
Reynand meremas kencang stir mobilnya. Mengingat ekspresi kecewa diwajah Ara, membuatnya merasa bersalah.
Mobil milik Reynand melaju ke tempat yang sudah dijanjikan. Bukan keinginannnya pergi kesana, namun semua ini harus benar benar dipastikan.
Lonceng diatas pintu cafe berbunyi ketika Reynand membuka pintu. Matanya mengedar, mencari sosok yang belakangan ini mengusik hatinya.
Akhirnya, sorot mata Reynand dan orang itu bertemu.
"Apa kabar?" Bukan Reynand yang menyapa, namun gadis yang duduk dihadapan Reynand yang menyapa duluan.
"Baik," Reynand tersenyum canggung, entah mengapa debaran ketika pertama kali bertemu dengan gadis ini hilang begitu saja.
"Mau pesen sendiri atau sama aku?" Gadis itu menyodorkan menu cafe yang ada di atas meja.
"Nanti aja," Tolak Reynand seraya halus dengan menutup buku menu.
Gadis itu masih tersenyum, entah bermakna apa senyuman itu Reynand tak mengerti.
"Jadi--" Reynand menggantungkan ucapannya, ia belum merangkai kata kata yang pas untuk pertemuan mereka. Berbeda ketika bersama Ara, semuanya keluar secara spontan.
Gadis itu menaikan sebelah alisnya.
"Emm, jadi kamu nginep dimana?" Reynand terdiam, bukan itu yang diinginkan hati nya untuk diucapkan, namun mengapa sulit sekali menanyakan apa tujuan gadis itu kesini. Oh God! Tentu saja ini keinginan Reynand bukan? Namun mengapa ia tak nyaman gadis itu ada disini.
"Aku nginep gajauh dari sini kok, " Reynand mengangguk mengerti, padahal pikirannya masih mengolah apa yang harus dia ucapkan selanjutnya.
"Kamu, ada urusan penting? " Gadis itu bertanya, apakah ketara sekali jika Reynand sedang gelisah?
"Engga kok Le," Reynand berusaha menutupi kegelisahannya. Ya! Orang yang saat ini berada di depan Reynand adalah Alesha. Seseorang yang ia tunggu tunggu akhirnya kembali.
Alesha mengambil sesuatu dari dalam tas selempangnya.
"Ini," Reynand tersentak. Ia mengambil benda itu lalu meneliti nya secara lekat.
"Ini punya kamu? " Tanya Reynand dengan tatapan yang masih fokus pada benda ditangannya.
Alesha tak menjawab, ia masih menikmati raut keterkejutan Reynand dihadapannya.
"Gelang yang pertama kali kamu kasih buat aku," Ucap Alesha.
Reynand tersenyum mengingatnya. Dulu, ia hanyalah seorang remaja lelaki yang baru bisa membelikan gelang ini untuk Aleshanya.
"Mau aku pakein-- Lagi? "
Alesha tersenyum.
✨
Anginnya malam berhembus mulus menerpa kulit Ara. Ia mengusap lengannya yang dibalut blazer putih itu, namun nyatanya, usapan itu tak mampu menghilangkan dinginnya angin, layaknya membuat orang terkasih kembali ke lubuk hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END
Teen FictionAra menyukai Reynand. Namun Reynand yang masih terbayang cinta masa lalunya sulit untuk membuka hati. Hingga satu persatu masa lalunya terkuak. Apakah kelak cinta baru itu akan tumbuh untuk Ara? Ara bagaikan jari manis, dan Reynand jari tengah. Mud...