Part 37 : Perpisahan

1.6K 92 5
                                    

"Menjauh bukan berarti menyerah. Justru saat itulah, hati kecil akan berbicara. Siapa yang bertahta dan merasa kehilangan saat jauh darinya"

Klik bintang di bawah boleh?

Happy reading

Ara menatap dirinya pada pantulan cermin berkali kali. Ia diajak oleh Reynand untuk menemaninya dalam acara perpisahan kelas 12. Siswa siswi disana memang diperbolehkan membawa pujaan hati, asalkan masih dalam satu sekolah yang sama.

Ara terperangah ketika uluran tangan Reynand menyambut langkahnya ketika berada di depannya. Ara menatap Reynand lekat, sungguh tampan sekali ciptaan Tuhan yang satu ini. Seaakan tak ada celah untuk tidak memujinya.

"Aku tau aku ganteng," Ara mengangkat alisnya. Percaya diri sekali lelaki yang satu ini. Memang benar sih dirinya sangat tampan, bahkan sangat tampan.

"Kamu juga cantik, banget," Ara tersipu malu. Lalu membuang mukanya agar Reynand tak melihat semburat merah muda di pipinya.

Reynand meraih dagu Ara. Lalu pandangan mereka kini bertemu. Dengan sangat jelas pipi merona itu terlihat oleh Reynand. Pink blush on yang Ara pakai tidak mengubah warna alamiah pipi merah muda itu.

"Kenapa alihin perhatian. Apa benda disini lebih menarik dari orang didepan kamu," Ara menurunkan tangan Reynand yang menyentuh dagunya. Bisa sport jantung kalau posisi mereka sedekat ini.

"Ganteng banget malem ini," Reynand tersenyum merekah. Kata yang ia tunggu dari bibir mungil kekasihnya ini akhirnya ia dengar juga.

"Dari lahir juga udah ganteng," Ara terkekeh. Kekasihnya ini memang sangat percaya diri. Untung ganteng!

"Yuk tuan puteri. Kita hadiri pesta untuk malam ini," Ara tertawa sejenak lalu meraih uluran tangan Reynand.

Semoga malam ini menjadi malam yang berkesan untuk nya maupun Reynand.

Malam yang sejuk berhias bintang kemerlap memang sangat mendukung acara yang tengah berlangsung. Tak ada air mata kesedihan, hampir semua pasang mata tersenyum kebahagiaan.

Reynand menggandeng tangan Ara. Membawanya masuk ke dalam acara yang sudah dipenuhi oleh banyak manusia yang saling bergembira.

"Rey! Itu Ka Nafiz bukan sih? " Reynand mengikuti objek yang ditunjuk oleh Ara. Matanya terperangah, sungguh diluar dugaan apa yang dilihatnya ini.

"Iya itu Nafiz. Tapi kok bisa," Ara menggeleng tak percaya sama seperti Reynand. Hingga Ara tak sadar bahwa Reynand membawanya menuju Nafiz.

"Bro, lo seriusan ini? " Nafiz yang sedang bergurau pun tersentak dengan kedatangan Reynand. Nafiz kelabakan, namun sebisa mungkin ia tahan.

"Semoga aja serius," Nafiz melirik seseorang yang ada di sebelahnya. Sementara gadis itu malah membalas dengan pelototan.

"Serius apaan? " Sentak gadis itu. Ara dan Reynand yang melihatnya pun terkekeh.

"Serius hubungannya lah, Na," Nafiz merangkul pundak Navisha. Membuat Reynand dan Ara saling berpandangan.

"Wah tanda tanda lepas kejombloan mulai tercium nih," Navisha tersenyum risih atas ucapan Ara.

"Doain aja guys!" Nafiz berucap demikian yang langsung dihadiahi injakan kaki dari Navisha.

"Aduh Na, belum apa apa udah KDRT! " Adu Nafiz seraya mengelus ujung sepatunya.

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang