"Besok akan ada pertemuan dengan kolega dari Manila, tetapi mereka ingin bertemu di kantor cabang Jeju,"
Sekretaris Jeong, selaku sekretaris Chanyeol menjawab pertanyaan Chanyeol perihal jadwalnya esok hari.
Dia menganggukkan kepalanya dan berpikir sebelum, "Pesan tiket pesawat untuk tiga orang!" Perintahnya.
Sekretaris Jeong mengangguk lalu dia membungkuk sebelum keluar dari ruangan sang bos.
Tangan Chanyeol mengambil handphone dan menelpon seseorang.
"Yeoboseyo?*" ujar seseorang dibalik telephone.
"Ye, na-ya.** apa Changi bersamamu?"
"Gereomnyeon.*** ada apa? Ah kalau kau mau bicara padanya kurasa dia tidak akan mau berbicara padamu,"
"Apa dia masih marah?"
"Meollayo, kau bisa datangi kami jika ingin berbicara. Aku ada di cafe cabang Myeongdong,"
"Hmm, arasseo. Gaerom, itaba****"
Chanyeol mematikan sambungan dan memakai jas nya bersiap untuk bertemu sang anak yang seperti biasa, sedang bersama Seulgi di cafe Seulgi.
Ah, masalah dengan Seulgi kemarin lusa adalah mereka sama-sama akan membicarakan ini lagi nanti. Saat keadaan mereka tidak emosi dengan kepala dingin.
Sebenarnya, Chanyeol memang hanya berbicara asal saat itu. Dia ikut tersulut emosi karena tekanan dari Seulgi yang memojokkannya. Memang ucapan Seulgi tidak semua salah, Chanyeol mengakui itu. Tapi, ahhh ini benar-benar membuatnya pusing. Kenapa pula istrinya dulu menyuruh Seulgi untuk menjadi seorang ibu pengganti bagi anaknya. Jika tidak, mungkin hidupnya lebih mudah.
***
"Daddy akan kemari," tutur Seulgi pada Changi yang sedang makan siang.
"Changi gak mau ketemu Daddy! Daddy jahat, Changi gak mau punya Mommy dua," Changi melempar sendok yang dipegangnya dan menatap Seulgi dengan pandangan yang sangat sulit diartikan.
"Changi-ya, semalam Mom bilang apa? Mommy Changi cuma Mom Seulgi, gak ada yang lain lagi. Lagipula mungkin Daddy hanya bertanya pada Changi. Jangan kayak gini sayang, nanti Daddy sedih gimana?" Ujar Seulgi lembut agar anak ini mengerti.
"Mommy gak akan ninggalin Changi kan?" Tanya Changi menatap Seulgi dengan mata bulatnya.
Seulgi mengangguk sambil tersenyum. Ia tidak janji soal ini, karena ada hal lain yang perlu ia urusi. Dan ini sangat penting baginya.
Soal Chanyeol, Seulgi tak mau ambil pusing. Ia sudah mendapat jawaban atas keresahannya selama ini. Dan ia harap saat itu tiba tak ada satupun yang sakit hati dengan jalan yang ia pilih.
"Mau cake Mom," rengek Changi menatap satu slice kue yang baru ditaruh didalam etalase.
"Habiskan makanannya dulu, nanti baru boleh makan kue,"
Changi tertawa senang dan melanjutkan makan siangnya. Seulgi memperhatikan Changi dalam diam, entah kenapa ini berat baginya. Namun, ia segera menyadarkan dirinya, kebahagiannya juga penting.
Kursi yang di samping Seulgi bergeser, membuat perhatian keduanya teralihkan.
"Sudah sampai," gumam Seulgi.
"Halo anak Daddy!" Ujar Chanyeol senang sampai menampilkan lesung pipinya.
Changi menatap datar Chanyeol sebelum dia juga ikut tersenyum lebar. Dan langsung menghampiri Chanyeol untuk memeluknya.
"Maafin Daddy ya sayang,"
Ia mengangguk dan memeluk pinggang Chanyeol.
"Mom ambil cake buatmu dulu ya," Seulgi beranjak dari duduknya dan mengambil kue yang ditunjuk Changi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe | Chanyeol x Seulgi (Completed)
FanficKang Seulgi, seseorang yang harus terjebak pada keadaan dimana dia menjadi sosok Ibu bagi keponakannya. Semua ini dia lakukan demi menjaga kepercayaan dari kakaknya yang kini sudah berada di pangkuan Tuhan. Keadaan ini membawa Seulgi terjebak pula p...