Part 32

4.1K 287 25
                                    

"Mommy, Aku berangkat ya!" Seru Changi  dan menghampiri Seulgi yang saat ini sedang membuat sarapan.

"Loh, gak sarapan dulu kak?"

"Julian sudah menunggu didepan Mom,"

Seulgi mematikan kompor dan mengantarkan Changi sampai ke pagar, untuk bertemu dengan teman lelaki anaknya tentu saja.

"Boy, hati-hati ya. Anak Mom tidak boleh lecet!" Titah Seulgi pada anak tertua Jongin dan Krystal yang saat ini debut sebagai artis, Kim Jungsoo atau Julian.

Changi tersenyum haru yang dibuat-buat,"Mommy!"

"Good morning, Mommy mertua! Tenang saja, anak gadismu tidak akan terluka sedikit pun,"

Seulgi terkekeh kecil dan mengangguk, setelahnya mereka berdua berangkat menggunakan motor vespa matic milik Julian.

Ia masuk dan kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk Chanyeol dan Yeonggi yang belum bangun. Weekend seperti ini biasanya tidak akan mau mereka bangun pagi, katanya balas dendam karena tidak bisa bangun siang selain hari minggu dan hari libur.

Pukul 8, Seulgi sudah selesai membereskan rumah. Dia mendudukkan bokongnya dan tersenyum merasakan ketenangan dalam diri, sudah sejak lama dia merasa sangat tenang karena tidak ada lagi kebohongan yang disembunyikan.

Sudah 10 tahun berlalu. Kini Changi tumbuh menjadi anak yang dewasa, apalagi setelah diberi tahu tentang Ibu kandungnya. Ia menjadi lebih pengertian, terutama pada Seulgi.

Flashback

Dua hari setelah melahirkan Yeonggi adalah hari memperingati kematian Hyegi. Saat itu semua berkumpul untuk mendiskusikan soal waktu yang tepat untuk memberi tahu kebenaran ini pada Changi.

Semua sepakat akan mengatakan kebenaran itu saat itu juga, terkecuali Seulgi. Dia takut perasaan Changi akan terluka. Ia takut gadisnya akan kembali merasakan trauma, ia takut gadisnya akan berpikir bahwa selama ini ia dibohongi oleh mereka semua. Ia takut, gadisnya tidak akan mempercayakan keluarganya, terlebih Seulgi.

Tapi, Chanyeol meyakinkan Seulgi bahwa lebih baik memeberi tahu saat itu juga. Chanyeol berpikir, jika semakin Changi dewasa maka akan semakin merumitkan keadaan. Dimana jika mereka memberi tahu saat Changi remaja, saat Changi sedang dalam masa mencari jati diri. Bukankah akan lebih rumit?

Seulgi menuruti ucapan Chanyeol, walau hatinya tidak tenang. Banyak ketakutan yang ia miliki tentang Changi. Ia hanya berpikir bahwa Changi masih terlalu kecil.

Chanyeol selalu berada di sisi Seulgi, menguatkan istrinya.

Dengan menggunakan mobil, mereka semua berangkat menuju pemakaman. Saat sampai, Seulgi segera dipindahkan ke kursi roda dengan Yeonggi di gendongannya. Tidak mungkin anak mereka ditinggal, apalagi dititipkan.

"Eon-Eonni, kami datang," ujar Seulgi ketika melihat foto Hyegi dihadapannya.

Mereka melakukan ritual berdoa terlebih dahulu. Changi masih diam, dan terpaku di samping kursi roda Seulgi.

"Mom," cicitnya pelan. Ia tidak mengenal foto perempuan yang ada di nisan tersebut, namun hatinya merasa sakit seolah mereka punya ikatah.

"Ya sayang?"

"Dia siapa?" Tanya Changi.

Chanyeol berjongkok dibelakang tubuh Changi, dan memeluknya dari belakang.
"Sayang, dengerin Daddy ya? Jangan potong ucapan Daddy sebelum Dad selesai berbicara, mengerti?"

Anak itu mengangguk dan Chanyeol mulai mejelaskan yang sebenarnya pada anak itu.

"Tapi kenapa Mommy Seulgi yang menjadi Mommy Changi? Apa dokter tidak bisa menolong Mommy Hyegi agar terus bisa bersama kita, Dad? Kenapa kalian berbohong sama Changi? Mommy juga,,bukankah Mom bilang kalau berbohong itu perbuatan dosa. Tapi kenapa,,kenapa kalian bohong,"

Universe | Chanyeol x Seulgi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang