Part 10

4.9K 417 20
                                    

Tangisan memenuhi ruangan Chanyeol yang untung saja kedap suara. Laki-laki itu masih berusaha membujuk Changi agar terdiam. Dia tidak tau apa yang harus dilakukan. Biasanya saat Changi sedang menangis seperti ini maka hanya Seulgi lah yang bisa menenangkannya.

"Changi gak akan nakal lagi Dad, biar Mommy gak pergi. Changi bakal turutin ucapan Mommy," ujarnya dengan isakan yang amat menyakitkan bagi Chanyeol.

"Mommy akan pulang sayang, Mom Seul 'kan sayang banget sama Changi. Dia gak akan ninggalin Changi,"

"Tapi sekarang Mommy ninggalin Changi Daddy! Apa salah Changi? Hiks..Mommy..Mommy,"

Rose yang sedari tadi hanya memperhatikan kini ia ikut turun tangan, walaupun ia jengah dengan berisiknya tangisan anak itu namun ia harus jaga sikap. Ia tak ingin dipandang buruk oleh Chanyeol.

"Sayang,," ujarnya mencoba mengelus kepala Changi.

"Tante jangan deketin Changi! Daddy, Changi hanya mau Mommy bukan Tante Rose. Mommy Seulgi dimana Daddy?! Kasih tau Changi, Kenapa Mommy ninggalin Changi? padahal semalam Mom bilang kalau dia sayang sama Changi. CHANGI MAU SAMA MOMMY!"

Chanyeol menatap putrinya dengan frustasi. Anaknya masih terisak hebat di pelukannya. Dia terus mengucapkan nama Seulgi.

"Wie kann ich ohne Mama, Papa leben?" Ujarnya yang kini menggunakan salah satu bahasa yang diajarkan Seulgi. Anak ini sudah menguasai 4 bahasa di umur ke-4. Mulai dari Jerman, Korea, Inggris dan France. (Trans: bagaimana aku bisa hidup tanpa Mom, Daddy?)

Oke lupakan.

"Baby, du hast mich!  Ich bin immer in deiner Nähe.  Sag bitte nicht so, Daddy mag es nicht.  Du hast mich, bitte weine nicht, du hast mich,"
(Trans: sayang, kamu punya aku. Aku akan selalu berada didekatmu. Jangan bilang begitu, Daddy tak suka. Kau punya aku, tolong jangan menangis, kamu memiliki aku)

Balas Chanyeol yang juga menggunakan bahasa yang sama. Fyi, Seulgi dulu pernah kuliah di Jerman, dan 6 bulan tinggal di prancis sehingga bahasa tersebut dikuasai oleh Seulgi. Sedangkan Chanyeol hanya bisa bahasa Jerman, korea juga inggris saja. Ia belajar bahasa Jerman karena kebanyakan investornya berasal dari Jerman.

"I want Mommy! I want Mommy!"

Changi memberontak berusaha melepaskan pelukan Chanyeol, yang dia inginkan saat ini adalah Mommy-nya.

"Rose tolong telpon Ibu ku," Chanyeol mengambil handphone-nya dan menyerahkan pada Rose.

Perempuan itu memilih menurut, ia sedikit terbawa perasaan melihat bocah itu menangis dengan keras. Ingat, hanya sedikit.

"Yeobeoseyo?*" ujar suara disebrang sana. Rose sengaja meloudspeaker panggilan ini.

"Tante, maaf mengganggu, in-

"Eomma, bisa kau ke kantor ku sekarang? Changi butuh kau saat ini," teriak Chanyeol memotong ucapan Rose yang terlalu basa-basi.

"Changi gak mau sama Eomeoni, Daddy. Changi mau Mommy!"

"Iya sayang, nanti Mommy kesini bareng Mommy ya,"

Ny.Park yang mendengar lewat telpon hanya bisa bernapas lelah. Kebohongan apa lagi yang anaknya itu lakukan, ia akan menyakiti Changi lebih dalam jika mengatakan hal itu. Dia pun segera mematikan sambungan dan bergegas ke kantor anak bungsu nya.

Ny.Park sudah tau tentang kepergian sementara Seulgi. Adik mendiang menantunya itu datang kemarin lusa untuk bertemu dengannya dan menjelaskan tentang kepergiannya. Ia tak bisa menahan Seulgi tentu saja, karena memang sulit jika berada di posisi Seulgi. Dan Ny.Park menyalahkan Chanyeol tentang hal ini, dia terlalu sibuk pada pekerjaan dan berakhir mengabaikan Changi. Dia pikir dengan materi semua akan terasa bahagia, jelas tidak. Yang seorang anak butuhkan adalah kasih sayang sepenuhnya dari orang tua. Dan Chanyeol salah memilih langkah.

Bukan tidak suka jika sang cucu lebih dekat ke ibu angkatnya, tapi jikalau saja Chanyeol yang mengurus bahkan menuangkan kasih sayangnya 24/7 hal ini tidak akan terjadi, hal dimana Changi lebih merasa membutuhkan Seulgi, bukan Chanyeol yang notabenya ayah kandung.

Ny.Park sampai di lobby, dia langsung masuk melalui lift khusus petinggi. Dia segera membuka pintu ruangan Chanyeol dan mengambil alih Changi untuk ia peluk.

"Eomeoni, dimana Mommy? Daddy bilang dia bersama Eomeoni," Changi mendongak menatap Ny.Park dengan air mata yang menggenang.

"Sayang, dengerin Eomeoni ya. Kalau Changi punya 5 cafe, terus Changi juga harus ngerawat tanaman Changi agar tetap tumbuh setiap hari cape gak?"

Anak itu masih diam sambil terus menatap Ny.Park

"Mommy seperti itu sayang. Dia harus memantau cafe dari tempat yang satu ke yang lain, merawat Changi juga, lalu besok nya seperti itu lagi dan terus berulang. Mommy butuh liburan sayang, yaitu dengan menyendiri dan tidak mau diganggu oleh siapapun, kalau Mommy tidak liburan nanti Mommy akan stress dan sakit, Changi mau memang?" Ny.Park mencoba menjelaskan dengan mudah agar Changi paham apa yang dia bicarakan.

"Tapi, Mom kenapa gak bilang sama Changi. Mommy juga baik-baik aja, gak pernah bilang sakit ke Changi. Mommy selalu bilang bahagia kalau di dekat Changi, tapi sekarang Mommy malah ninggalin Changi, Eomeoni," lagi Changi kembali meneteskan air mata.

Ny.Park menahan air matanya untuk keluar. Ucapan polos anak ini membuat hatinya teriris, perempuan mana yang tak akan sedih mendengar penuturan anak yang baru berumur 4 tahun.

"Itu karena Mommy gak mau buat Changi sedih. Dia berusaha membuat Changi bahagia kalau didekatnya. Maka dari itu, Eomeoni pesan kalau nanti Mommy pulang Changi harus selalu berterima kasih sama Mommy. Dia malaikat tanpa sayap, jangan buat Mommy sedih atau sayap itu akan patah,"

"Sudah ya sayang. Biar Mommy menikmati liburannya, kan ada Eomeoni disini. Semua sayang Changi, jadi jangan sedih lagi ya,"

"Eomeoni tidak akan meninggalkan Changi kan?"

Ny.Park mengeratkan pelukannya dan berujar, "Eomeoni, Abeoji, Daddy, Halmeoni, Harabroji dan Seunggi Oppa tidak akan meninggalkan Changi. Mommy juga akan kembali sayang, secepatnya,"

Rose yang merasa tidak dianggap memilih mengundurkan diri. Dia mendekat kearah calon mertuanya, dan mengelus punggung tangannya memberi kekuatan.

"Tante yang kuat ya, Mommy Changi pasti kembali. Aku izin pamit ya," dia mundur beberapa langkah dan memberi salam dengan membungkukan badannya.

Ny.Park mengangguk sambil tersenyum. "Chan, antar Rose!"

"Daddy jangan pergi!" Pekik Changi menarik tangan Chanyeol yang akan segera bangun.

Rose menahan kesal setengah mati. Ia rasa ini awal dari keresean anak pacarnya itu.

"Gak apa-apa tan. Aku pulang naik taksi aja,"

Chanyeol dan Ny.Park mengangguk bersamaan.

"Telpon aku kalau sudah sampai ya," titah Chanyeol.

Rose tersenyum dan beranjak, dia menghela napasnya lelah. 'Mari kita sudahi drama ini', gumamnya.

***

Aaaa, nangis sekebon:") changi,,,,sayangnya aku😭maafin aku ya, karena sepatutnya hidup adalah ujian uhuks.

Gakgak bercanda😂

Vote dan komen nya mana? Part ini gimana menurut kalian?

Dah ah, see you.

Tbc.

Universe | Chanyeol x Seulgi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang