2.6 ; Putus

3.8K 411 6
                                    

Pagi ini Yara terbangun dengan perasaan yang tidak biasa. Bayangannya tentang apa yang terjadi kemarin terlintas di pikirannya.

"Ngapain lo senyum pagi-pagi?!" Seruan dari pintu kamarnya membuat Yara menoleh.

"Apasih, Kak. Ganggu orang pagi-pagi."
Yuta hanya memalingkan wajahnya dengan wajah kesal.

"Lagian, kemaren Kakak ngapain mukul Doyoung? Ada masalah apa, sih?"

Yuta kembali menatap ke arah adiknya, "kemaren, Doyoung lu terima?"

Yara mengernyit, "kok ngalihin pembicaraan, sih?"

"Gue nanya anying, kemaren lo terima ato enggak?!" Balas Yuta dengan emosi.

"Kok lu yang emosi sih, Kak?! Lo suka sama Doyoung?!"

"Jawab dulu, anying!"

Yara tersentak, "h-ha? Lo beneran suka sama Doyoung?!" Tanyanya dengan wajah tak percaya.

Yuta mengangkat tangannya yang terkepal, bagai ingin memukul, "ya kaga lah! Yakali gua maho."

"Oh, kirain."









Yuta berdecak, "putusin!" Ucapnya dengan suara lirih namun masih dapat didengar.

"Hah?!"

"Putusin Doyoung!" Seru Yuta dengan lebih keras.

"Mana bisa?!"

"Ya bisa lah. Tinggal lo bilang, kita putus, udah kan?!"

"Yakali! 24 jam aja belom, masa mau putus. Lagian kenapa sih, Kak?!"

"Ya pokoknya putusin!"

"Ya nggak bisa gitu lah! Emang Kak Yuta siapa nyuruh-nyuruh mutusin?!"

Yuta berdecak, kehabisan kata-kata.

Padahal dia bisa saja bilang, "gua kan kakak lo," sayangnya rasa gengsi terhadap adiknya sendiri ini mengalahkannya.















Drrrttt.. drrttt..


Ponsel Yara yang berdering mengalihkan pandangan Yara dari kakaknya. Begitu pula dengan Yuta.

Yara meraih ponselnya dan melihat nama Doyoung tertera di layarnya.

Baru saja Yara akan menggeser bola hijau di sana, namun ponselnya langsung direbut. Siapa lagi pelakunya jika bukan Yuta.

"Eh?! Loh, Kak?!"

Yara pikir, Yuta akan me-reject panggilan dari Doyoung. Namun dugaan Yara salah. Yuta menggeser bola hijau–menerima panggilan dari doyoung, lalu meletakkan ponselnya di telinga. Sementara Yara hanya mengernyit menatap kakaknya.

"Halo?"







"Halo sayang?" Balas Yuta yang membuat lawan bicaranya memaki kaget. Sementara Yara di samping Yuta hanya bisa tergelak.





—·—







"Hai," sapa Doyoung ketika wajah Yara muncul di jendela mobilnya.

"H-hai—" sapa balik Yara dengan agak ragu.

Ini pertama kalinya Doyoung menyapa dengan sapaan seperti ini. Biasanya Doyoung langsung menanyakan sebuah topik ketika mereka bertemu.

"Masuk aja," kata Doyoung. Yara pun masuk ke dalam mobil Doyoung tanpa berkata apa-apa.

Pada umumnya, seorang pasangan—terlebih di awal jadian— akan membukakan pintu mobil untuk membuat pasangannya terkesan. Nyatanya tidak dilakukan oleh Doyoung. Lagipula, Yara tak mempermasalahkan soal itu. Hal itu bagai basa-basi tak penting baginya.

'drukkie' doyoung, nct✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang