Jauh sebelum Doyoung melakukan pendekatan dengan Yara, Yara sudah menyukai Doyoung. Yara sendiri tak tahu tepatnya sejak kapan, namun ia memang memberi perhatian lebih pada sosok jangkung tersebut.
Yang membuatnya tertarik bukanlah wajah Doyoung yang bisa dibilang tampan. Kalau soal tampan mah jelas Yara memilih Taeyong di urutan pertama.
Yara menyukai sifat Doyoung yang sok dingin tapi perhatian. Beberapa kali Yara melihat Doyoung membantu orang-orang di sekitarnya. Beberapa kali Yara melihat Doyoung menyisihkan uangnya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Ditambah lagi Doyoung yang bersikap manis dan dewasa ketika bermain dengan anak-anak jalanan yang ditemuinya.
Beberapa kali pula Doyoung membantu Yara, namun Yara yakin pasti Doyoung tak mengingatnya.
Ah, juga perilakunya yang jail dan menyenangkan ketika bersama teman-temannya.
Banyak hal tentang Doyoung membuatnya kagum. Namun ia tak pernah berharap lebih, apalagi ia tau Doyoung saat itu sudah memiliki pacar.
Dan ketika Doyoung sedang berusaha mendekat pada Yara, Yara sendiri tak pernah menyadarinya. Hingga di suatu waktu.
Ketika ibunya mengadakan arisan di rumahnya.
"Yar!" Panggil Ten ketika acara selesai saat itu.
"Masi siang, kan, nih. Mau jalan, nggak?" Tawar Ten ketika itu. Nada bicaranya terdengar biasa saja, namun sorot matanya berbeda.
Yang Yara tau, Ten akan mengajaknya 'jalan' hanya ketika Ten memiliki sesuatu untuk dibicarakan.
Yara dan Ten sudah dekat cukup lama. Mereka pun berbagi beberapa rahasia mereka. Mereka juga sering bertukar informasi.
Biasanya Ten akan mengajak Yara jalan ketika ia mendapatkan suatu informasi yang menurutnya penting, walau terkadang bagi Yara informasi tersebut tidaklah penting.
"Ke?"
"Anterin gue nyari perlengkapan hewan peliharaan."
—·—
Usai membeli beberapa makanan untuk hewan peliharaan Ten, mereka pun memutuskan untuk makan malam bersama.Anehnya, Ten tidak membicarakan soal hal penting apa pun sedari tadi. Yara jadi tak yakin maksud Ten mengajaknya untuk jalan.
Bahkan Yara sempat berpikir bahwa Ten menggunakan akal-akalannya soal jalan agar Yara mau mengantarkan Ten membeli perlengkapan hewan peliharaan.
Ketika pergi membeli perlengkapan hewan peliharaan seperti makanan hewan dan lainnya untuk peliharaannya, Ten biaaanya mengajak Yara. Karena Ten akan sangat boros jika pergi sendiri. Sayangnya Yara lebih sering menolak karena malas.
Di perjalanan pulang, hujan turun dengan derasnya. Mungkin tak masalah karena mereka mengendarai mobil. Namun di tengah jalan, mobil Ten tiba-tiba berhenti tanpa komando.
Ten menerobos hujan untuk melihat mesin mobilnya dan ya, mobil Ten mogok.
"Ah tai," seru Ten, kesal, "gimana ini kita baliknya?"
"Kaga tau lah, anying. Lo yang ngajak pergi, lo yang tanggung jawab loh, ya!"
"Ckck," Ten berpikir sejenak dengan otaknya yang kecil itu, "gue pesenin grab ya buat lo."
"Lah, terus lo baliknya gimana?"
"Halah, gampang. Yang penting lo pulang dulu, dah."
"Lah, terus, lo mau diem disini, gitu?"
"Alah, tinggal panggil orang rumah gue mah," kata Ten, "tapi kita ngobrol dulu, ada yang kayaknya perlu lo tau."
Nah, akhirnya. Yang ditunggu-tunggu oleh Yara pun datang. Ternyata Ten tidak benar-benar menipu Yara.
"Wah, penting nggak nih?"
"Bisa jadi iya, bisa jadi enggak. Sesuai lo-nya," jelas Ten. Yara hanya mengangguk.
Ten mengambil napas sebelum mulai berbicara, "lo tau—?"
"Kaga lah, kan lo belum ngomong."
"JANGAN DIPOTONG ANJAY!"
"Iya maap. Jangan ngegas dong. Tadi kita makan malem pake nasi goreng ya, bukan elpiji."
"Oke, lo tau? Si Doyoung tuh kayaknya lagi deketin cewe."
"Oh, iya katanya Kak Yuta sih gitu. Kenapa emang? Lo tau siapa cewenya?"
"Nah itu. Masalahnya, dari yang gue perhatiin, Doyoung nggak deketin cewe sama sekali—" jelas Ten yang membuat Yara mengernyit, "—kecuali lo."
"HAH?!"
"Santai dong, katanya tadi makan nasgor bukan elpiji."
"Eh, lah terus, masa sama gue gitu?!" Yara membelalak tak percaya.
"Maybe. But—"
"Tapi apa?"
"Doyoung itu belum move on dari mantannya, Sejeong."
"Hah?"
"Dan lo tau, tadi, Doyoung dateng ke rumah lo telat, kan?" Yara mengangguk, "dia habis ketemu sama Sejeong. Nggak tau ngapain."
Awalnya Yara merasa senang karena kemungkinan Doyoung sedang mendekatinya. Namun kenyataan lain yang dikatakan oleh Ten membuatnya sedikit bingung dan kesal.
Apa maksudnya?
Karena itulah ketika kembali ke rumah, Yara bingung harus bersikap bagaimana pada Doyoung.
"Nanti selesai jam berapa?" Tanya Doyoung, "biar aku jemput."
"Hm," Yara berpikir sejenak, mengingat-ingat kelas terakhirnya.
"Selesai kelas sekitar jam setengah li—eh tapi aku mau ke perpus sama, Ten. Ngerjain tugas," jawab Yara.
"Ten?" Ulang Doyoung.
"Iya. Gak tau selesainya jam berapa. Aku pulang sendiri aja."
"Aku tunggu aja. Telpon kalau udah selesai. Nanti aku ada siaran juga."
"Siaran? Oh."
Yara baru ingat, Doyoung berpartisipasi dalam radio kampus. Selain itu, Doyoung juga mengikuti beberapa organisasi. Tak seperti Yuta si mahasiswa kupu-kupu. Kuliah pulang kuliah pulang. Tak berguna bagi bangsa.
"Oh, sore?" Tanya Yara.
"Iya, selesainya sekitaran jam 6."
"Oke. Nanti balapan, siapa yang selesai duluan."
Doyoung tertawa lalu mengangguk.
Hm🤗Sebelumnya aku bener² bingung gimana caranya ngetik chapt ini dengan apik. Dan setelah aku ketik, hasilnya juga ga sesuai ekspetasi astaga:(
Tapi ya mau gimana lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
'drukkie' doyoung, nct✔️
Fiksi Penggemar[Doyoung x OC] Drukkie in Afrikans mean Hug. "Jadi lu mau deketin orang cuma buat bikin Sejeong cemburu, terus balikan?" -Yuta "Kalo keluar dari mulut lo, kok jadi kedengeran jahat, ya?" -Dy . . . Note: cerita ini BUKAN tentang Doyoung dan Sejeong y...