e.x.t.r.a.1

3.8K 156 0
                                    

Akhirnya Nathan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke akademi militer. Walaupun berat hati untuk meninggalkan bundanya, Nathan akhirnya memilih untuk melanjutkan ke akademi militer.

Tak berbeda dengan Nathan, Raya juga dengan berat hati melepaskan putra semata wayangnya untuk pergi menggapai mimpinya.

"Nathan udah dewasa. Kamu gak perlu khawatir. Kegiatan dia disana juga sangat diawasi. Kita cukup selalu support dan mendoakan dia, oke?" Begitulah kira kira kalimat dari Andra yang cukup membuat Raya tenang melepas kepergian Nathan.

Selama pendidikan, jika ada waktu cuti selalu Nathan sempatkan untuk pulang ke kediaman Raya dan Andra. Seperti halnya bulan ini.

"Assalamualaikum, ayah bunda. Nathan pulang."

"Waalaikumsalam, Than." Sahut Raya lalu segera memeluk Nathan.

"Bunda apa kabar?"

"Baik. Kamu gimana? Lancar kan?"

"Lancar bun. Ayah mana?"

"Ada di dalam lagi kasih makan ikan ikan kamu di kolam."

"Haha ayah sayang banget sama ikan ikan aku." Lalu mereka pun masuk ke dalam rumah dan menghampiri Andra yang tengah memberi makan ikan di kolam. Ikan ikan itu adalah peliharaan Nathan sejak masuk SMA, karena sudah 3 tahun ini Nathan pendidikan akmil jadi tugas memberi makan diambil alih oleh Andra.

"Kok aku tinggalin malah makin gede ya." Ucap Nathan disebelah Andra lalu melempari makanan ikan.

"Iyalah, ayah kasih makan terus. Sekalian sebagai pengingat." Ujar Andra belum menyadari jika ada Nathan.

"Makasih ya, Yah."

"Lohh, Nathan! Kapan sampe?" Heboh Andra lalu memeluk Nathan.

"Baru kok yah. Ayah apa kabar?"

"Baik. Makin bagus aja badanmu."

"Iya dong. Masa 3 tahun disana gitu gitu aja."

"Ayah, Nathan ayo makan siang dulu." Titah Raya dan Andra bersama Nathan pun segera menghampiri.

"Bun, Nesya masih suka ke rumah?" Tanya Nathan disela makannya.

"Masih kok. Kadang bawain bunda makanan. Dia buka resto loh, emang kamu gatau?" Semenjak Nathan berangkat pendidikan Nesya rutin berkunjung ke rumahnya untuk menengok Rana dan Andra.

"Kalian saling kasih kabar kan?" Kini Andra yang bertanya. Nathan hanya bergeming.

"Than." Panggil Andra.

"Ha? Iya yah?" Ucapnya kelagapan.

"Udah dilanjut makannya. Kalo udah selesai dan ada yang mau diceritain, ke atas aja." Ucap Andra yang telah menyelesaikan makannya lalu menuju lantai 2 rumahnya.

"Yah." Panggil Nathan yang telah menemukan ayahnya yang sedang bersantai di balkon.

"Mau ngomongin sesuatu?"

"Nesya itu"

"Dia anak temen ayah, temen kamu dari kecil kalo kalo kamu lupa. Ayah tau, dia selalu ngunjungin kamu kan disana?" Ucap Andra diangguki oleh Nathan.

"Than, kamu memang pernah melupakan banyak hal karena telah membantu dia. Tapi jangan jadikan itu alasan kamu menjauhi dia. Kejadian itu gak membuat kamu melupakan orang tua kamu kan?" Lagi lagi Nathan mengangguk.

"Itu bagian terpentingnya, Than. Jangan buat Nesya dihantui rasa bersalah. Dia pasti sudah menjelaskan akar masalahnya, dan ayah harap kamu bisa bersikap dengan bijak atas hal itu." Jelas Andra.

"Aku gamau ngasih harapan kosong buat dia, yah. Jujur soal masalah itu udah aku lupain. Itu masa lalu. Tapi, dengan aku nerima perhatian dia secara gak langsung aku justru yang malah menyakiti dia lebih jauh."

"Kamu punya pasangan disana?"

"Taruni tingkat 2, namanya Alesha."

"Nesya tau?"

"Dia menutup matanya dari fakta yang ada. Dia terlalu membentengi dirinya dari sekitar dan terlalu fokus ke aku."

"Kalo urusan itu, ayah sudah gabisa berbuat banyak. Kamu yang tahu harus bersikap seperti apa."

Holla

Tengkyu readers yang sudah mau meluangkan waktunya membaca cerita ini kembali.

Kritik dan saran kutunggu yaa💚

AndrayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang