e.x.t.r.a.4

3.8K 153 7
                                    

Setelah sidang, kegiatan wisuda pun akhirnya dilaksanakan. Senang rasanya saat melihat kehadiran ayah dan bunda di wisuda gue.

"Selamat sayang." Ucap bunda setelah memberikan gue se bouquet bunga dan gue langsung memeluknya erat.

"Yah." Ucap gue lalu hormat pada ayah.

"Maaf gabisa seperti ayah." Ujar gue lalu memeluk ayah erat.

"Kamu tetap putra ayah yang terbaik."

"Nath." Panggil seseorang yang cukup gue kenali suaranya.

"Congrats, ya. Semoga lancar nanti praspa nya." Tambahnya.

"Iya, thanks. Dan thanks juga buat bunga yang lo kirim waktu itu." Ucap gue.

"Kamu suka?" Tanyanya penuh kehati-hatian.

"Bagus kok. Thanks."

"Iya sama sama." Jawabnya terpatri raut wajahnya lega setelah mendengar jawaban gue.

"Pulang dong ya Than setelah ini?" Tanya bunda yang padahal tau gue masih harus praspa, terus pendidikan lanjutan.

"Bunda pura pura nanya atau gimana hm?" Tanya ayah sambil merangkul bunda.

"Memastikan aja yah. Siapa tau berniat pulang anak ini."

"Aku bakalan pulang bun disaat nya tiba nanti."

Berhari-hari setelahnya keseluruhan dari angkatan gue berangkat ke Jakarta untuk melaksanakan Praspa. Setelah sebelumnya banyak rangkaian kegiatan yang kami lakukan sebagai tanda perpisahan dari kami bagi lembah tidar dan Magelang.

Praspa Day

Tampilan terbaik kami sepanjang hidup kami, semua yang terbaik dari kami akan kami berikan hari ini dan seterusnya. Pemasangan simbolis oleh presiden kepada rekan rekan dari matra darat, laut, udara dan kepolisian serta pengambilan sumpah menandakan kami telah resmi menjadi seorang perwira.

Ini bukanlah akhir, tapi awal dari segala perjalanan. Membuka lembaran baru, menorehkan cerita kami mengabdi pada negara.

 Membuka lembaran baru, menorehkan cerita kami mengabdi pada negara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat ya, sayang." Ucap bunda lalu memeluk gue erat setelah gue mencium punggung tangannya.

"Terima kasih bunda." Bisik gue.

"Ayah." Ucap gue lalu memberi hormat, mencium punggung tangannya lalu memeluknya seperti bunda.

"Kamu satu satunya kebanggaan ayah. Jaga baik baik almamater kamu dan kesatuan kamu nanti."

"Siap."

"Hai, Nath." Ucap Nesya yang kali harus gue akui terlihat sangat cantik dan manis mengenakan kebaya modern berwarna putih dan kain berwarna senada dengan seragam gue selututnya, jangan lupakan make up natural look nya.

"Hai, Nes."

"Selamat ya." Ucapnya sambil menyodorkan se bouquet bunga mawar pada gue.

"Foto dong, Than. Biar gak keliatan jomblo jomblo banget gitu." Ucap bunda mendorong Nesya ke arah gue, yang dengen reflek gue tahan badannya agar tidak terjatuh.

Cekrek

Nahkan, emang bunda tuh gitu banget sama gue kalo udah gue deket deket sama Nesya. Lupa kali ya dia kalo anaknya pernah amnesia gara gara nolongin ini cewe.

Kalo kalean bertanya kenapa ada Nesya? Kenapa Nesya dateng?

Jadi pada waktu itu,

"Kalo gitu ayah, bunda sama Nesya pamit ya, Than." Pamit ayah setelah acara kami selesai. Tepatnya acara wisuda gue.

"Oke. Sampai jumpa di istana ayah." Ucap gue lalu memeluk ayah.

"Bunda engga?"

"Sini sama ayah aja." Goda ayah dihadiahi pelukan oleh bunda. Ahh orang tua ini.
"See you soon, bunda." Ucap gue memeluk bunda erat.

"Makasih udah dateng, Nes. Kalo lo free, dateng aja ke praspa gue."

Deg

Duhh si bego. Ngapain bilang gitu. Maapin Nathan ya Allah. Batin gue merutuki apa yang udah gue ucapin ke Nesya.

Sementara ia hanya mengangguk sambil tersenyum dan menjabat tangan gue.

"Jadi, dia yang bakal jadi pasangan lo di praspa nanti hm?" Tanya Tama menyenggol nyenggol lengan gue dengan lengannya.

"Mungkin."

"Yesh! Makan makan!" Pekik Bryan kegirangan.

"Dih Bry!"

"Gue ikut mendengar nih." Ujar Bryan.

"Gue juga!" Sahut Reza.

"Kan gue bilangnya mungkin."

"Yaudah kalo gajadi ke gue in aja. Lumayan praspa ada gandengan." Sahut Bryan.

"Kaga!" Sentak gue dan lagi lagi setelahnya gue merutuki apa yang gue ucapin.

"Mampus ke gap!" Ledek Reza.

"Yhaa!" Sahut Bryan.

"Jangan benci benci, ntar jadi," Ucap Tama.

"Cinta!" Teriak mereka bertiga. Emang dasar manusia.

Holla

Tengkyu readers yang sudah mau meluangkan waktunya membaca cerita ini kembali.

Kritik dan saran kutunggu yaa💚

AndrayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang