s.a.t.u

9.2K 303 7
                                    

Gue maba berasa mahasiswa abadi. Pergi pagi pulang malam, bikin ini bikin itu, tugas everywhere everytime.

Dan ini udah kesekian kalinya gue harus pulang larut malam karena tugas yang menumpuk. Gue baru balik dari rumah temen gue yang subhanallah kayak di pelosok jauhnya. Gaada kendaran umum dan sialnya, handphone gue udah gak bernyawa. Alhasil, gue harus berjalan dari rumahnya hingga ke jalan raya.

11.00 p.m.

Lah, anjir. Mana ada kendaraan jam segini. Ya Allah tolong hambamu yang satu ini. Satu-satunya menuju ke apart gue adalah, gue harus jalan kaki 1 km ke depan dan sendirian. Ah, gue mau mati aja.

"Duh neng cantik, sendirian aja."

"Mau kemana malem-malem. Sini sama abang."

Ya Allah. Tolong hambamu ini. Tenang, Ray. Jalan terus, gausah diperduliin.

"Neng sombong banget." What the, ngapain sih megang-megang. Fix, lari.

Greb

"Ngapain lari neng? Kita gak gigit." Bisiknya ditelinga gue, sumpah gue udah lemes jalan dan sekarang posisi gue didalam pelukan preman gak jelas.

"Duh, sorry gue mau balik." Gue berusaha melepaskan diri walaupun gua tahu akan berakhir percuma.

"Sama kita aja dulu main." Ujar salah satunya lagi dan mendekatkan wajahnya.

"Tolongg! Tolongg!" Pekik gue berusaha melepaskan diri.

"Gausah buang-buang tenaga. Disini sepi gak akan ada yang denger hahaha."

Mereka mulai menarik gue ke taman dan menjatuhkan tubuh gue ke tanah. Salah satu diantara mereka membungkam bibir gue dengan mulutnya. Oh, shit menjijikan.

"Hmmpphh hmmpphh." Gue terus berontak tapi percuma. Air mata mulai mengalir dari mata gue.

Author Pov's

Brughh

"Lo ngapain ikut campur?" Teriak preman yang tadi menciumi Raya.

"Lo kira aman disini? Lo salah." Ucap Andra yang kebetulan tengah patroli.

Bughh bughh bughh

Terjadi baku hantam diantara mereka. Hingga ada polisi lain dan berhasil menangkap mereka. Sementara Raya masih tergeletak mengenaskan.

"Kamu gak papa?" Tanya Andra lembut. Sementara Raya hanya diam dan terus menangis. Polisi itu lalu membawa Raya ala bridal style.

"Saya gak tau harus bawa kamu kemana. Jadi saya bawa kamu kesini aja. Kamu aman sama saya. Saya gak akan ngapain-ngapain. Hm, saya akan balik dulu ke kantor." Tukas Andra setelah membaringkan Raya dikasur hotel dekat tempat kejadian. Raya yang masih syok sedari tadi hanya diam.

Brughh brughh brughh

"Siapa sih." Gumam Andra lalu membukakan pintu.

"Kalian pasangan mesum ya?" Tuduh seorang pria paruh baya.

"Ha?" Kaget Andra.

"Pak, mas ini hanya menolong korban kekerasan." Ujar seorang pria baruh baya lainnya, tapi berseragam rapih.

"Kamu kan manajer hotel ini. Pasti nutup nutupin hal kayak gini." Ucap bapak-bapak yang lainnya.

"Pak, maaf. Tapi benar yang bapak tadi bilang. Saya hanya menolong mbak itu." Jelas Andra.

"Alah kamu ini. Seragam aja polisi, tapi kelakuan kayak gini." Sahut salah satu bapak yang tadi menggedor pintu.

"Sudahlah pak. Dinikahkan saja. Daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sekarang kita bawa mereka ke rumah pak RT."

"Ayo kamu ikut."

"Pak, gak bisa seperti ini." Ucap Andra.

"Sudah ikut saja kamu. Bu, itu dibawa perempuan yang didalam."

Lalu mereka pun menuju ke rumah pak RT.

Andra Pov's

Sekarang, gue udah menjadi seorang suami dari perempuan yang baru aja gua tau namanya waktu ijab qobul tadi.

Raya Tatiana Revsa

Ahh, bisa gila gue. Oke, dia cantik dan kelihatannya perfect. Tapi ini terjadi bukan murni karena perasaan. Ini karena kesalahan. Pernikahan bukan hal main-main. Dan gue nikah tanpa ada pihak keluarga. Ini apaan man?

"Hm, kamu tinggal sama siapa disini?" Tanya gue karena gue berada di apartnya Raya.

"Sendiri." Jawabnya memandang kosong ke depan. Keadaannya menyedihkan. Dia baru aja hampir terkena musibah. Eh, sekarang kena musibah beneran. Niat gue nolongin, tapi kenapa harus berakhir kayak gini.

"Orang tua kamu?"

"Di Jogja." Dia menghela napas panjang lalu bertanya ke gue.

"Kenapa bisa kayak gini?" Dia memandang gue penuh tanya.

"Hm, tadi saya berniat nolong kamu dari preman-preman itu. Tapi karena kamu keliatan syok banget, jadi saya bawa kamu ke"

"Hotel?" Tanyanya.

"Iya. Tapi saya gak niatan apa-apa. Saya cuma mau nolong kamu. Hingga tiba-tiba." Duh bingung gue merangkai katanya.

"Terus sekarang kita gimana? Orang tua saya sama orang tua kamu gak tau. Ini resmi atau engga saya gak ngerti. Gimana nasib saya? Dan gimana nasib kamu?" Disaat seperti ini dia masih mikirin gimana nasib gue.

"Hm, tadi itu udah sah secara agama. Dan menurut saya, pernikahan bukan mainan, right?"

"Iya."

"Saya akan temui orang tua kamu. Dan nanti saya beserta keluarga saya akan bertemu keluarga kamu. Kamu keberatan atau tidak?"

"Kamu udah tau nama saya kan?" Gue mengangguk sebagai jawaban.

"Saya maba di univ dekat sini. Ayah saya kerja di Angkatan Udara dan ibu saya satu divisi sama ayah saya. Saya punya kakak, namanya Rayi, dia pelatih di akademi angkatan udara. Ada yang mau kamu tanyain?" Jelas Raya. Sesungguhnya gue kaget. Ini gak akan semudah yang gue bayangkan.

"Hm, saya rasa sudah cukup penuturan kamu. Sekarang boleh saya?"

"Silahkan."

"Disini penempatan tugas saya. Saya baru praspa 5 bulan lalu. Ayah saya kerja di mabes TNI, ibu saya di polda Metro Jaya. Saya punya kakak perempuan, dia dokter tinggal di Bali karena suaminya kapolres di Bali. Ada yang mau kamu tanyain gak?"

"Kamu mau serius sama saya?" Tanya Raya memperjelas.

"Saya yakin sama pilihan saya. Dan pilihan saya kamu." Bisa gue lihat tersenyum tipis dan kemudian menarik selimutnya begitu juga dengan gue.

"Terima kasih, Andra." Bisiknya di telinga gue dan gue terseyum tipis.

Holaaa

Maafkan aku yang bikin cerita terus tapi jarang update.

Cerita ini terinspirasi dari salah satu karya dari author yang maap author aku lupa namamu. Itu keren banget pokoknya, kalian harus baca judulnya "police"

Hm, btw. Nama polisi nya sama. Andra. Karena 2 minggu lalu ku bertemu seorang polisi yang namanya Andra. Jadi feel nya dapet aja gitu.

Ini cuma khayalan saya aja. Jadi kalo ngawur harap maklum yaa gengs.

Kritik dan saran dan yang lainnya yaa ditunggu💙

AndrayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang