e.x.t.r.a.3

3.4K 160 5
                                    

"Alesha." Panggil Nathan begitu melihat seorang taruni yang sangat ia kenali tengah berpelukan dengan seorang taruna yang jika dilihat dari sevron nya, satu angkatan dengan Nathan.

"Bang Nathan." Ucapnya kikuk lalu melepaskan pelukannya pada si pria.

"Than."

"Tama." Kaget Nathan. Pria yang berpelukan dengan kekasihnya itu Tama Wira Sagara teman sekamar Nathan.

"Than, g..gue eng..ga ada apa apa sama Ale." Ucap Tama gugup.

"Ale banget ya, Tam. Udah cukup jelas."

"Bang, aku sama mas Wira gaada apa apa." Kini Alesha yang memberi penjelasan.

"Mas dan Wira. Terus gaada apa apa? Aku gak sebodoh itu, Sha. Kita selesai. Terima kasih untuk yang sudah kita lalui." Putus Nathan lalu meninggalkan mantan kekasihnya dan temannya itu.

"Than." Panggil Tama saat mereka berada di kamar.

"Hm."

"Gue."

"Yaudah gapapa. Mungkin gue sama dia udah ga cocok lagi. Dia merasa nyaman sama lo dan lo juga gitu yaudah." Potong Nathan yang tahu arah pembicaraan Tama.

"Sorry, Than."

"It's okay bro. Lo tetep sasuh terbaik gue."

"Dengan lo yang gini, gue makin nyesel. Sorry, Than." Ucap Tama lalu memeluk Nathan dan dibalas oleh Nathan.

"Udahlah santai aja. Mau ngingetin aja nih, minggu depan kita sidang."

"Oiya anjir. Ahh goblok, gue malah mikirin cewe." Keluh Tama lalu mereka pun tertawa bersama.

Seminggu kemudian

"Lu duluan kan?" Tanya Tama pada Nathan.

"Harusnya." Jawab Nathan santai sambil memegangi hasil skripsinya.

"Lah kok?"

"Gue jadi terakhir."

"Ini nih. Gue ga ngerti lagi anjir. Orang mah terakhir deg deg deg ya, ini malah santai gue pusing." Sahut Bryan yang merupakan rekan Nathan juga.

"Mau pertama atau terakhir kan tetep aja endingnya gue sidang."

"Gue sekarang. Doain ya." Ucap Bryan lalu setelah bersalaman ala mereka memasuki ruang sidang.

Setelah Bryan, Tama kemudian 5 orang rekan Nathan dan akhirnya Nathan, terakhir.

"Nah ini dia nih yang ditunggu tunggu."

"Semangat, Than."

"Jadi penutup yang berkesan ya." Begitulah kira kira ucapan dari rekan rekan Nathan.

Selama sidang, Nathan dapat melalui dengan amat baik. Bahkan dia mendapat predikat cumlaude.

"Wii congrats, Than."

"Membanggakan sekali sasuh ku ini."

"Congrats, Than."

"Gila penutup yang manis. Selamat, Than."

"Congrats, Than. Makan makan kan abis ini."

"Selamat kasuh. Semoga sukses."

"Selamat kasuh, lancar terus kedepannya."

"Selamat kasuh. Doakan kami yang masih berjuang disini." Begitulah kira kira ucapan dari rekan rekan dan junior Nathan yang hadir.

"Than. Titipan nih." Ucap Tama.

"Jir, diiket doangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jir, diiket doangan." Komen Reza.

"Komen ae. Iri kan lo ga dikasih gituan." Sahut Bryan.

"Yaudah sih. Dari siapa, Tam?"

"Ada surat nya. Nih baca." Ucap Tama memberikan surat yang sengaja diselipkan pada rangkaian bunga.

Teruntuk: Sermatutar Nathan Andara Reksa

Hai bang

Selamat atas sidang skripsinya. Abang dapat hasil yang memuaskan kan? Hasil perjuangan abang ga sia-sia. Sukses untuk perjalanan karir dan kehidupan abang ke depannya.

Maaf, aku mengingkari janji yang pernah aku buat. Menemani abang hingga nanti. Nyatanya, hingga abang sidang skripsi pun engga. Maafin aku yang bodoh meninggalkan abang.

Bang, tetap jalin hubungan baik sama mas Wira ya.

Dari aku adikmu yang memutuskan pergi
Kiran Alesha Navary

"Thanks ya buat pacar lo." Ucap Nathan sembari mengibaskan surat yang telah ia baca.

"Sorry dan selamat, Than." Ujar Tama lalu memeluk Nathan.

"Mellow banget lo berdua. Nih ada titipan juga." Ucap Bryan berhasil membuat Nathan menatapnya penuh tanda tanya.

"Gatau, dari pos tadi. Gue ketitipan doang. Jelas Bryan.

"Wagila! Full mawar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wagila! Full mawar. Modal banget nih orang." Komen Reza. Lagi.

"Siapa nih, Than. Orang tua lo? Apa adek lo?" Tanya Tama terkagum kagum dengan buket bunga yang diterima Nathan.

"Ada suratnya." Ucap Nathan mengambil surat yang terselip di kertas pembungkus bunganya.

Nath

Selamat atas sidang skripsinya. Aku ada disekitar mu tapi aku gak berani hadir. Aku memenuhi janjiku bahwa waktu itu adalah pertemuan terakhir kita.

Nath

Maaf jika aku banyak mengecewakanmu. Terima sedikit hadiah dariku ini. Dan permintaan maaf ku.

Nath

Semoga lancar karir mu kedepannya. Semangat praspa. You know? I still love you, Nath.

With love
~Nesya

Nathan menghembuskan napasnya kasar setelah selesai membaca surat itu. Ya, itu bunga dan surat dari Nesya.

Holla

Tengkyu readers yang sudah mau meluangkan waktunya membaca cerita ini kembali.

Kritik dan saran kutunggu yaa💚

AndrayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang