4. In A Relationship

4.2K 449 31
                                    

Dua bulan telah berlalu, hubungan Jioh dan Seungwoo mengalami kemajuan pesat. Dari saling chat, makan bareng saat ada kesempatan, dan antar jemput kalau Jioh tidak keberatan, semua itu membuat mereka semakin dekat

Yang masih menjadi perdebatan adalah, Seungwoo selalu memaksa untuk membayar apa yang dibeli atau diinginkan oleh Jioh.

Seperti saat ini, mereka masih berdebat saat keduanya tidak sengaja bertemu di counter MAC. Jioh sedang menemani Mijoo yang ingin membeli baju di Mall, kebetulan lipstik yang dimiliki Jioh hampir habis.

Sebenarnya Jioh bukan penggemar merk Hi End, tapi karena kebetulan sedang di Mall elit dan malas untuk mencari opsi yang lebih murah, mampirlah dia ke counter tersebut.

"Satu aja,Mbak? Kita lagi ada promo loh, beli dua diskon 30%." tawar SPG counter.

"Iya satu aja. Di rumah masih ada, ini buat cadangan aja."

"Ooh gitu. Langsung ke kasir aja ya Mbak, ini keranjangnya."

SPG itu menyerahkan keranjang pada Jioh namun belum sempat Jioh menyambutnya, ada tangan yang lebih dulu mengambil keranjang itu.

"Mbak, yang promonya dimasukin keranjang sekalian ya."

"Seungwoo?" Jioh awalnya tak percaya dengan apa yang dilihatnya,  tapi setelah melihat senyum khas pria itu, ia yakin tidak salah orang.

"Hai." sapa Seungwoo sambil menerima tambahan lipstik dari SPG di keranjang. "Sama siapa ke sini?"

"Sama Mijoo." jawab Jioh dengan alis berkerut, "aku ga mau ya dibayarin, aku mau bayar sendiri."

"Kamu kan udah janji kalau jalan sama aku, semua aku yang bayar."

"Tapi aku kan jalannya sama Mijoo. Kebetulan ketemu bukan berarti jalan bareng dong?" Jioh rada ngegas dan mulai berjalan agak cepat, menjauh dari counter. Seungwoo mengikutinya  di sisi kanan.

"Ini kita jalan bareng loh, udah lima langkah."

Jioh menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Seungwoo. Air mukanya tampak sedang menahan marah.

"Han Seungwoo, ga lucu."

Seungwoo terdiam. Gadis di depannya tidak tampak ramah sekarang. Sorot matanya dingin dan tajam.

"Apa kamu harus semarah itu?"

Jioh menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya perlahan. Air mukanya sedikir berubah, tidak setajam di awal.

"Prinsip yang kamu pegang itu bagus, aku menghargai itu dan aku terkesan.
Tapi kamu juga harus pikirin harga diri aku. Aku punya pekerjaan yang menggajiku lebih dari cukup setiap bulannya hingga aku bisa membeli kebutuhan pribadiku dengan uangku sendiri."

Seungwoo masih diam. Ia menunggu kalimat selanjutnya.

"Aku bukan orang yang suka memanfaatkan kebaikan orang lain dengan semena-mena. Lagipula aku belum jadi siapa-siapa buat kamu."

Kalimat terakhir membuat Seungwoo tertegun selama beberapa saat. Tidak lama kemudian, Seungwoo menyerahkan keranjang belanja pada Jioh langsung ke tangannya.

"Maaf," ucap Seungwoo lirih, "kamu bener, harusnya aku juga mikirin harga diri kamu."

Melihat ekspresi Seungwoo yang terlihat menyesal, Jioh jadi merasa tidak enak hati. Ia tahu kalau pemuda itu tidak bermaksud membuatnya tersinggung apalagi marah. Jioh hanya tidak terbiasa dimanjakan dengan materi.

Terlebih lagi Seungwoo memang bukan siapa-siapanya Jioh.

Ralat, belum menjadi siapa-siapanya Jioh.

Our Last | Han Seungwoo 🔞✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang