9. Blackout

4.1K 355 7
                                    

Konflik dimulai dari bab ini.

#########

Jioh menghentikan langkahnya tepat beberapa meter sebelum sampai di apartemen Seungwoo. Jantungnya terasa tidak karuan, dadanya mendadak sesak saat digunakan untuk bernafas. Ia belum pernah mengunjungi tempat tinggal sang pacar sebelumnya karena Seungwoo hanya tinggal sendiri, tapi bukan itu alasan kegugupan tak berujungnya.

Hari ini Jioh akan bertemu dengan kedua orang tua Seungwoo.

"Sayang, mau sampai kapan di situ?" Seungwoo menghampiri Jioh yang masih berdiri mematung, "kan aku udah bilang, mama ngga pernah nunjukin tanda kalau beliau ngga suka sama kamu."

Rasanya sudah seratus kali Seungwoo mengatakan demikian, tapi tidak mempan untuk Jioh. Ada sesuatu yang bergemuruh di dadanya dan ia tidak pernah merasakan hal itu sebelumnya.

"Atau ketemunya nanti aja? Ngga usah sekarang?"

"Eh--Ngga, bukan gitu." Jioh menggeleng, "sekarang aja. Aku udah siap kok."

Bohong.

Jioh tetap kesulitan menarik nafas, meskipun ia tutupi dari Seungwoo. Seungwoo menekan kode pintu masuk apartemennya dengan menggandeng tangan Jioh di tangan satunya.

"Mama, Seungwoo datang." ucap Seungwoo saat memasuki apartemennya.

"Iya, Nak. Mama di ruang makan!" Mama Seungwoo bicara agak nyaring. Seungwoo pun memberi kode pada Jioh untuk mengikutinya ke ruang makan.

Untuk sejenak ia menikmati interior apartemen Seungwoo yang tidak bisa dibilang sederhana. Apartemen itu memang sangat besar kalau ditinggali seorang diri. Semua perabotannya adalah keluaran terbaru yang modern dan canggih. Ruangan itu pun didominasi warna putih dan abu-abu, warna favorit Seungwoo.

Melewati ruang tamu, kemudian ruang TV, dan sampai ke ruang makan. Ada sepasang suami istri yang sedang duduk di meja makan menanti kedatangan anak kesayangan mereka.

"Ma, Pa, kenalin ini pacar aku."

Mama dan Papa Seungwoo pun berdiri menyambut kedatangan Jioh. Mereka tersenyum sangat ramah, sangat mirip dengan Seungwoo. Terutama ayahnya yang memiliki senyum menawan meskipun usianya tidak lagi muda.

Jioh membungkuk hormat.

"Selamat siang. Nama saya Kim Jioh."

Raut wajah Mama Seungwoo sedikit berubah, tapi beliau buru-buru mengontrolnya karena Seungwoo sedang memerhatikan reaksi kedua orang tuanya. Anaknya punya mata setajam elang.

"Kami orang tua Seungwoo, salam kenal." ucap Mama Seungwoo.

"Jadi gadis ini, yang bikin anak Papa minta cepat-cepat --"

"Papa, nanti aja becandanya." potong Seungwoo dengan cengiran lebar. Papanya melirik anaknya dengan tatapan usil.

"Ya udah deh kalo gitu, kita ngobrol sambil makan siang aja. Silakan duduk, Nak."

Papa Seungwoo menyilakan Jioh untuk duduk. Seungwoo membuka kursi meja makan untuk Jioh duduk. Jioh dan Seungwoo duduk sebelahan, sementara orang tua Seungwoo duduk di seberangnya.

"Makanannya masih panas, gimana kalau ngobrol-ngobrol dulu?"tawar Mama Seungwoo yang langsung diiyakan oleh semuanya.

"Jioh punya saudara?" tanya Papa Seungwoo.

"Punya, Om. Adik saya satu, perempuan."

"Ooh, kalau Seungwoo anak bungsu. Kakaknya dua perempuan, semuanya di Jepang." Papa Seungwoo manggut-manggut, "Seungwoo pasti sering manja sama kamu, ya?"

Our Last | Han Seungwoo 🔞✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang