Bab 3 - Our Neighbor

924 113 7
                                    


Sehun mengernyit saat merasakan sinar matahari menyinari tepat ke wajahnya. Perlahan Sehun membuka matanya, dia mengangkat sebelah tangannya untuk menghalangi cahaya yang mengenai wajahnya. Sehun mengernyit karena merasa kalau dia tidak sedang dikamarnya. Sehun berpikir sejenak lalu akhirnya tersenyum. Dia baru ingat kalau dia baru saja pindah ke rumah baru kemarin. Dia belum terbiasa dengan suasana kamar barunya.

Sehun mengubah posisi berbaring nya, membelakangi cahaya. Dan dia langsung disuguhkan dengan pemandangan yang menurutnya lebih indah. Yaitu wajah suami tercintanya yang sedang terlelap dengan damai.

Perlahan Sehun mengangkat tangannya dan mengusap wajah Chanyeol. Percintaannya dengan Chanyeol tadi malam sungguh panas dan luar biasa. Mereka melakukannya berkali-kali hingga berpindah dari ruang tengah ke kamar tidur. Suaminya itu selalu seperti itu kalau sudah diberi lampu hijau oleh Sehun, apalagi kalau Sehun yang memulainya. Jika Chanyeol yang menginginkannya Chanyeol akan menahan diri saat melakukannya agar tidak menyakiti Sehun, mereka hanya akan bercinta sewajarnya karena Chanyeol takut Sehun akan jera. Tapi jika Sehun yang menginginkannya, Chanyeol akan lepas kendali. Apalagi jika Sehun yang meminta lebih, dengan senang hati Chanyeol akan mengabulkannya.

Sehun tersenyum. Chanyeol selalu saja seperti itu, selalu mementingkan keinginan Sehun.

" Aku sangat mencintaimu, Park Chanyeol." Gumam Sehun tiba-tiba, entah kenapa dia makin sering mengungkapkannya akhir - akhir ini karena dia ingin agar Chanyeol selalu tau bahwa Sehun selalu mencintainya.

" Aku lebih mencintaimu, Park Sehun." Balas Chanyeol masih dengan mata terpejam dan senyum lebar. Chanyeol mengambil tangan Sehun yang masih di pipinya lalu menciumnya. Sehun sedikit kaget karena ternyata suaminya itu tidak tidur.

" Kenapa pagi-pagi seperti ini tiba-tiba jadi sangat romantis? Apa suasana hatimu sedang sangat bagus karena rumah baru ini, sayang?" Chanyeol membuka matanya menatap Sehun masih sambil menggenggam tangan Sehun. Dia menautkan jemari mereka dan kembali menciumnya.

" Mungkin." Jawab Sehun sambil tersenyum lebar sampai menampakkan eye smilenya. " Suasana hatiku memang sedang sangat bagus."

Chanyeol kembali tersenyum. " Pertama, tiba-tiba mengajakku bercinta dengan hebat. Lalu sekarang tiba-tiba menjadi sangat romantis seperti ini." Chanyeol mencubit hidung Sehun. " Seharusnya aku membeli rumah ini sejak dulu."

Sehun terkekeh. Lalu tiba-tiba dia bangun dari posisinya dan naik ke atas Chanyeol. Sehun mendudukan bokong seksinya di atas perut Chanyeol. Dia sedikit meringis karena agak pegal dan nyeri. Tapi lalu dia menunduk dan mensejajarkan wajahnya dengan Chanyeol. Chanyeol ikut terkekeh.

" Wah, kau jadi nakal, sayang. Seharusnya aku benar-benar membeli rumah ini sejak dulu." Lalu Chanyeol menarik tengkuk Sehun dan mencium bibirnya dengan penuh semangat.

Tenang saja, mereka tidak bercinta lagi karena Chanyeol tau bahwa hole Sehun masih nyeri karena dia menghajarnya semalaman. Mereka hanya sedikit making out karena suasana hati Sehun dan Chanyeol sedang sangat bagus.

***

" Sayang, sarapanmu sudah siap." Chanyeol membangunkan Sehun yang tadi kembali tidur setelah acara making out mereka.

Perlahan Sehun bangun dan menggeliat. " Baik, hyung." Sehun meregangkan tubuhnya sejenak lalu kembali meringis saat dia ingin duduk.

" Mau aku gendong, sayang?" Tawar Chanyeol. Sehun menatap Chanyeol lalu mengangguk sambil tersenyum dan merentangkan tangannya.

" Auuh.. Sini baby manja ku." Chanyeol terkekeh lalu mengambil Sehun ke dalam gendongannya. " Tadi nakal sekali, sekarang jadi manja.." Chanyeol terkekeh mendapat jeweran Sehun.

We've Lived in a Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang