Bab 14 - Rose?

628 66 8
                                    


Semenjak hari itu, Chanyeol makin sering menghindari Sehun. Sepertinya Chanyeol masih sakit hati karena Sehun lebih mementingkan perasaan orang lain daripada perasaannya. Mereka adalah sepasang suami yang telah sah menikah, kenapa Sehun harus malu mengakuinya?

Sehun terus menerus berusaha mendekati Chanyeol dan mencari waktu yang tepat untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka, tapi Chanyeol seolah menjauh. Memilih untuk menyibukkan dirinya dengan urusan yang sampai saat ini Sehun tidak ketahui urusan apa itu..

Sehun cemas, Chanyeol jadi semakin sibuk di luar demi menghindari dirinya. Jarang di rumah dan sekalinya pulang, Chanyeol akan berkutat dengan ponselnya. Sehun tau, Chanyeol masih merahasiakan sesuatu darinya dan juga masih marah padanya. Tingkah suaminya itu makin membuat Sehun gelisah. Apakah rumah tangganya sedang di ambang kehancuran?

Belum lagi urusan Boa yang sampai saat ini selalu menghindarinya. Sehun merasa makin gundah setiap harinya. Taeil pun tidak pernah lagi datang berkunjung, apakah Boa melarangnya? Ditambah Chanyeol yang selalu jarang di rumah. Dia juga tidak bisa terus-terusan mengunjungi Kyungsoo sebagai tempat pelariannya disaat dirinya bosan dan gelisah karena kelakuan Chanyeol. Kini Sehun merasa benar-benar sedih dan kesepian.

Bahkan sulit sekali rasanya Sehun meminta waktu pada suaminya itu untuk sekedar meminta maaf.

" Mau kemana, hyung?" Tanya Sehun saat hari Minggu pagi melihat Chanyeol telah berpakaian rapi. Mereka memang masih saling bertegur sapa, tapi hanya ala kadarnya. Tidak ada lagi sikap manja dan saling bermesraan seperti hari-hari sebelumnya.

" Eoh. Itu.. Aku ingin meneruskan proyek ku yang sempat tertunda kemarin.." Jawab Chanyeol ragu.. Sehun mengerutkan keningnya.

" Proyek apa? Apa ini ada hubungannya dengan pekerjaanmu? Apakah proyeknya sepenting itu, sampai kau harus menggunakan hari liburmu untuk mengurusnya?"

Chanyeol terdiam menatap Sehun. Chanyeol sepertinya tau kalau Sehun tidak suka terus-terusan ditinggal sendirian di saat hari libur. Tapi Chanyeol butuh waktu. Chanyeol mau tidak mau mengangguk sambil menyibukkan diri dengan memakai jaket dan segala macamnya. Sehun mengerutkan keningnya. " Ya. Proyek ini sangat penting, Hun.. Banyak yang harus diurus agar cepat selesai."

Lagi, Sehun kembali melihat kebohongan dari gelagat Chanyeol. " Tapi kau sudah bekerja seminggu penuh, hyung. Tidak bisakah kau istirahat dulu hari ini?"

" Tidak bisa, Hun. Proyek ini harus cepat diselesaikan." Chanyeol bergegas mengambil kunci mobilnya. " Maaf ya.. Lain kali aku janji akan lebih banyak meluangkan waktu untukmu.."

Sehun menghela napasnya kemudian mau tidak mau mengangguk. Dia tidak mau jadi pasangan yang banyak menuntut. Lagipula Chanyeol pun terlihat tidak nyaman karena harus berpura-pura melupakan rasa kecewanya yang masih dia pendam.

" Hyung tidak sarapan?"

" Nanti saja, aku bisa sarapan di luar..."

Sehun langsung memandang sendu ke arah Chanyeol. " Apakah kau akan pulang malam lagi?"

Chanyeol menggeleng. " Akan kuusahakan pulang cepat."

" Baiklah." Sehun menghampiri Chanyeol lalu mencium pipinya, tapi Chanyeol tidak merespon, membuat Sehun merasa sakit hati tapi Sehun berusaha tetap tersenyum, dia tau dia salah.

" Hati-hati di jalan." Ujar Sehun lalu setelah itu langsung berjalan menuju dapur. Dia tidak sanggup mengantarkan Chanyeol ke halaman rumah mereka. Sehun merasa sesak karena sikap Chanyeol. Tidak bisakah Chanyeol memberinya sedikit waktu untuk meminta maaf?

Chanyeol tau Sehun tidak senang karena Chanyeol tidak bisa meluangkan waktunya di hari Minggu seperti biasanya dan juga Chanyeol tau Sehun sedih atas sikapnya saat ini. Tapi Chanyeol ingin menunjukkan sedikit pengertian pada Sehun, bagaimana rasa sakitnya saat dirinya seolah tidak dianggap. Chanyeol ingin Sehun tau bahwa rasanya menyakitkan saat kau tidak diakui dan dihargai.

We've Lived in a Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang