Bab 6 - First Argument

725 119 16
                                    


Sehun mulai menjadi pemurung semenjak malam itu. Dia masih saja memikirkan tentang kehadiran seorang anak dalam rumah tangga mereka.

Dia ragu kalau Chanyeol tidak menginginkan seorang anak. Pria mana yang tidak ingin mempunyai keturunan? Bahkan Sehun pun ingin. Tapi dia tidak tahu bagaimana caranya.

Chanyeol pun, karena merasa masih kesal mendengar ucapan Sehun yang terdengar seolah meragukan cintanya, dia tidak mau bicara dengan Sehun sebagai unjuk rasa bahwa dia kecewa. Dia kecewa Sehun meragukannya. Dan juga sebenarnya dia takut jika Sehun kembali menginginkan kehadiran seorang anak. Chanyeol tidak bisa memberikan keturunan untuk Sehun.

Chanyeol jadi berpikir, Jangan-jangan Sehun lah yang sebenarnya menginginkan seorang anak? Sehun sangat penyayang, dia pasti menyukai anak kecil. Pikir Chanyeol. Lalu, jika memang Sehun menginginkan seorang anak, apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa membuatnya hamil. Hanya wanita yang bisa hamil... Chanyeol lalu mengernyit. Apakah aku harus membiarkan Sehun menghamili seorang wanita, agar dia bisa mempunyai keturunan? Haruskah aku melakukan itu untuk membuat Sehun bahagia? Pikiran Chanyeol kacau. Dia jadi ikut murung. Dia ingin mengusahakan kebahagiaan Sehun juga, tapi sanggupkah dia membagi Sehunnya dengan orang lain? Tidak. Chanyeol tidak akan sanggup. Itulah yang membuat Chanyeol gelisah dan murung.

Suasana rumah baru tersebut jadi terasa tidak nyaman semenjak malam itu. Entah kenapa Chanyeol jadi merasa menyesal karena telah datang ke acara makan malam tersebut. Chanyeol merasa bahwa keluarga Kwon lah yang telah menyebabkan masalah tersebut. Dan dia jadi menyesal pindah ke rumah yang memiliki tetangga yang bisa diajak bercengkrama.

Seharusnya aku tidak membeli rumah ini. Batin Chanyeol akhirnya.

" Hyung, hari ini aku ingin berkunjung ke rumah Kyungsoo hyung..."

" Silahkan!" Jawab Chanyeol memotong ucapan Sehun, Chanyeol menghentikan sarapannya lalu langsung beranjak pergi meninggalkan ruang tengah begitu saja.

Sehun terdiam. Dia terkejut melihat sikap Chanyeol barusan. Apakah Chanyeol masih marah padaku atas ucapanku kemarin malam?

" Hyung?"

Chanyeol tidak menghiraukan panggilan Sehun. Dia bergegas mengambil tas dan jas kerjanya, lalu keluar rumah. Sehun mengepalkan tangannya. Ini salahnya. Seharusnya dia tidak membahas masalah itu dengan Chanyeol.

Seharusnya aku tidak mengatakan hal seperti itu padanya. Sehun tertunduk menyesal. Jika sikapku seperti ini terus, bisa-bisa Chanyeol hyung akan benar-benar bosan dan membenciku.

Dan Sehun juga jadi makin sensitif dan selalu berpikiran negatif semenjak malam itu. Merasa bersalah karena tidak sempurna dan tidak bisa membahagiakan Chanyeol selalu berkecamuk di kepalanya.

***

" Kau kenapa?" Tanya Kyungsoo saat Sehun mengunjungi rumahnya, tapi sejak tadi Sehun hanya melamun.

" Hm?" Sehun malah balik bertanya.

" Kenapa kau melamun? Apa kau punya masalah?" Kyungsoo duduk di sebelah Sehun, lalu menatap Sehun menanti jawabannya.

" Aku hanya sedang memikirkan sesuatu, hyung."

" Memikirkan soal apa? Apa kau mau bercerita padaku?"

Sehun terdiam sejenak, menatap Kyungsoo. Dia ingin bercerita, tapi bagaimana kalau dia bercerita malah akan mengganggu kehidupan Kyungsoo hyung dan Baekhyun hyung nya. Cukup dia dan Chanyeol saja yang bertengkar karena permasalahan tersebut.

" Maaf, hyung..." Akhirnya Sehun memutuskan untuk tidak bercerita. Kyungsoo tersenyum dan mengusap lembut kepala Sehun.

" Ya sudah, tidak apa kalau kau belum mau cerita.. Tapi jika kau butuh sesuatu, jangan lupa kalau hyung selalu ada disini, oke?"

We've Lived in a Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang