Bab 10 - Park Sehun

754 101 11
                                    


Sehun berusaha merogoh kantung jaketnya untuk mencari ponselnya dan meminta bantuan pada Chanyeol, tapi sayangnya saat Sehun baru menemukan ponselnya, pandangannya semakin mengabur dan akhirnya semuanya menjadi gelap.

Sehun jatuh terjerembab ke tanah dengan kondisi babak belur dan tidak sadarkan diri. Tidak berapa lama kemudian seseorang datang dan dengan wajah panik dia langsung berjongkok di sebelah Sehun.

***

" Hei.. Kenapa kau malah melamun?" Tegur Rose sambil menepuk tangan Chanyeol yang sedang di atas meja. Chanyeol terkejut, Rose mengerutkan keningnya menatap wajah bingung Chanyeol karena dikagetkan olehnya.

" Eoh. Maaf. Kau tadi bicara apa?" Chanyeol malah balik bertanya. Entah kenapa tiba-tiba perasaan Chanyeol tidak tenang. Seperti ada hal yang mengganggunya. Tapi Chanyeol tidak tau apa itu.

" Ada apa?" Rose juga malah balik bertanya. Dia menyadari gelagat aneh Chanyeol. " Sepertinya kau memikirkan sesuatu.."

Chanyeol terdiam sejenak, memastikan perasaan aneh yang dirasakannya, lalu akhirnya dia menggeleng. " Tidak ada apa-apa." Jawab Chanyeol sambil tersenyum. Rose balas tersenyum.

" Syukurlah. Kupikir ada sesuatu.. Ya sudah, kalau begitu kita lanjutkan pembahasan kita. Jadi bagaimana? Kau mau berapa banyak anak?"

" Satu saja cukup.." Jawab Chanyeol. Rose menaikkan sebelah alisnya.

" Yakin kau cuma mau satu? Aku bisa memberikan lebih dari satu kalau kau mau.."

Chanyeol terdiam, berusaha menimbang-nimbang..

" Akan kupikirkan lagi kalau begitu.."

" Baiklah."

Chanyeol berusaha mengabaikan perasaan anehnya dan kembali berbincang bersama Rose. Membahas rencana mereka berdua.

***

Saat hari sudah menjelang malam, akhirnya Chanyeol pulang ke rumah. Tapi saat dia sampai ke rumah, tidak ada seorangpun disana. Chanyeol sibuk mengelilingi rumah mereka sambil memanggil-manggil Sehun, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Bahkan lampu teras dan lampu ruang tengah pun belum ada yang menyala.

" Apakah Sehun masih sibuk di restoran nya?" Tanya Chanyeol pada dirinya sendiri sambil mengeluarkan ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Sehun.

Chanyeol mengerutkan keningnya saat panggilannya tidak di jawab. Dengan perasaan cemas, Chanyeol kembali mencoba untuk menghubungi Sehun. Hingga pada panggilannya yang ke empat, akhirnya panggilannya di sambut.

" Sehunie.." Belum selesai Chanyeol bicara, orang diseberang memotong ucapannya.

" Maaf, saya bukan Sehunie-ssi. Kalau boleh tau apakah anda mengenal pemilik ponsel ini?"

Chanyeol mengerutkan keningnya saat mendengar suara wanita yang mengangkat panggilannya. " Siapa kau?" Chanyeol malah balik bertanya. " Kenapa kau mengangkat ponsel Sehun? Kemana Sehun?"

" Ah. Maaf. Jadi nama tuan pemilik ponsel ini adalah Sehun-ssi. Maaf, Tuan, tapi saat ini Sehun-ssi sedang tidak sadarkan diri.. Saya membawanya ke rumah sakit."

" Apa??" Chanyeol terbelalak kaget. " Bagaimana bisa?"

" Ceritanya panjang. Bisa Anda menjemput Sehun-ssi ke rumah sakit sekarang?"

" Tentu. Rumah Sakit mana?"

" Seoul Internasional Hospital. Ruang UGD."

" Aku akan kesana sekarang." Chanyeol langsung mematikan panggilannya dan bergegas berlari keluar menuju mobilnya dan melajukan mobilnya seperti orang kesetanan. Dia sangat mencemaskan Sehun. Pantas saja perasaannya tidak enak sejak tadi siang. Seharusnya dia tidak mengabaikan perasaan aneh itu. Chanyeol meremat stir mobilnya.

We've Lived in a Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang