Bab 9 - Déjà Vu

669 107 39
                                    


Sehun menatap mobil Chanyeol yang mulai meninggalkan pekarangan rumah mereka. Hatinya bimbang.

" Haruskah aku mengikuti Chanyeol hyung?" Sehun bicara dengan dirinya sendiri. " Tapi, bukankah aku sudah berjanji untuk mempercayainya?" Sehun memiringkan bibirnya, berpikir keras. Lalu akhirnya dia menggeleng.

" Aku harus mempercayai Chanyeol hyung.. Ayo Sehun, berpikiran positiflah." Sehun mengetuk kepalanya lagi. Setelah itu dia kembali masuk ke dalam rumah untuk membersihkan bekas sarapan mereka.

Setelah itu Sehun kembali berkutat di pekarangan rumahnya untuk menyelesaikan mendekorasi taman dan dapur luar yang telah hampir diselesaikan oleh orang-orang suruhan Chanyeol.

***

Sesuai janjinya. Chanyeol pulang saat makan siang menjelang. Dan langsung menghampiri Sehun yang sedang berkutat di dapur seperti biasanya. Wajah Chanyeol terlihat begitu ceria. Seolah ada hal yang membuat hatinya senang. Seolah kegundahan yang selama ini mengganggunya akhirnya tersingkirkan dari hidupnya.

" Hunieee.." Seperti biasa, Chanyeol langsung memeluk Sehun dari belakang, membuat Sehun terpaksa harus menghentikan kegiatan memasaknya.

" Kau sudah pulang? Apa urusanmu sudah selesai, hyung?" Tanya Sehun penasaran.

" Belum. Masih banyak yang harus kuurus." Jawab Chanyeol seadanya, dengan senyum lembut di wajahnya.

" Oh." Sehun tidak tau, kenapa perasaannya tidak enak melihat senyum Chanyeol.

" Kau masak apa siang ini?"

" Bibimbap dan ikan salai."

" Oh, baiklah. Aku mandi dulu." Chanyeol berlalu begitu saja, bahkan tanpa memberi Sehun ciuman. Chanyeol berjalan sambil bersiul gembira.

Sehun menghela napasnya. Seharusnya dia senang melihat Chanyeol bahagia tapi kenapa Sehun malah merasa resah. Apakah karena Sehun merasa Chanyeol mulai tidak jujur padanya? Sehun yakin Chanyeol bukan bertemu dengan klien kerjanya. Tapi Sehun belum bisa menebak dengan siapa Chanyeol bertemu hingga membuatnya terlihat gembira seperti itu.

" Berpikir positif, Sehun!" Lagi, Sehun memukul kepalanya sendiri. Setelah itu dia kembali melanjutkan kegiatannya.

***

" Hyung, apa nanti malam kita jadi pergi ke acaranya Kai?" Tanya Sehun saat mereka sedang berbaring di ruang tengah sambil menonton TV. Sehun berbaring miring memeluk Chanyeol beralaskan lengan Chanyeol sebagai bantal kepalanya.

" Tentu saja, memangnya kenapa?"

" Hanya tanya saja. Oh ya, apakah hyung sudah membeli hadiah untuknya?"

" Belum." Jawab Chanyeol santai sambil menggigit-gigiti rambut Sehun yang sedang membaringkan kepalanya di lengan Chanyeol.

" Kenapa belum? Bukankah hyung sudah memikirkannya sejak beberapa hari yang lalu, saat kita di pantai.." Sindir Sehun.

Chanyeol berhenti menggigiti rambut Sehun, lalu dia mengambil remot TV dan mengganti-ganti saluran, seolah sedang mengulur waktu untuk memikirkan jawaban yang pas untuk Sehun.

" Hyung?"

" Eoh, itu.. Aku lupa.. Karena aku sedang banyak kerjaan, jadi aku tidak ingat mengenai rencana membeli hadiah untuknya." Dusta Chanyeol. Dan Sehun menyadari kebohongan itu.

Sebenarnya ada apa denganmu, hyung? Kenapa akhir-akhir ini kau mulai sering tidak jujur padaku. Apakah kau mulai merahasiakan sesuatu lagi dariku? Batin Sehun resah.

" Kalau begitu sebaiknya kita pergi cari hadiah dulu." Kali ini Sehun masih mentolerir kebohongan Chanyeol. Dan berusaha bersikap wajar. Sehun melepaskan pelukannya lalu bangun dari posisi berbaring nya dan menarik Chanyeol untuk ikut bangkit. " Ayo hyung, bangunlah. Kita pergi sekarang saja, kita cari hadiah sekalian jalan-jalan sebentar. Aku bosan di rumah."

We've Lived in a Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang