Sehun pagi-pagi sekali sudah sibuk dengan perkakas dekorasinya, juga dengan antusias menyambut kedatangan para pengantar bahan bangunan dan perlengkapan taman." Sehunie, kau yakin akan mendekorasi sendiri halaman rumah kita? Halamannya cukup luas, Hun. Aku tidak mau kau kelelahan. Kita bisa menyuruh orang pertamanan..."
Sehun bergegas menutup mulut Chanyeol dengan telapak tangannya.
" Hyuuung... Aku mau mendekornya sendiri sesuai keinginanku. Hyung tidak perlu khawatir. Apa hyung lupa, bagaimana pun aku ini laki-laki, hanya pekerjaan seperti ini tidak akan membuatku lelah."
Chanyeol menghela napasnya. " Ya sudah kalau begitu. Tapi ingat, jangan memaksakan diri. Dan setidaknya aku akan menyuruh seseorang sebagai asistenmu, dia bisa membantumu untuk mengangkat barang-barang berat. Oke?"
Sehun memiringkan bibirnya, tapi lalu mengangguk. " Baiklah. Tapi cukup satu orang saja."
" Oke. Satu orang." Chanyeol akhirnya sepakat. Daripada tidak ada orang yang membantu sama sekali, dia takut Sehun sakit karena kelelahan kalau harus mendekorasi sendiri halaman rumah mereka yang cukup luas.
" Nah, sekarang hyung bersiaplah, aku sudah menyiapkan air hangat dan baju kerja hyung di kamar. Bukankah kata hyung hari ini hyung ada rapat pertemuan dengan para kepala divisi di perusahaanmu?"
Chanyeol mengangguk. " Baiklah, kalau begitu aku masuk dulu ya."
" Hm."
Sehun kembali menginstruksikan pengantar bahan bangunan untuk menyusun barang-barang yang dipesannya. Setelah semua beres, Sehun langsung masuk ke dalam rumah untuk menyiapkan sarapan suami tercintanya.
***
" Hati-hati dijalan ya hyung. Apa kau ingin makan sesuatu hari ini? Akan ku masakkan spesial untukmu."
Chanyeol terlihat berpikir lalu tersenyum. " Bagaimana kalau memakanmu saja, sayang."
Sehun hanya memutar bola matanya. " Aku serius, hyung." Dia berusaha terdengar acuh, tapi wajahnya sedikit merona.
" Aku juga." Chanyeol mengubah wajahnya menjadi serius. Tapi gagal, dia kembali tersenyum saat melihat wajah merengut Sehun. Sehun mendengus pura-pura kesal.
" Ya sudah. Kalau begitu aku tidak akan masak apa-apa."
" Auuhh.. Istriku merajuk.."
" Yak! Aku laki-laki, hyung." Protes Sehun sambil memukul lengan Chanyeol. Chanyeol meringis, tenaga Sehun memang tidak bisa dianggap remeh. Apalagi dia memang jago bela diri.
" Baiklah. Baiklah, suamiku tercinta." Chanyeol bergegas meralat ucapannya agar tidak dipukul Sehun lagi.
" Ya sudah, berangkat sana. Nanti malam akan kumasakkan makanan kesukaan hyung saja." Sehun mendorong lembut badan bongsor Chanyeol.
Chanyeol tersenyum. " Baiklah. Mungkin Aku akan usahakan untuk pulang cepat hari ini. Setelah aku selesai rapat, aku akan langsung pulang. Aku akan membantumu merenovasi halaman."
" Benarkah?"
Chanyeol mengangguk. Sehun langsung terlihat senang.
" Kau memang yang terbaik, hyung." Sehun menciumi seluruh wajah Chanyeol. Chanyeol terkekeh.
" Sebaiknya aku pergi sekarang sebelum aku tergoda olehmu dan mengurungkan niatku pergi bekerja."
Sehun ikut terkekeh dan mengangguk lalu melambaikan tangannya setelah Chanyeol beranjak menuju mobilnya di halaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
We've Lived in a Perfect Life
Fiksi PenggemarSeason kedua dari You Must Live in a Better Life.