Setelah mendapatkan perawatan selama beberapa hari di rumah sakit, akhirnya Sehun diizinkan pulang, walau masih ada beberapa bekas memar dan luka sobek yang belum benar-benar menghilang.Melihat luka dan bekas memar tersebut, membuat Chanyeol semakin ingin membalas para pria yang telah melukai suami tercinta nya itu.
Saat sampai di kediaman mereka. Kepulangan mereka rupanya langsung disambut oleh Boa. Kebetulan wanita itu datang berkunjung karena penasaran Sehun tidak pernah muncul di halaman selama beberapa hari ini.
" Astaga! Kenapa dengan wajahmu, Sehun?" Kaget Boa saat melihat bekas luka dan memar di wajah Sehun.
" Oh, Noona.. Hai."
" Hai. Eh, jangan mengalihkan pertanyaanku. Ada apa dengan wajahmu?"
Chanyeol yang tadi pulang bersama Sehun lebih memilih untuk masuk lebih dulu sambil membawa barang-barang milik mereka. Dia tidak suka berinteraksi dengan wanita bernama Boa tersebut, Chanyeol masih kesal.
" Ah, ini noona. Aku kebetulan bertemu preman dan kami sedikit berkelahi."
" Ya ampun.." Boa menutup mulutnya. " Kenapa kau harus berkelahi, Hun?"
" Ceritanya panjang, noona. Tapi yang jelas sekarang aku sudah baik-baik saja." Sehun tersenyum menenangkan.
Boa menghela napasnya. " Pantas saja selama beberapa hari ini kau tidak pernah kelihatan.. Apakah kau di rawat di rumah sakit?"
Sehun mengangguk.
" Kenapa tidak mengabari ku?"
" Ah, itu.. Aku memang tidak mengabari siapa-siapa karena aku tidak mau membuat orang lain cemas dan repot."
Boa berdecak kesal. " Hilangkan pemikiran aneh seperti itu, Hun. Orang yang benar-benar perduli dan menyayangimu tidak akan pernah merasa repot dan justru akan merasa cemas saat tidak tau apa yang terjadi padamu.."
Sehun terdiam sejenak. " Maaf, noona."
" Tidak perlu meminta maaf padaku." Boa mengibaskan tangannya.
" Eomma!" Tiba-tiba Taeil datang berlari menghampiri Boa yang masih berbincang dengan Sehun.
" Ah, Taeil-ah.. Kau sudah pulang, sayang.. Bagaimana sekolahmu?" Tanya Boa saat Taeil datang dan mencium kedua pipi Boa.
" Menyenangkan, eomma. Hari ini ada pelajaran menggambar.. Aku dapat nilai 80.." Jawab Taeil dengan nada cerianya.
" Waah.. Pasti gambarmu bagus ya.."
" Tentu saja.." Lalu Taeil menoleh ke arah Sehun yang sejak tadi menatapnya.
" Ahjussi, kenapa menatapku seperti itu? Apakah ada yang salah di wajahku?" Tanya Taeil merasa salah tingkah diperhatikan Sehun sejak tadi.
" Eoh.. Tidak.. Maaf.. Tadi aku hanya sedang memikirkan sesuatu.."
" Oh.." Lalu Taeil mengerutkan keningnya. " Loh, wajah ahjussi kenapa? Kenapa ahjussi terluka?" Kini Taeil menatap cemas ke arah Sehun. Sehun bergegas menutupi wajahnya.
" Ah, hm.. Ini.." Sehun menatap Boa karena bingung harus menjawab apa. Boa yang mengerti, langsung membantu Sehun menjawab.
" Sehun ahjussi terluka karena terjatuh, sayang." Terpaksa Boa berbohong karena merasa jawaban berkelahi sangat tidak pantas untuk anak seusia Taeil.
" Terjatuh?" Taeil mendekat pada Sehun. " Apakah sakit, ahjussi?" Taeil sepertinya ingin menggapai wajah Sehun dan Sehun yang mengerti itu langsung berjongkok di depan Taeil. Lalu Sehun mengangguk dan tersenyum saat melihat wajah cemas Taeil.
KAMU SEDANG MEMBACA
We've Lived in a Perfect Life
FanfictionSeason kedua dari You Must Live in a Better Life.