Bagian 3

8.4K 589 2
                                    

Laras merapikan jilbab lebarnya, meski gemetar namun kondisi ayahnya yang menguatkannya, teringat tatapan mata ayahnya yang berkaca kaca saat dijumpai dirumah barunya.
Rumah baru yang teramat mungil setelah menjual properti keluarga mereka yang luas untuk membayar sejumlah hutang untuk k saat menceritakan bahwa batas pembayaran uang perusahaan itu hanya sampai minggu depan, jika minggu depan tidak ada pembayaran maka Atta akan melaporkan ayahnya ke polisi.

Laras sangat shock hingga tidak sempat berpikir untuk bertanya kenapa ayah melakukan ini? Apa yg ayah pikirkan ketika melakukan ini?

Karena kemudian saat sang ayah menceritakan bahwa semua hasil penjualan rumah lama mereka, mobil dan tabungan bahkan tidak cukup utk membayar biaya rumah sakit, Laras hanya bisa termangu.

Meski memampukan diri membeli rumah kecil di pinggiran kota, karena tak mungkin mencari kontrakan diusia senjanya, ayah Laras masih menyisakan utang 600 juta, jumlah penggelapan uang yg ada dalam surat pemberitahuan pengacara Atta.

"Kuatkan hatimu Laras" kata hati kecilnya.

"Allah yakin kamu mampu melewati ini, demi baktimu pada ayah dan ibu, yakinlah bahwa Allah selalu ada untukmu " suara kecil hatinya yg lain menguatkannya.

Lima tahun mengajar anak SMA membuat kondisi emosi Laras lebih matang diusia 27 tahun. Dia tidak punya pilihan.... Dan menyerah juga bukan pilihan yang akan dia ambil. Lara berjalan tegak menuju lift setelah satpam memberitahu dilantai berapa kantor Atta berada. Kemewahan bersahaja terlihat jelas saat Laras melangkah keluar dari lift dan melintasi karpet empuk menuju meja penerima tamu tempat seorang wanita dengan penampilan sangat sempurna berjaga di balik meja modern. Laras tersenyum. " Atta menungguku"

" Boleh saya mengetahui nama anda? " Jemari si resepsionis bersiap di keyboard komputer, untuk memeriksa jadwal perjanjian electronik. Ketegasan adalah kuncinya dan sedikit keakraban." Ini kunjungan pribadi."Saya membutuhkan nama anda untuk memberitahu asisten pribadi pak Atta,"Kata kata itu sopan, namun tegas. Dan dengan percaya diri Laras menjawab," dan merusak kejutannya? "

Si resepsionis tersenyum tipis." Hans Corporation menjalankan prosedur yg ketat."
"Ini tidak akan berhasil, keluh hati Laras. Setiap usahanya baik email maupun telepon tidak ada yang pernah sampai ke Atta, karena ketatnya prosedur setiap akses akan ditolak tanpa adanya pemaksaan.

" Larasati Hapsari, " dengan berat hati akhirnya Laras menyebutkan nama.

Membeli Pengantin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang