Bagian 11

8.8K 638 3
                                    

Drrt... Drrrt... Sebuah pesan masuk.

"Malam ini habis isya, ada undangan walimah. "

Penampilan perdana sebagai pasangan Atta, sempat bingung karena tidak punya baju yang senada,.... Hehehe, memang belum pernah belanja berdua.

Laras sedikit panik, tapi kemudian tersenyum saat oma menunjukkan sepasang baju dalam plastik berlabel salah satu butik batik ketika masuk rumah.

Malam ini malam yang indah dengan cuaca cerah, dan udara hangat tanpa kelembaban daerah tropis. Lampu lampu jalanan menyala terang saat mercedez Atta melaju melintasi jalanan menuju hotel yang menjadi tempat walimah pernikahan kolega Atta.

Semua akan baik baik saja, kata hati kecil Laras menenangkan kegugupan yang melilit didalam perutnya.

Hanya satu jam, Laras mengingatkan diri, ia harus tersenyum bahagia dan bercakap cakap ramah mendampingi Atta saat ada kolega yang menyapa.

Seberapa sulitnya itu?

"kau tidak perlu merasa gugup. "

Suara lembut Atta membuat Laras tersenyum malu.

" Kita pernah melakukan ini sebelumnya, kalau kau masih ingat, "

" Sebelum adalah kata kuncinya, " jawab Laras sambil membayangkan pada masa itu, ketika matanya pasti memandang penuh cinta kepada Atta. Situasi yang sangat berbeda kali ini, walaupun sesungguhnya kondisinya justru menguntungkan , karena tatapan dan rayuan saat ini justru menjadi ladang pahala karena sudah terjalin dalam akad pernikahan.

"Santai saja Laras, kau hanya perlu tersenyum dan semua akan baik baik saja, " ujar Atta lembut.

Tepat saat Atta selesai berbisik mercedez Atta berhenti dan petugas berseragam membuka pintu penumpang, Laras samar samar mencium parfum Atta saat suaminya bergeser berjalan disampingnya saat petugas valet membawa mercedez itu untuk parkir dibawah tanah, dengan tangan berada dipunggungnya, menandai miliknya, terlihat posesif dengan kepemilikannya.

Laras memasang senyum cerah ceria, saat pembawa acara mengucapkan kedatangan mereka pada khalayak.

Nama Atta Handoko lumayan menarik perhatian karena kedudukannya sebagai pengusaha muda yang diperhitungkan kemampuannya.

Fakta bahwa Laras menemaninya akan menimbulkan beragam spekulasi apalagi setelah isu penggelapan yg dilakukan ayah laras santer terdengar.

Keberadaan cincin platina polos yg ada di jari manis Laras dan Atta hanya akan semakin menambah kasak kusuk.

Acara walimah diadakan di ballroom hotel, dan setelah mengucapkan selamat kepada mempelai berdua serta diminta berfoto, seorang wanita dengan dandanan baju yang sepertinya lupa dipasang lengannya menyambut mereka, mengarahkannya duduk dimeja bundar  berisi enam kursi.

"Atta.... sayang, maukah kau mengenalkanku pada ....temanmu," sapa wanita itu menarik perhatian Laras.

Jeda kata temanmu jelas disengaja dan bibir Laras melengkung dalam senyuman santai saat wanita itu menatap Atta dengan curiga.

" Wanda, " Jawab Atta sopan. " Ini istriku... Laras, "

" Laras, kenalkan ini wanda, " ucap Atta sambil memandang mesra istrinya.

Yaa Allah, Laras bengong melihat tatapan mata Atta, hello.... Ini cuma sandiwara laras, its show time, hati kecil laras berbisik.

" Istri? "

Sungguh menakjubkan satu kata sederhana itu bisa mengandung berbagai macam emosi dan Laras berhasil menunjukkan ekspresi terpesona saat menghadap wanda.

Membeli Pengantin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang