Bagian 10

8.8K 625 7
                                    

Melewatkan akhir pekan menemani oma ternyata sangat luarbiasa, oma sangat antusias memberitahukan apa saja yang disukai dan tidak disukai Atta, entah itu masakan, warna, tempat bahkan alat musik.

Menemani oma sangat menyenangkan karena ahad pagi Atta pamit akan ke medan selama 2 hari, ada kondisi mendesak yang harus ditangani katanya, jadilah Laras menghabiskan akhir pekan bersama oma tersayang, meski oma sempat menggerutu bahwa seharusnya Atta cuti untuk berbulan madu, bukannya malah meninggalkan istrinya dirumah, Atta hanya tersenyum kecil sambil mencium pipi oma dan menjawab, kalau Laras tidak bisa ijin hari senin untuk ikut dirinya ke Medan.

Karena tidak menyiapkan sarapan untuk Atta, Laras sempat tertidur sehabis subuh, astaghfirullah..... Capek sekali rasanya.

Saat melihat jam barulah Laras kalang kabut karena waktu sudah menunjukkan jam 5.15.... Setelah mandi dan berpamitan dengan oma, Laras mengambil kunci mobil hadiah pernikahannya... Bunyi beep dua kali, dan Laras menemukan Honda CRV model terbaru berwarna silver dengan plat yang masih putih. Wow....

Laras memutar bola matanya, hari ini akan jadi hari yang berat, hampir 5 tahun Laras tidak pernah mengendarai mobil sejak mobilnya dijual oleh ayahnya.

Membuka pintu mobil, menyobek plastik kursi yang masih terpasang, membetulkan letak spion tengah, menyamankan posisi kursi, memasang sabuk pengaman kemudian menstarter mesin, jarum petunjuk isi bensin Full dan ternyata mobil ini hanya punya dua pedal... 

Wow... .hadiah pernikahan yang luar biasa, bisik hati kecil Laras.

Pelan pelan Laras menjalankan mobilnya, sambil mengucapkan terima kasih kepada pak agus yang pagi itu tengah berjaga membukakan pintu pagar, Laras menekan pedal gas dan CRV nya melaju kencang menuju pinggiran barat kota Yogyakarta tempat Laras mengabdikan diri sebagai guru SMA di sana.

Mengajar murid remaja bisa di deskripsikan seperti tas serba ada, karena diantara hari hari yang baik ada beberapa hari yang kurang baik ketika segalanya menjadi kacau pada saat yang bersamaan.

Hari ini terbukti menjadi hari yang kacau, Laras memutuskan mengumpulkan kekuatannya, menahan kejengkelannya untuk mengembalikan antusiasme murid muridnya pada pelajaran.

Apakah ini pengaruh musim pancaroba sehingga udara panas bercampur dengan kelembaban hari yang mau hujan membuat gerah yang tidak nyaman.

Atau mungkin Laras hanya merasa lelah dan stres. Apapun yang terjadi hari ini, Laras hanya ingin hari ini segera berakhir.

Sungguh melegakan ketika bel eletronik berbunyi nyaring menandakan berakhirnya jam pelajaran dan sekolah.

Laras mengumpulkan berkas dan memastikan kelasnya sudah kosong, kemudian berjalan keluar kelas melewati para pelajar yang berhamburan keluar kelas, lalu menuju ruang rapat tempat kepala sekolah memanggil untuk rapat guru. 

Tiga puluh menit paling lama..... Namun ternyata rapat itu molor satu jam dan sebagai akibatnya sudah lewat jam lima ketika Laras sampai jalan godean yang selalu macet disore hari.

Laras menyempatkan mengirim pesan kepada Atta bahwa ia pulang terlambat, setelah terkirim barulah ia ingat jika suaminya masih diluar kota hari ini.

Laras tersenyum kecil, setidaknya Atta akan melihat bahwa janjinya untuk mengirim pesan jika pulang terlambat telah ia lakukan.

Laras memacu CRV nya lebih kencang dan berharap tidak ada polisi yang menilangnya saat sempat melanggar lampu kuning di pertigaan kyai mojo.

Sampai dirumah Atta, pintu pagarnya dibukakan pak agus seperti tadi pagi. Laras melintasi gerbang masuk itu dan parkir dibelakang dua kendaraan roda empat yang sudah parkir lebih dulu.

Membeli Pengantin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang