chapter 31

580 52 6
                                    

"Oh ya tadi gue ketemu Linda ,saat mau kesini "ucap Peter ,ya orang yg melihat Linda itu adalah Peter .

"Ngapain dia disini "ucap Brayen sambil mengerutkan keningnya ,dan kemudian menatap kearah Olin yg sedang terbaring .

"Pasti dia ngikutin mobil kita "ucap syasa sambil menatap satu persatu sahabatnya.

"Mungkin ada niat terselubung ,dia ngikutin kita "ucap Marcel sambil menatap kearah Olin ,semua orang pun ikut memandang kearah Olin .

"Kita harus jagain Olin "ucap Brayen dan mathwen berbarengan .

Semua pun menjadi hening dan memfokuskan dg kegiatan masing masing .

"Ehm,gue balik markas sedang diserang "ucap Dito membuat semua orang menoleh .

"Kok bisa ?"ucap chaley sambil menatap kearah Dito .

"Dimarkas gk ada satupun yg jaga ,cuma satpam doang semuanya ada misi dan beberapa disini"ucap Dito .

"Kok loh goblok sih seharusnya loh nempatin beberapa orang disana "ucap keyra sambil menatap Dito tajam .

"Salahin aja nih tuyul ,dia yg nyaranin kita mah iyh iyh aja,lagian kita semua khawatir "ucap Rangga sambil menjitak dahi Bagas .

"Sakit tau ,ya gue kira markas gk bakal diserang "ucap Bagas sambil mengusap dahinya yg sakit .

"Kita pamit semoga kamu cepat bangun "ucap Dito sambil mengusap rambut Olin,Dito dan Olin dulu sangat dekat seperti saudara sifat Dito akan lembut jika bersama olin .

"Ehm kita pamit "ucap Rangga merekapun pergi .

Keadaan pun menjadi hening ,Brayen pun duduk disebelah Olin sambil menggenggam tangan Olin sedangkan Peter pergi entah kemana.

Kini mata Olin sedikit bergerak hingga mata yg terpejam kini terbuka dg perlahan menampakkan mata yg indah dg kilau yg tajam kini tampak kosong .

Brayen yg menyadari bahwa ada sesuatu yg bergerak ditangannya pun langsung menoleh kearah Olin dan mendapati gadisnya yg dulu ia harap terbangun dari tidurnya ,kini menatap langit dg pandangan kosong seakan hampa.

"Olin,kau udah bangun sayang "ucap Brayen ,membuat mereka menoleh .,syasa,keyra,caley ,mathwen ,Marcel dan Kenzo pun mendekat kearah ranjang Olin .

"Perincess kamu udah siuman "ucap mathwen sambil tersenyum bahagia ,sedang sang empu hanya mengerutkan dahinya dg pandangan hampa .

"Akhirnya ,loh sadar gw ,celey dan syasa kangen sama loh "ucap keyra sambil memeluk Olin ,sedangkan Olin hanya terdiam dg bingung .

"Sayang kenapa diem "ucap Brayen sambil mengelus rambut Olin.

"Kenapa gue gak bisa lihat kalian "ucap Olin sambil menatap kesana kemari tapi yg ia dapatkan hanya kegelapan yg mengandung kesunyian .

Deg

Ucapan Olin membuat semua orang terdiam dg jantung yg berdegup kencang ,mendengar ucapan Olin membuat nafas mereka terasa tercekat .

"Kenapa semuanya gelap ,pliss kalau kalian ingin bercanda gk gini caranya gue takut kegelapan cepat nyalain lampunya ,CEPAT"ucap Olin dingin dan setelah itu berteriak ,membuat mereka tersadar .

"Sayang kamu beneran gk bisa liat apa² pliss jangan bercanda aku gk suka "ucap Brayen tajam sambil melihat kearah Olin yg sedang menatap kearah depan dg pandangan kosong dan suram.

"Dokter dokter "teriak mathwen membuat para dokter dan suster segera menuju kedalam .

"Dok kenapa adik saya gk bisa lihat apa²"ucap mathwen mengguncang tubuh dokter .

True Love Always Together[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang