"Gue tau keadaan loh ,udah cukup loh menderita dg penyakit loh ,jika ini keputusan loh gua akan dukung "ucap pemuda tsb dan pergi .
Kini malam telah berganti pagi ,silau matahari membuat mata yg tadinya terpejam kini perlahan membuka matanya ,menampakkan bola mata yg terkesan tajam dan ramah mampu menarik semua orang .
Brayenpun menegakkan badanya dan menoleh ke arah olin yg masih terpejam ,senyum tipis terbirit di bibinya .
Brayenpun mencium kening olin dan beranjak menuju ke kamar mandi tak lama ia sudah ,kembali dg keadaan yg lebih segar .
Brayen hanya menatap wajah olin yg damai ketika tertidur ,membuat hatinya tenang .
Terdengar suara pintu terbuka dan mendapati suster datang sambil membawa nampan yg berisikan bubur ,susu dan air putih ,tak lama suster tsb pamit setelah menaruh makanan tsb di meja .
"Sayang bangun dulu yuk ,makan "ucap brayen sambil mengusap lembut olin ,membuat olin terusik dan membuka matanya secara perlahan tapi hanya kegelapan yg menantinya .
"Gue kira cuma mimpi ,ternyata bener gue cacat "ucap olin lirih ,brayen mendengar itu segera menenangkan olin.
"Olin ,kamu gk boleh ngomong gitu ,kamu harus bersyukur tuhan tak mengambik nyawamu sayang "ucap brayen sambil membawa olin kepelukannya .
"Tapi tuhan gk adil , kenapa dia tidak sekalian mengambil nyawaku "ucap olin sambil meneteskan air mata .
"Olin ,dengerin aku kamu gk boleh nyalahin tuhan ini takdir , dan ini semua juga salahku seandainya aku percaya sama kamu ,kamu gk akan kayak gini ,maafin aku sayang "ucap brayen sambil menitihkan air mata dan memejamkan matanya .
"Kamu bener ini bukan salah tuhan , ini bukan salah kamu ini kesalahan kita berdua seandainya kita saling percaya dan tegar menjalani hubungan kita , bray tinggalin gue ,loh gk pantes sama gue ,banyak cewek lain yg lebih sempurna dari gue "ucap olin membuat tubuh brayen menegang ,brayenpun memegang kedua bahu olin dan menatap lembut kearah olin.
"Olin ,dengar aku gk butuh cewek sempurna ,yang aku butuhin hanya kamu cukup berada di sisiku ,karna aku mencintaimu karna hati yg memilih bukan karna fisik kamu ,aku tak perduli bahwa kamu tak sempurna ,tapi ingat kataku cinta tak akan sempurna jika diantara mereka tak mau menerima kekurangan pasangan mereka,jadi aku gk mau denger ucapan seperti itu keluar dari bibir kamu "ucap brayen sambil mengusap air mata olin.
"Maaf "ucap olin lirih sambil menundukkan wajahnya ,brayen meraih dagu olin dan mencium kening olin .
"Kamu janji gk bakal ngomong gitu lagi "ucap brayen sambil mendongakan olin yg dibalas olin anggukan .
"Yaudah sekarang kamu makan dulu ,aku suapin "ucap brayen sambil mengambik semangkuk bubur yg di berikan oleh suster .
"Sekarang buka mulutmu "ucap brayen dan menyendokkan sesendok bubur ke olin.
"Gk mau udah kenyang "ucap okin sambil menoleh kesamping .
"Masa ,baru 2 sendok udah kenyang,makan lagi y "ucap brayen mencoba membujuk olin .
"Gk mau ,buburnya gk enak rasanya hambar "ucap olin sambil memelas .
"Yaudah minum dulu "ucap brayen sambil membantu olin untuk minum .
"Bray aku mau jalan jalan "ucap olin sambil memainkan jari brayen yg digenggaman tangan mungilnya.
"Gk olin ,kamu belum sepenuhnya pulih"ucap brayen menentang .
"Tapi aku bosan ,"ucap olin sambil mengerucutkan bibirnya ,membuat brayen gemas .
"Yaudah , kita jalan jalan tapi ketaman rumah sakit aja y "ucap brayen dan mendapat anggukan antusias dari olin .
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love Always Together[End]
Fiksi RemajaDILARANG COPAS / PLAGIAT KARYA AUTHOR. ASLI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI. Tentang kehidupan seorang gadis cantik yg biasa dipanggil olin ,tentang takdir yg mempermainkannya . Hingga ia betemu dg seorang cowok tampan yg membantunya dan menemaninya saat t...