Rekomendasi lagu 🎵⬆⬆
Kali ini aku berharap kamu sungguh punya masalah, dan kamu gak benar benar mengabaikanku.
~
Happy reading...❤
Nakael menghempaskan badannya ke atas kasur. Dia melempar tas dan sepatunya sembarangan.
"Hoi El setidaknya sepatu lo jangan dilempar sembarangan. Hampir kena muka gue nih!" Athan menggerutu kesal.
"Rumah gue ya aturan gue."
Athan mengelus dadanya dramatis menanggapi jawaban Nakael.
"Nih lawan gue!" Nakael melemparkan stik playstation miliknya ke arah dimana Joean sedang bergelut dengan ponselnya.
"Gak ah, gue trauma kalah terus dari lo."
"Ya makanya kalahin gue kali ini!"
Joean menghembuskan napasnya pasrah. Tanpa bermain pun dia juga udah yakin bakalan kalah dari Nakael.
"Ayo serang Joe serang, kalahin Nakael!" Athan antusias menyemangati Joean.
Beberapa menit lagi permainan berakhir tapi poin nya Joean tertinggal jauh dari Nakael.
"Ah udah ah gue nyerah!"
"Eh? Kok lo nyerah, katanya mau ngalahin gue." Nakael bingung ketika Joean tiba-tiba menyerah.
"Poin gue tuh jauh dibawah lo, tapi kalau misalkan gue lawan Athan baru gue semangat!"
Nakael tertawa diikuti Joean, melihat Athan yang menggerutu kesal membuat dua temannya terpingkal-pingkal.
Setelah Athan gak menarik lagi untuk ditertawakan Nakael mengambil ponselnya.
Membuka akun sosial media miliknya.
Raut wajahnya mengeras.
"Ada apa?" Athan yang menyadari perubahan ekspresi wajah Nakael bertanya.
Tiba-tiba Nakael melempar ponselnya dengan keras. Beruntung ponsel Nakael mendarat di atas sofa.
"Cinderella gue." Nakael tersenyum sinis.
"Kenapa?" Athan bertanya sekali lagi.
"Wah parah nih. Video El yang dilempar kaleng tadi udah kesebar." Joean berdecak kagum.
"What the...." Athan merebut ponsel Nakael dari Joean.
Athan mengatupkan mulutnya gak berani berkomentar, apalagi ketika wajah Nakael yang merah padam.
"Sapa sih dia?"
"Eh? Hah? Siapa?" Athan pura-pura gak ngerti apa yang dikatakan Nakael.
"Duh kenapa nanya sih, lo seriusan gak tau sama sekali tentang itu cewek?" Joean menatap kagum dengan sesosok Nakael.
"Lo pikir gue bercanda?" Jawabnya ketus.
Athan dan Joean saling menatap kemudian tertawa.
"Klarensia Magen Venezuela. Dia itu anak pindahan yang masuk ke kelas kita." Joean menjelaskan.
Kening Nakael mengkerut, tapi kenapa dia gak pernah tau tentang itu.
"Bukannya dia dulunya homeschooling?" tanya Athan memastikan.
Joean mengangkat bahunya.
"Wah pantas tuh cewek aneh. Anak homeschooling biasanya kan untuk anak yang bermasalah gitu."
Nakael diam. Gak ada yang tau apa yang dipikirkan Nakael.
"Kenapa kalian tau dan gue gak?"
"Yaiyalah, lo kapan yang gak tidur di kelas?" tanya Athan.
"Pasti tidur gue nyenyak banget, sampai ada anak baru aja gue gak tau."
Athan dan Joean tertawa.
"Eh tapi kenapa lo nyebut dia Cinderella?" Tanya Athan penasaran.
"Cinderella itu kan babu saudara tirinya. Sementara cewek itu babu gue, ya...jadi gue panggil Cinderella juga biar keren"
"Biasanya lo juga panggil babu aja, tapi terserah lo deh. Babu kan punya lo!"
"Gue aja yang boleh manggil Cinderella, lo lo pada panggil babu kayak biasanya aja."
"Iyee iyee!" jawab Athan dan Joe bersamaan.
***
Sia memanjakan matanya dari atas pohon favoritnya. Sebenarnya Sia punya dua pohon kesukaan. Pohon di tepi jalan raya gak jauh dari rumahnya. Lalu pohon yang sedang dipanjatnya saat ini.
Hamparan padang rumput yang luas terlihat mempesona dan ada beberapa ekor sapi sedang menyantapi makanan penutupnya sebelum dikurung kembali ke kandang.
Padang rumput ini juga gak terlalu jauh dari rumah Sia. Hanya perlu berjalan 10 menit dari belakang rumahnya.
Jadi Sia biasanya lebih suka menghabiskan hari di padang rumput itu. Tapi semenjak dia gak homeschooling lagi, waktunya bermain di padang rumput jadi lebih sedikit.
Tapi sore ini Sia tetap nyisihin waktunya untuk ke sini.
Sia menatap ponselnya yang gak ada notif apapun. Bahkan dari orang yang udah dikiriminya banyak line pun gak ada.
Sia : Raga
Sia : Kenapa gak jemput Sia lagi buat bareng ke sekolah?
Sia : Pas di sekolah, waktu Sia manggil Raga, itu beneran gak kedengeran ya?
Sia : Apa Raga beneran gak dengar Sia
panggil?Sia : Raga :)
Sia : Balas line Sia, pleasee..
Sia : Raga :(
Sia : Sia ada salah sama Raga?
Sia mematikan ponselnya.
Dia benar-benar gak tau kenapa Raga tiba-tiba berubah kayak gini?
"Atau jangan-jangan, Raga lagi ada masalah ya?" Sia bingung.
"Besok Sia harus nanyain langsung ke dia."
Karena udah terlalu sore, Sia berencana untuk pulang ke rumah. Dia memasukkan ponselnya ke saku dan dengan cakap turun dari pohon itu.
Karena udah biasa mungkin ya, Sia bahkan gak takut untuk turun dan naik pohon. Walaupun dengan tergesa-gesa sekalipun.
___________________________
Dan kalian mungkin akan sering bertemu kalimat itu selama ikut bergabung ke dunia Nakael Klarensia🤗
Aku cinta kalian❤
Jika tak ada yang mencintaimu, ingat ada aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul (End)
RomanceBukan tentang pikiran, bukan hanya tentang hati. Satukan mereka dalam satu kata jiwa. Ini tentang penerimaan semuanya. Your SOUL must accept it Kamu yang dulu tidak ada dan tidak akan pernah kubayangkan ada menjadi orang yang selalu ada. Tak peduli...