Rekomendasi lagu 🎵⬆⬆
"Oke kalau gitu mulai sekarang lo jadi Cinderella gue"
~
Happy reading ...❤
Sia duduk sendirian di kursi taman di sekolahnya. Dia menatap lurus pada semua, tak terfokus pada apapun. Pikirannya melayang.
Dan pikirannya hinggap pada Raga.
Soalnya, Raga kayak ngejauh dari Sia akhir-akhir ini. Bahkan gak menjemput Sia ke rumah untuk pergi ke sekolah bersama.
Di sekolahpun ketika Sia memanggil Raga, dia seolah gak denger itu. Saat pulang sekolah pun Raga selalu saja pulang lebih dulu. Hingga Sia gak bisa menemukannya dimanapun.
Sia punya salah ya ke Raga?
"Aaaaa" Sia terpekik kaget.
"Ah Elis" Sia tersenyum kaku ketika mendapati Elisa dengan dua minuman kaleng di tangannya.
"Kenapa sendirian?" Elisa duduk di sebelah Sia. Nyodorin satu minuman kaleng miliknya pada Sia.
Sia menggeleng bermaksud menolak. Tapi Elisa tetap keukeuh untuk memberikan minuman itu pada Sia.
"Ih terima aja, rezeki gak boleh ditolak lho"
"Makasih" Sia berkata ragu.
"Kenapa bicaranya kayak orang takut gitu. Aku lagi gak mood makan orang lho"
Spontan Sia melakukan pergerakan cepat dengan memperjauh jarak di antara mereka.
"Kenapa?" Tanya Elisa heran.
"Ka..ka...kamu kanibal yah?" Sia tergagap.
"Eh?" Ujarnya terhenti lalu Elisa tertawa sambil memegangi perutnya.
"Iya aku kanibal, kemarilah akan kujadikan kamu santapan yang lezat"
Elisa yang terus tertawa, membuat Sia keheranan. Ia sama sekali tak mengerti apa yang ditertawakan Elisa.
"Gak lucu ya?" Tanya Elisa ketika Sia hanya memberikan respon dengan mengangkat alis saja.
"Kamu pikir aku beneran makan orang?" Sambungnya
Sia mengangguk pelan tanpa berani menatap matanya Elisa.
"Ya nggaklah, mana mungkin aku makan orang. Aku ini masih normal tau!"
Sia hanya memandang Elisa sekilas lalu kembali menatap ke depan tanpa menanggapi gurauan dari Elisa.
"Raga!" Sia memanggil Raga yang tak terlalu jauh darinya.
Raga gak noleh sedikitpun.
"Sia pergi dulu ya!" Sia berlari menyusul Raga.
"Kenapa aku ditinggal Sia?"
Dan Sia pun gak lagi menghiraukan Elisa dan tetap fokus menyusul Raga.
Mata Sia liar mencari keberadaan Raga.
"Kemana ya Raga? Padahal Sia yakin Raga memang di sini tadi."
***
Sia berjalan sambil menghentakkan kakinya dengan keras seperti anak kecil. Kaleng minuman miliknya seketika penyok dalam sekejap saat Sia meremasnya dengan kesal.
"Sia salah apa sih sama Raga? Kenapa Raga sepertinya marah pada Sia?" Sia mengerucutkan bibirnya sambil terus menggerutu.
Ketika sedang dalam perjalanan kembali ke kelas, Sia penasaran dengan apa yang tengah terjadi di kerumunan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul (End)
Любовные романыBukan tentang pikiran, bukan hanya tentang hati. Satukan mereka dalam satu kata jiwa. Ini tentang penerimaan semuanya. Your SOUL must accept it Kamu yang dulu tidak ada dan tidak akan pernah kubayangkan ada menjadi orang yang selalu ada. Tak peduli...