Rekomendasi lagu 🎵⬆⬆
"Ah ini terlalu menyakitkan, dituduh melakukan sesuatu yang bukan aku pelakunya"
-Klarensia-
~Happy reading...❤
"Sial gue bosan banget" Gerutu Nakael sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit pusing. Ia menyandarkan kepalanya ke atas bantal di ranjang itu.
Kata Mrs. Daisy kedua orang tua Nakael akan segera menjemputnya ke sini. Tapi sekarang sudah jam 7 malam, tapi mereka masih tak kunjung menampakkan wajah.
Nakael merasa tak enak di sini. Karena ia diperlakukan terlalu berlebihan di rumah ini. Apalagi perlakuan Mrs.Daisy dan Mr.Paul yang terlalu baik padanya.
Kadang berulang kali masuk ke kamar yang ditempatinya, bertanya apakah dia butuh sesuatu atau ada yang membuatnya tak nyaman.
Jam dinding masih berputar tanpa memikirkan Nakael yang ingin sekali memutarnya paksa, untuk mendatangkan Mama dan Papanya segera.
Mata Nakael segera melirik ke arah pintu kamar. Ada seseorang di sana."Ada apa?"
"Eh?" Ujar gadis itu terkejut, ternyata Nakael tahu keberadaannya.
"Aku boleh masuk kak?" Pinta Celia.
Nakael mengangguk kecil tanpa menoleh mengizinkan Celia untuk masuk.
Sikap Celia yang jauh berbeda ketika mereka pertama kali bertemu di mini market, membangkitkan rasa ingin tahu Nakael.
"Kak Nakael sekelas bukan dengan Sia?"
"Yap"
"Mungkin aku terlalu lancang, tapi aku selalu dibuat khawatir dengan dia."
Nakael memandang wajah Celia yang sepertinya malu mengatakan tujuannya bicara dengan Nakael.
"Tolong jaga Sia ya" Gadis kecil itu menundukkan kepalanya tak berani menatap Nakael.
Nakael menatap Celia heran
"Gue kira lo gak suka sama kakak lo"
Celia menggigit bibirnya "Ya dia memang menyebalkan. Tapi aku suka dia. Aku selalu suka bagaimana cara dia tertawa. Aku selalu suka wajah polosnya, sifat kekanak kanakannya Sia. Bahkan aku salut dengan dia yang selalu bisa menyimpan semuanya sendiri"
"Maksud lo?"
"Mmm, Entahlah. Aku sebenarnya ingin memberitahukannya, tapi aku takut salah bicara."
"Kenapa harus gue?"
"Dari dulu Sia cuma punya satu sahabat. Tapi kemarin aku mendengar pembicaraan mereka. Aku tahu mereka sedang ada masalah"
"Emang lo pikir gue peduli?"
"Dari dulu Sia selalu sulit untuk akrab dengan seseorang. Mungkin karena dia tak pernah bebas keluar rumah. Dari dulu pun Sia selalu saja home schooling. Tapi ketika aku lihat Sia bersama Kak Nakael. Aku merasa Sia bisa cepat merasa nyaman dengan kakak" Sia menjelaskannya tanpa mengindahkan ucapan sarkas Nakael sebelumnya.
"Ah terserah deh, kepala gue lagi pusing." Nakael yang mulai muak dengan Celia yang banyak bicara mengacak kasar rambutnya.
Celia berdecak kesal. Padahal ia cuma ingin mengatakannya dengan baik baik. Tapi sepertinya Nakael tak bisa jika diajak bicara baik baik.
"Aku heran, kenapa juga Sia mau nolongin orang kayak dia" Ujar Celia lebih kepada dirinya sendiri yang sudah jengkel karena sikap Nakael.
"Oh jadi lo tadi cuma baikin gue, karena mau minta tolong kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul (End)
RomanceBukan tentang pikiran, bukan hanya tentang hati. Satukan mereka dalam satu kata jiwa. Ini tentang penerimaan semuanya. Your SOUL must accept it Kamu yang dulu tidak ada dan tidak akan pernah kubayangkan ada menjadi orang yang selalu ada. Tak peduli...