Bukan tentang pikiran, bukan hanya tentang hati. Satukan mereka dalam satu kata jiwa. Ini tentang penerimaan semuanya.
Your SOUL must accept it
Kamu yang dulu tidak ada dan tidak akan pernah kubayangkan ada menjadi orang yang selalu ada.
Tak peduli...
Aku tak berpikir kamu seperti yang mereka katakan, kamu itu istimewa menurutku.
-Klarensia
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Klarensia-
Happy readiiing...❤
"Sudahlah ayo kita pulang" Sia setengah berlari.
"Sia jangan lari seperti anak kecil ih"
"Kamu yang lambat Cel"
Napas yang tersengal sengal terhembus begitu mudah dari keduanya.
"Sia, lari kamu cepat sekali"
Sia tertawa "Kamu kenapa ikut ikutan lari?"
Celia memainkan bola matanya mencari alasan. Terlihat imut jika dia tak sok dewasa seperti biasanya.
"Ya aku takut kamu bakal ninggalin aku"
"Gak bakalan lha Cel"
Lalu Sia menaruh belanjaan mereka di atas meja makan.
Hidungnya kemudian berkerut karena membaui sesuatu yang aneh sejak tadi. Ia mengendus ngendus tangan dan bajunya. Hampir seluruh tubuhnya.
"Cel kamu mencium bau sesuatu?"
"Iyaa bau kamu karena kena pecahan telur tadi"
"Ah ya benar juga, ternyata aku yang bau" Sia menyengir.
Masih belum terlalu lama sebenarnya Sia di dalam kamar, tapi Celia sudah nyinyir memanggil namanya dari lantai bawah.
"Iya sabar Cel, aku harus mandi dulu karena bau telur"
"Ya udah aku beneran udah lapar sekali Sia"
Selama memasak banyak yang mereka berdua ceritakan.
"Sia kenapa sih mama gak mau memperkerjakan asisten rumah tangga?"
"Ya mungkin mama ingin melakukan pekerjaan rumah dan mengurus semua keperluan keluarga dengan tangannya sendiri"
"Oouuhhh" Celia tersenyum nakal
"Sejak kapan kamu bicara sok dewasa begini Sia?" Tanyanya dengan nada mengejeknya.
"Sejak negara api menyerang" Sia menjawab singkat.
Celia lebih memilih untuk duduk dan membiarkan Sia memperlihatkan kecakapan memasaknya.
Memang Sia itu mirip sekali dengan Sofie mama mereka, berbeda dengan Celia yang lebih condong dengan papa mereka Jeremy. Bahkan dalam hal memasak pun Sia ahli seperti Sofie.
