Bullying

1.6K 120 16
                                    

Disebuah taman dibelakang sekolah _

Sebuah kotak makan bergambar beruang diambil paksa dari tangan kecilnya.

"Yah Park Jimin! Apa yang kau makan kali ini? Kimbap dengan telur busuk. "

"Hahaha tak heran kenapa mulutnya bau! "

Tak lepas dari rampasan makanannya, satu anak mendorong Jimin dan merampas sepatunya untuk dilempar ke kolam. Jimin berusaha mengambilnya namun temannya mendorong dia hingga jatuh. Setelah melihat Jimin diam memeluk sepatunya dikolam. Teman temannya akhirnya pergi setelah merasa bosan pada Jimin.

Jimin hanyalah anak gadis dari keluarga yang kurang mampu, kumal, miskin, tidak pintar dan anak sepertinya adalah hal yang paling rentan untuk terkena bully.  Namun Jimin bukan anak yang pemurung, ia tetap bisa ceria meskipun kerap mendapat bully.

Setiap hari Jimin pulang jalan kaki dengan penampilannya seperti itu, orang akan selalu memandang Jimin sebagai anak gelandangan. Namun Jimin tak menganggap itu masalah serius, dia hanyalah anak kecil yang tidak mengerti arti cibiran.

Jimin masih diam dipinggir taman menunggu sepatu yang ia jemur kering. "Kenapa teman-teman membenciku?" tanyanya pada sepatunya yang sepertinya sudah mengering. Jimin akhirnya pulang,
Namun ketika pulang ia melihat anak pucat dilempari bola basket bergantian sampai pingsan.

"Ommo... Kasiahan." Ia melihat lalu bersembunyi karena takut. Ia bersembunyi menunggu para seniornya pergi. Ketika senior-senior itu pergi Jimin mendekatinya.

"Gwenchana? " Badannya meringkuk. Jimin mencolek colek pipi pucat anak itu "Hei bangun.  ..." Jimin mendongak "... Hei disini dingin sekali. bangunnn!!! "

Tak mendapatkan respon apapun, Jimin menyeret anak itu ke dalam rumah perosotan lalu pergi mencari bantuan. Namun sepertinya disekitar sana tak ada orang. Akhirnya Jimin menunggu bersama orang itu sampai malam.

"Kenapa kau tidur sangat lama? Apa dia meninggal? "

Jimin menaruh satu jari di dekat lubang hidung anak itu dan bisa merasakan hembusan nafas yang keluar. " haa~ masih hidup."

Detik berikutnya anak pucat itu sadar. Jimin senyum dan senang jika anak pucat itu sadar. "Kau bangun?  Yee~ aku khawatir sekali tadi. Apa kau baik baik saja? "

"Apa apaan?!  Kenapa aku melihat orang jelek saat aku bangun."

Sungguh bukan jawaban yang dapat Jimin bayangkan. Bukannya menjawab Jimin dengan baik, anak pucat itu malah menghinanya.

"Yack kau!  Aku sudah membantumu harusnya kau berterimakasih padaku! "

"Siapa yang meminta bantuanmu jelek. Aisshhh pergi sana kau! "

Jimin yang kesal langsung pergi meninggalkan anak pucat itu. Untuk pertama kalinya Jimin merasakan penyesalan karena berbuat baik pada orang lain.


***

Keesokan harinya... dijam istirahat Jimin diam menatap keluar jendela.
Ia lapar namun kantin adalah hal yang paling Jimin benci. Karena di sana ia akan kembali dibully tapi jika makan di kelaspun ia akan dimarahi guru. Bahkan jika Jimin ke taman belakang pun anak anak nakal akan datang dan membuang makanannya seperti kemarin. Mata Jimin lalu tertuju pada pos satpam. Ia tiba-tiba mendapatkan ide.

"Jika aku makan di sana bolehkan? "

Jimin akhirnya memutuskan untuk makan didekat pos satpam. Ia berlari kesana dengan senyuman penuh harap. Ia mendekati penjaga satpam itu.
"Oh??  Ada perlu apa nak? "

"Paman! Paman! Apakah aku boleh makan disini? "

"Tentu saja!  Kemari nak! "

"Terimakasih paman! " Jimin tersenyum lalu duduk kemudian membuka kotak makannya.
Sang satpampun berbagi bekal dengan Jimin.

"Harusnya dari dulu aku makan disini"

"Kenapa kau tidak makan di kantin? "

"Aku tidak suka di sana. Teman-temanku selalu menggangguku saat makan. "

"Apa mereka jahat padamu? "

"Tidak." jawabnya bohong "mereka hanya menggangguku dan aku tidak suka."

"Kalau begitu makan saja disini ya. Katakan pada paman jika ada anak nakal yang jahat padamu"

"NE~ Terimakasih paman." jawab jimin dengan senyum lebar. Jimin senang ia bisa santai makan tanpa diganggu lagi oleh teman jahatnya.

Keesokan harinya Jimin kembali makan di pos satpam bahkan karena kerap makan bersama, Jimin sering bermain di sana. Ia sangat merasa aman didekat paman itu.

See you next time...

Frozen Heart [ WARNING NC 21+ YOONMIN GS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang