Siapa yang akan tau bagaimana nasib seseorang bisa berubah. Siapa yang tau bahwa kepindahan Jimin bukanlah keputusan yang tepat. Mereka mengalami kecelakaan di Seoul yang membuat ayah Jimin lumpuh dan menewaskan kakak dan paman Jimin. Sedangkan ibu Jimin mengalami patah tulang. Hidup Jimin menjadi buruk ketika ternyata bibiknya sangat jahat dan meminta Ibunya bekerja untuk mengganti biaya rumah sakit dan biaya kremasi ayahnya. Mereka tak memiliki siapa siapa lagi. Bahkan nomor kerabat ikut hancur bersama handphone mereka saat kecelakaan dulu, termasuk nomor Min Yoongi.
"Kalian fikir bagaimana aku mendapatkan uang untuk semua itu ? Rumah ini satu satunya yang tersisa dari khasus kecelakaan itu. Karena demi Tuhan. Jika saja suamiku tidak menjemput kalian, dia tidak akan sampai meninggal. "
"Aku mohon maaf Nari-ah. Aku berjanji akan bekerja dan melunasi semua hutangku." Pinta ibu Jimin memohon.
"Dan kau bisa seenaknya hidup menumpang dirumahku?!"
"Aku akan merawat rumah ini dengan baik. Aku janji."
Janji ibu Jimin bukanlah ucapan semata, bahkan Jung NaRi dan Jung Hoseok puas dengan cara Ibu Jimin mengurus rumah mereka. Bahkan saat Jimin memasuki SMA, Jimin harus berjualan teokboki dipasar. Sedangkan ibunya menjadi tukang bersih bersih di bar kakaknya. Meski demikian Jimin tetap ceria karena memiliki teman baik yang membantunya berjualan.
"Chim chim ~" Teriak gadis cantik dengan tas hitamnya "Ada yang bisa aku bantu? "
"Jungkook-ah. Kau sudah pulang les? Tteokbokkinya belum dipotong. "
"Oke biar aku kerjakan. "
"Ne Terimakasih teman tersayangku. "
Selesai jualan mereka memakan ice cream bersama. Namun Jungkook terlihat terus memandangi handphonenya dengan mulut komat kamit.
"Kau menghafal? "
"Ujian sebentar lagi. Apa ibumu tak memarahimu? Jika kau terus berjualan kau bisa dapat nilai buruk. "
"Aku tidak akan pergi kuliah."
"Kenapa? Yack Jimin. Kaukan janji akan menemaniku kuliah."
"Aku tak punya cukup uang. Aku baru cek pendaftaran Dan aku benar benar tak punya uang untuk membayar semua itu."
"Bukankah kau punya tabungan? "
"Aku Ingin ibuku keluar dari rumah penyihir itu. Maka lebih baik aku kumpulkan uang untuk menyewa rumah."
"Haahh~ seandainya aku kaya, akan aku bayar semuanya."
"Hahaha terimakasih. Ada kau saja aku bersyukur... Jangan menjauhiku setelah kau mendapatkan teman kuliah."
"Mana mungkin aku begitu. Bahkan jika aku harus kuliah di luar negripun aku akan selalu menghubungimu. Kaukan satu satunya pacarku."
Penuturan Jungkook membuat tawa Jimin pecah. Mereka saling tertawa hanya dengan kata pacar Yang menurut mereka lucu.
Teman adalah segalanya bagi Jimin. Karena baginya, tanpa Jungkook, hidupnya akan sangat kesepian. Bayangkan jika dalam keadaan Yang sangat susah kau tak memiliki teman untuk berbagi keluh kesah. Ia tak peduli kemana mereka pergi, kemana arah tujuan mereka, selama ia bisa terus bersama Jungkook ia akan senang.
Jungkook adalah tipikal orang yang tidak pernah mengingkari janjinya. Ia tetap berteman dengan Jimin bahkan membawa teman Jungkook makan ke kedainya. Bahkan ia bukan berfikir malu. Jungkook justru ingin membantu Jimin mengembangkan kedai tteokbokki temannya.
Makan malam keluarga Jeon
"Eomma. Appa."
"Iya? "
" hm? "
"Mengenai tabunganku, Apa aku boleh menggunakannya untuk membuat bisnis bersama Jimin? "
"Bisnis? "
"Bisnis apa? Kau taukan bisnis itu bukan main main? "
"Aku tau. Aku memikirkan ini dari beberapa tahun yang lalu. Di dekat kampusku ada sebuah toko yang tutup dan menjual tanahnya. Rencananya aku ingin membelinya. Harganya dijual murah karena pemilik sangat membutuhkan uang. Lokasinya sangat strategis. Dekat dengan sekolahan, kampus, rumah sakit dan perkantoran, bahkan tak jauh dari stasiun kereta. "
"Itu tempat yang Bagus."
"Ne. Jika aku membeli tempat itu dan membuka kedai dan dipromosikan pada kantor, sekolah dan kampus..."
"Appa perlu melihatnya langsung besok. Jika memang Bagus, appa setuju tapi jika surat tidak jelas. Appa tidak akan mengizinkannya. "
"Yess. Baik Appa. Gumaeoyo~ Saranghae."
Dengan uang tabungan Jungkook dan Jimin serta tambahan dari ayahnya, akhirnya tempat itu berhasil menjadi milik Jungkook. Bahkan orang tua Jungkook ikut menanam modal untuk mereka dan tanpa butuh waktu lama, Jungkook dan Jimin membuka kedai. Dengan menu yang lebih variatif Jungkook dan Jimin berhasil mempromosikan kedainya. Bahkan kedai mereka tak pernah mengenal kata sepi.
"Boss. Jika ramai terus seperti ini, aku akan menuntut tunjangan yang banyak." Chungha melempar napkin pada meja.
"Aku juga. " Mark ikut melempar napkin juga.
"Eyyy... Aku harus melihat bagaimana kinerja kalian dulu. "
"Kerjaku Bagus. Bahkan aku mempromosikan ke kampus lain. "
"Dia sengaja ke kampus bukan promosi boss tapi mencari lelaki kesana kemari."
"Kapan kapann? Kaulah yang jelalatan mencari cari nomor anak SMA. Dasar Pedofil. "
"Heii sudah sudah. Kalian semua bekerja dengan baik. Promosi ini berjalan dengan baik, upah tambahan akan diberikan jika tiap bulan kita melebihi target penjualan. Maka dari itu semangat."
"Yes Boss." / "Siap Boss." teriak kedua karyawan Jimin memberi hormat ala tentara korea.
"Sepertinya management disini harus diperbaiki. Bagaimana bisa kalian kehabisan menu saat owner kalian berkunjung kemari? Heiss sungguh mengecewakan."
Kedua karyawan itu langsung memberi salam pada Jungkook dan menyediakan makanan di dapur.
"Bukankah kita harus menambah koki baru? Apa kau tidak lelah menyiapkan semua bahan?"
"Haruskah? Nanti saja kalau aku sudah menyewa sebuah tempat untuk orang tuaku."
"Ckckck kau terlalu memaksakan diri."
"Bukan begitu. Kaukan tau keinginan terbesarku. Setelah melunasi hutang dan memiliki tempat tinggal baru, aku baru bisa tenang."
"Hahhh~ memangnya berapa lama lagi? "
"Beberapa bulan lagi, jika penjualan stabil, aku bisa menyewa tempat setahun penuh. " Jimin memamerkan buku tabungannya "Tadaaa.. Sebentar lagi kami bisa pindah. "
"Daebak. Ini nolnya benar?"
"Aahhh ini sangat membuatku semangat dan bahagia. "
Melihat senyuman Jimin, Jungkook jadi terharu "hmmm chukkae Jimin ah."
Mereka berpelukan sambil loncat kegirangan. Pasalnya impian Jimin sejak saat sekolah menengah dulu, baru bisa diwujudkan setelah sekian lama.
Jimin melihat miniatur piano dimejanya dan tersenyum 'Oppa. Kami akan akan hidup lebih baik dari kemarin.'
※∵※∵※∵see you next chapter. ∵※∵※∵※
![](https://img.wattpad.com/cover/194119995-288-k469298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Heart [ WARNING NC 21+ YOONMIN GS ]
Fanfiction[Completed] Waktu dapat merubah segalanya. Dia yang kau anggap pahlawan berubah menjadi sosok yang sangat kejam.