Mentari Melirik Bunga

483 114 37
                                        

-

Dongpyo sudah selesai memakan bekalnya, dalam keadaan canggung karena perkataan Eunsang tadi, ia melirik, Eunsang masih memperhatikannya.

"Eunsang, lehermu nggak sakit merhatiin aku terus?" tanya Dongpyo berusaha memecah rasa canggung yang ia rasakan.

Eunsang mengangkat kedua alisnya, "Aku tidak tahu bagaimana caranya merayu seseorang, jadi aku diam dan melihat saja sampai orang yang kuperhatikan mau menjadi milikku."

TAPI DARI TADI KAMU UDAH NGERAYU AKU- dan ini kesekian kalinya kamu menjawab dengan jawaban yang sama.

Iya, Dongpyo sering banget nanyain Eunsang kenapa perhatian Eunsang selalu pada Dongpyo. Jawabannya selalu berakhir menjadi rayuan dan selalu membuat Dongpyo salah tingkah serta kebingungan.

Dongpyo mendongakkan wajahnya, menggigit bibir bagian bawah, dan memejamkan matanya sejenak. Ia tidak tahan.

Ia kembali pada posisi semula, melihat Eunsang, bertatap dari mata ke mata,

Namun Dongpyo sekali lagi memejamkan matanya karena tidak tahan ketika mengingat rayuan Eunsang. Meski menyebut itu sebagai rayuan mungkin tidak tepat, tidak mungkin Eunsang benar-benar merayunya.

"Eunsang..." Dongpyo berusaha melupakan kejadian tadi.

"Iya?"

"Aku capek dan mengantuk, aku mau lanjut bolos ke UKS, dan mau tidur," ujar Dongpyo sambil bangkit dari kursinya, "Kalau kamu mau balik ke kelas silahkan, tak perlu menemaniku."

"Ah, selalu mempesona sepanjang hari pasti membuatmu lelah, aku mengerti, oh, ayo kita ke UKS sekarang, aku akan menemanimu,"

Dongpyo spontan memukul meja.

Wajahnya kini merona merah seperti rambut Eunsang. Dari kepalanya bisa terlihat ada asap karena saking panas wajahnya.

• ☀️ •

Dongpyo hari ini merasa semakin gelisah, setiap bertemu Eunsang ia merasa ia harus pergi dari tempat itu secepat mungkin. Kehadiran Eunsang tidak baik untuk jantung dan kesiapan hatinya.

Sayangnya, Dongpyo tidak bisa menghindari takdir. Ia akan selalu berpapasan dan bertemu dengan Eunsang, yang dimana akhirnya mereka selalu berduaan di suatu tempat.

Sekarang Dongpyo dan Eunsang sedang duduk bersebelahan di tangga koridor yang menghubungkan halaman kosong sekolah dengan koridor.  Keduanya masing-masing mengenggam minuman kaleng, Dongpyo susu karamel dan Eunsang dengan minuman sodanya.

Dongpyo lalu memberanikan diri menoleh dan melihat Eunsang.

Eunsang yang sadar tengah diperhatikan ikut menoleh, keduanya saling bertatapan dalam hening. Sebenarnya tidak sepenuhnya hening, suara orang-orang dari jauh dan suara angin yang beradu menghias momen mereka.

Lalu Dongpyo yang pertama mengalihkan pandangannya, tidak melihat Eunsang lagi. Ia tidak kuat,

Dia terlalu rupawan.

"Kenapa?" tanya Eunsang.

Masih dengan mata yang tidak mau menatap Eunsang, Dongpyo menyahut, "Kenapa gimana?"

"Kamu nggak nyaman ya deket aku terus?"

Dongpyo langsung menjawab, "Nggak, nggak kok-"

"Terus kenapa diem aja? Biasanya kamu ribut nanya-nanya ke aku."

Dongpyo diam, tidak menjawab.

Eunsang lalu lanjut berbicara, "Kamu selalu nanyain aku kenapa aku merhatiin kamu terus, datangin kamu terus, nemenin kamu terus, dan meski jawabannya selalu sama, kamu nggak berhenti bertanya."

Dongpyo tetap menempelkan bibirnya pada minuman susu karamelnya. Ia tidak menjawab, tetap diam mendengar Eunsang berbicara.

"Kamu mau jawaban yang berbeda?"

Eunsang tidak melepaskan pandangan,

"Kali ini aku mau menjawabnya dengan serius. Meski selama ini aku sebenarnya selalu menjawab dengan jujur dan serius."

Dongpyo masih diam, ia memejamkan matanya, telinga fokus mendengarkan Eunsang

"Jawaban untuk kenapa aku selalu memperhatikan kamu, karena kalau aku dalam kondisi terburuk, mengonsumsi yang manis memberiku semangat, dan kamu adalah asupan glukosaku. Kamu manis dan menyegarkan."

Dongpyo belum melirik Eunsang.

"Kenapa aku selalu datangin kamu terus? Karena aku harus bisa mengatur waktu, dan aku ingin menghabiskan banyak waktuku untuk bersamamu. Aku tidak ingin menyesali setiap detik."

"Lalu untuk kenapa aku selalu nemenin kamu, jawabannya adalah aku ingin mendapat peringkat satu sebagai orang yang selalu berada di sisimu dan selalu ada untukmu. Dengan begitu kamu bakal nyariin aku kalau butuh pertolongan, aku akan menjadi orang pertama yang kamu cari."

Eunsang lalu berdiri dari posisinya,

"Dan kesimpulannya..."

Ia lalu berjalan ke depan Dongpyo, berjongkok untuk menyamakan jarak.

"Itu karena aku menyukaimu."

Dongpyo akhirnya melirik.

-
Tbc

ʟιĸᴇ ᴀ ғʟᴏᴡᴇʀ, нᴇ ᴡιтнᴇʀᴇᴅ | ᴇυɴᴘʏᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang