Perselisihan Kecil Mereka

517 92 18
                                    

-

Bekal bertingkat tiga terasa semakin berat begitu mata si laki-laki Mentari menemukan bunganya kembali dikerubungi berbagai kupu-kupu yang mengharapkan sesuatu lebih dari madu.

Si mentari menghela napas, ia diam di tempatnya, menghentakkan kaki berharap bunga miliknya itu melihat ke arahnya, karena itu hukum alam, heliotropisme.

Tidak mendapatkan perhatian yang diinginkan, si Mentari mendengus kesal.

Dia mengambil sebagian besar udara di sekitar lalu menghembuskannya,

Sabar pyo sabar

Wajar kan Eunsang banyak pengagumnya

Dongpyo membatin; mengingatkan dirinya sendiri. Lalu ia menunduk, melihat ke arah bekal bertingkat tiga di dekapannya, "Padahal aku sudah bangun pagi-pagi buat ini."

"Banyak banget bikin bekalnya, hyung."

Tiba-tiba Dongpyo merasa punggungnya ditepuk. Refleks, dia membawa kepalanya ke samping, menatap laki-laki yang merupakan adik kelasnya itu.

"Jinwoo..."

Dongpyo langsung mengembungkan pipi dan memajukan bibirnya; cemberut. Jinwoo tertawa kecil melihat kakak kelasnya itu,

"Tumben bikin bekal tingkat tiga, hyung? Biasanya satu saja..."

Masih cemberut, Dongpyo mengarahkan lutut kakinya, menunjuk ke arah si kekasih yang sibuk dikerubungi pengagumnya.

Bibir Jinwoo membentuk huruf o; mengerti dengan kode yang diberikan Dongpyo, menyimpulkan kalau bekal tingkat tiga itu untuk berbagi dengan Eunsang.

"Hyung benar-benar perhatian dengan Eunsang sunbae-nim, ya?" Jinwoo mencubit pipi Dongpyo lantaran gemas karena masih dikembungkan, ia ingin mengempeskan pipi gembul itu, "Sampai membuatkan bekal sebanyak ini."

Meski berwarna hitam, mata Dongpyo bersinar cerah cemerlang, ia senang Jinwoo mengerti keadaan dan usahanya. Ah, betapa baiknya adik kelasnya ini.

"Aaa... Jinwoo, biarkan aku mengadopsimu! Kau anak yang baik sekali!"

Dongpyo ingin memeluk Jinwoo tapi tidak bisa karena dia harus memegang bekalnya yang berat itu. Seolah benar-benar bisa membaca niat Dongpyo, Jinwoo memeluk kakak kelasnya duluan,

"Hehe, masa anaknya lebih tinggi dari orang tuanya?"

"Eh, ngapain kalian peluk-pelukan."

Di hadapan Dongpyo yang dipeluk Jinwoo, ada Eunsang. Si bunga akhirnya menyingkirkan segerombol kupu-kupu dari pandangan dan lingkungannya lantaran melihat mentarinya bersinar cerah untuk serta karena orang lain.

Dia tidak terima.

Jinwoo langsung melepaskan pelukannya, takut akan terjadi kesalahpahaman. Jinwoo segera mengambil langkah mundur tapi tidak kabur dari tempat, bersiap-siap membantu Dongpyo yang akan dilontari berbagai pertanyaan tidak enak.

"Eh Eunsang-"

"Jangan panggil aku tanpa embel-embel!"

"-sunbae."

Dongpyo langsung menginjak kaki Eunsang,

"Aw- kok kakiku diinjak, sih, sayang?"

"Ih sayang! Sayang!" Dongpyo menginjak kaki Eunsang dan sekali lagi laki-laki bersurai merah itu meringis kesakitan karena injakan yang diberi Dongpyo sangat keras,

"Jinwoo kan belum selesai ngomong! Terus ngapain kamu sok-sok senioritas seperti Yunseong?"

Spontan terdengar suara bersin setelah Dongpyo mengatakan kalimat itu.

Muncul lipatan di dahi Dongpyo, ia lalu mendorong; menyerahkan bekal tingkat tiga tadi secara kasar.

"Makan!"

Eunsang melirik ke arah bekal di dekapannya lalu melirik ke arah si mentari lagi.

"...Ah, makasih, ayo makan bareng, pyo-"

"Nggak usah, kamu makan sendiri aja itu, aku mau makan sama Jinwoo, bye!"

Dongpyo yang sudah berbalik, membalikkan badannya lagi, meraih kotak bekal bertingkat tiga itu dari dekapan Eunsang,

Lalu menaruhnya di lantai, si manis berjongkok, membuka dengan cekatan, mengambil satu kotak. Dirinya tidak peduli dengan tatapan dari Eunsang dan Jinwoo yang gemas karena Dongpyo terlihat semakin kecil ketika berjongkok di lantai, ia kembali berdiri,

"Nah makan itu dua kotak sendiri!"

"Eh-"

Dongpyo berbalik lagi, tangannya menggandeng tangan si adik kelas, lalu pergi.

Setelah melangkah agak jauh, Dongpyo berhenti yang kemudian diikuti oleh Jinwoo yang juga berhenti karena dirinya hanya bisa mengekor sambil tertawa dalam hati melihat perselisihan kedua kakak kelasnya,

"AWAS KALAU NGGAK MAKAN, NANTI AKU MAKIN MARAH!"

Si mentari menjulurkan lidahnya, lalu berjalan lagi sambil menggandeng adik kelasnya, meninggalkan Eunsang dan bekal yang sekarang hanya bertingkat dua.

-
Aku pengen lihat tingkah Dongpyo kalau cemburu gimana.

ʟιĸᴇ ᴀ ғʟᴏᴡᴇʀ, нᴇ ᴡιтнᴇʀᴇᴅ | ᴇυɴᴘʏᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang