-
"Kau pakai lipbalm rasa apa?"
Dongpyo menolehkan kepalanya seraya menjauhkan lipbalm berwarna merah cerah dari bibirnya,
"Rasa ceri," sahut Dongpyo, menjawab pertanyaan Eunsang, "Mau coba?"
Eunsang mengangguk, Dongpyo pun menyerahkan lipbalmnya, "Nih co-"
Kalimat Dongpyo terhenti begitu bibirnya dikecup dan dilumat sekilas oleh Eunsang, bibir bagian bawah Dongpyo juga dijilatnya,
"Oh iya, beneran rasa ceri," komentar Eunsang puas karena berhasil membuktikan rasa ceri lipbalm milik Dongpyo, "Baunya enak juga." Lalu ia meraih lipbalm tadi dari tangan Dongpyo dan menghirup aromanya.
"EUNSAAANGGG!" pekik Dongpyo kesal, "Jangan curi-curi kesempatan ih, aku nggak siap." pipi si mungil merona merah sampai telinganya.
Harusnya Eunsang menjaga keselamatan jantung Dongpyo.
Yang diomeli hanya tersenyum seolah tidak merasa bersalah, "Aku tidak curi-curi kesempatan, kok."
"Itu jelas-jelas curi kesempatan," protes Dongpyo sambil mengembungkan pipinya seolah ia mengambek. Padahal tidak, hanya bercanda.
"Lagipula bibirmu yang salah, bibirmu menggodaku untuk disantap."
Dongpyo memukul kecil bahu Eunsang, dengan mulut yang ia tahan dari tersenyum karena masih bimbang antara harus merasa malu atau senang.
Rayuan Eunsang yang selalu datang bertubi-tubi, tidak mengenal waktu dan tempat selalu berhasil menggelitik hati Dongpyo.
"Maaf ya, sayangku," ujar Eunsang seraya menangkap tangan Dongpyo agar pukulan yang ditujukan pada dirinya berhenti.
Aku hanya ingin membalas ciuman dadakan yang kau berikan tadi pagi.
• ☀️ •
Akhirnya sepasang kekasih ini keluar dari mobil.
Mobil? Iya, mereka sedang jalan-jalan, kencan tepatnya.
Eunsang sudah punya sim? Jawabannya belum, itulah mengapa selama perjalanan tadi ia mengambil jalan alternatif agar tidak bertemu polisi.
Awalnya Dongpyo menyarankan untuk naik bis saja tapi ditolak Eunsang. Katanya nanti berisik, nanti Dongpyo gabisa mendengarkan dan menimpali rayuan Eunsang.
Mereka tidak pergi ke tempat yang terlalu mewah atau spesial, kali ini sesuai permintaan Dongpyo, ia ingin mencoba berbagai street food.
Dongpyo jarang jajan makanan yang ada di pinggir jalanan, diet, begitu alasannya. Tapi untuk kali ini, ia benar-benar ingin makan berbagai jajanan bersama Eunsang. Eunsang sendiri tidak masalah, asalkan laki-laki manis miliknya ini bahagia ia pun turut bahagia.
Sebenarnya ini berhubungan dengan rasa takut Dongpyo pada cinta,
Semua orang yang terobsesi padanya selalu memaksa untuk memanjakan Dongpyo dan memandikannya dengan kemewahan.
Untuk mengganti impresinya tentang cinta, Dongpyo bertindak duluan, ia akan menghentikan Eunsang dari berpikir untuk memanjakan Dongpyo dengan rasa sayang dan kemewahan yang terlalu dilebih-lebihkan.
Aku tidak mau yang mewah-mewah.
"Dongpyo, kau pernah makan kepiting keju?" tanya Eunsang tiba-tiba sambil mengarahkan jempolnya pada sebuah stand makanan yang memiliki bendera dengan ilustrasi kepiting.
Dongpyo melirik ke arah stand yang dimaksud Eunsang, "Tidak," jawabnya. Ini pertama kalinya Dongpyo melihat jajanan kepiting keju sama seperti Eunsang.
"Ayo kita coba itu, kau pasti suka!" seru Eunsang sambil menggandeng tangan Dongpyo menuju stand kepiting. Dongpyo mengintip wajah Eunsang,
Eunsang terlihat bersemangat.
Melihat semangat Eunsang, Dongpyo merasa senang dan juga bersemangat.
Aku senang dia menikmati ini.
Biasanya, setiap kencan yang ia lalui di masa lalu, Dongpyo merasa kalau hanya dia yang bersenang-senang. Pasangannya tidak pernah terlihat bersemangat, mereka hanya tersenyum sambil membawa Dongpyo ke tempat-tempat mewah.
Dongpyo tidak menyukai kencan yang seperti itu, setiap menyadari kenyataan itu, kencannya berakhir dalam suasana yang tidak menyenangkan.
Mereka lebih terlihat seperti pelayan dibandingkan pasangan.
-
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
ʟιĸᴇ ᴀ ғʟᴏᴡᴇʀ, нᴇ ᴡιтнᴇʀᴇᴅ | ᴇυɴᴘʏᴏ
FanfictionIbarat bunga, jika aku boleh mendeskripsikan dirinya. --- Tidak ada plot Hanya filosofi dan harum musim semi --- Status : research (done) , mereka (ongoing)