Bagaimana Bisa Mengenal

687 126 13
                                        

-

Hari berjalan seperti biasa, rutinitas dilakukan sebagimana semestinya.

Eunsang datang ke sekolah, mengikuti pelajaran di kelas dengan baik, mengerjakan tugas, jam istirahat, dikelilingi banyak kupu-kupu, kembali mengikuti pelajaran,

Dan yang terakhir tetap mencoba untuk mencari bunga berputik.

"Eunsang, kamu sudah dikelilingi banyak perempuan yang cantik, bukannya kamu bisa memilih salah satu di antara mereka?"

Tapi mereka hanya kupu-kupu...

"Aku hanya belum menemukan yang kurasa cocok," jawab  Eunsang seraya menaikkan kedua ujung bibirnya, tersenyum.

Eunsang sebenarnya dulu pernah menemukan satu bunga berputik, ia mencoba untuk menjalin hubungan dengan orang yang akhirnya bisa ia sebut sebagai bunga seperti dirinya.

Namun ternyata mereka tidak cocok, bukan jodoh, hubungan itupun berakhir.

Kenapa Eunsang bersikeras mencari bunga?

Eunsang menginginkan keturunan yang dapat ia sebut sebagai bunga, katakanlah Eunsang terobsesi dengan bunga tapi memang begitulah kenyataannya.

Terkadang Eunsang mengeluh kenapa dirinya tidak lahir sebagai bunga sempurna, jika ia adalah bunga sempurna, ia tak perlu hidup susah-susah. Ia sudah memiliki semuanya,

Tapi tidak mungkin dia memiliki benang sari dan putik secara bersamaan sebab pada akhirnya ia tetaplah suatu individu yang disebut manusia dan tak ada sejarahnya dimana manusia bisa lahir dengan memiliki dua kelamin.

Eunsang tidak pernah menceritakan filosofi hidupnya kepada orang lain, ia menyimpannya sendiri dan menderita di dalam teorinya sendiri.

Terkesan menyedihkan tapi Eunsang tak pernah merasakan sisi menyedihkan itu. Ia terlalu fokus dalam keindahan dan estetika teorinya.

• 🌼 •

Jam pulang, Eunsang meraih ranselnya dan segera meninggalkan kelas karena memang sudah tidak ada siapa-siapa disana.

Eunsang mungkin sudah pergi dari kelasnya tapi itu bukan berarti ia langsung pulang. Ia berkeliling di lingkungan sekolah sebentar, seperti berpatroli mencari bunga berputik yang seperti biasa ia inginkan.

Koridor gedung senior, lapangan olahraga, gudang aula , kantin, kebun sekolah, green house sekolah, ruang guru, sampai semak-semak belukar belakang sekolah ia telusuri dan hasilnya nihil.

Ia tidak menemukan bunga berputik. Ia hanya menemukan sampah-sampah plastik, seperti anak baik pada umumnya, ia memungut dan membuang sampah-sampah plastik itu pada tempatnya.

Eunsang merasa sudah cukup untuk mencari bunga berputik di sekolah hari ini, sebaiknya ia pulang dan mengakhiri hari. Tapi mungkin ia akan menemukan bunga berputik sepanjang perjalanan pulang, siapa yang tahu?

Eunsang kini mengarahkan kakinya untuk keluar sekolah,

Cahaya mentari mulai redup, menandakan bahwa sekarang ini berlatarbelakang waktu sore hari.

Angin sepoi-sepoi membelai lembut surai merah Eunsang. Kini ia melamun, seperti biasa terbenam dalam teori.

Dapat ia rasakan seseorang sedang berlari melewatinya,

Lalu sebuah kertas menerpa dan menyadarkan Eunsang dari lamunanannya mengenai teori keindahan dan estetika.

Join Our Dance Club!  Disitu tertulis,

Orang yang berlari dan melewatinya kini berbalik lalu menghampiri---meraih kertas yang menutupi penglihatan Eunsang.

"--Ah, maaf, kertasnya pasti menganggu penglihatanmu--"

Iris mata sosok itu begitu cemerlang dan berkilau bagai bintang,

Mata Eunsang terbuka lebar begitu kehangatan dan cahaya menyelimuti dan membalutnya,

Sebutlah saat itu sedang sore hari.

Tapi bagi Eunsang, sore itu kini berbalik menjadi pagi hari.

Berlebihan memang, tapi,

Eunsang bertemu dengan sosok yang jarang ia temukan. Seseorang yang sosoknya bisa ia sebut dan deskripsikan sebagai matahari.

Jika orang-orang mengatakan seseorang akan buta apabila melihat matahari dengan mata telanjang dalam waktu yang lama, itu benar adanya,

Karena Eunsang kini terbutakan, matanya hanya bisa melihat sang mentari.

-
Tbc

ʟιĸᴇ ᴀ ғʟᴏᴡᴇʀ, нᴇ ᴡιтнᴇʀᴇᴅ | ᴇυɴᴘʏᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang