Cerita Dibalik Bunga

403 103 19
                                    

-

Mata yang membelalak, rambut yang berantakan serta napas yang tidak teratur. Eunsang mengacak rambutnya kasar karena frustasi,

Eunsang terbangun dari mimpi buruknya.

Matanya mengelilingi ruangan sekitar, sepi seperti biasa. Tidak ada makhluk hidup selain dirinya disini.

Seperti biasa dia sendiri, sejak hari itu dia sendiri.

Eunsang menghirup udara dalam-dalam, perasaan resah masih mengisi ruang dalam hati serta pikirannya,

Ia menghembuskan napas keras, seolah ingin membuang rasa resah tadi tapi tidak berhasil,

Eunsang melirik jam wekernya, jam setengah 6.

Ia bangun, duduk di atas kasurnya, tangannya meraih ponsel yang berada di sebelah jam weker. Membuka kontak, menekan nomor Dongpyo, lalu menelponnya,

Angkat teleponnya, tolong angkat

Terangkat,

"..Eunsang..?"

Suara kantuk Dongpyo menenangkan pikiran dan hati Eunsang, "Dongpyo, maaf menelponmu pagi-pagi sekali." rasa resah tadi mulai sedikit demi sedikit meninggalkan dirinya.

Masih ada Dongpyo,

Kau tidak sepenuhnya sendiri Eunsang, ada Dongpyo.

Iya, aku hanya butuh Dongpyo,

Aku punya Dongpyo.

"Hn... nggakpapa, ada yang pengen kamu bicarain?"

"Aku sayang kamu."

Terdengar tawa kecil di seberang sana membuat sudut mulut si surai merah muncul.

Yang ditelpon berdehem, mempersiapkan suaranya, "Halooo?" panggil Eunsang yang tidak sabar mendengar balasan dari kekasihnya,

"Aku juga sayang kamu, sudah ya, aku mau-"

"Nanti kita ketemu di bis, ya," potong Eunsang setelah puas mendapat hiburan kecil dari si manis.

"Iya, aku tunggu."

Eunsang masih menempelkan ponsel di telinganya, tidak mematikan telepon, Dongpyo yang di seberang sana juga diam tidak berinsiatif untuk mematikan, menunggu Eunsang.

"Eunsang, kamu baik-baik aja, kan?"

Eunsang hendak menjawab tidak, tapi jika ia berkata tidak dan juga tidak memberitahu Dongpyo masalahnya, hubungan ini akan berakhir seperti keluarganya.

"Nanti, di bis, aku mau cerita."

"Baiklah, sampai jumpa nanti!" nada ceria Dongpyo menghibur Eunsang untuk kedua kalinya. Eunsang mematikan teleponnya, lalu memijat kening dengan sudut mulut yang masih tampak. Rasa risih dan gelisah kembali memeluk Eunsang

Aku ingin cepat bertemu Dongpyo.

• ☀️ •

"Dongpyo."

"Dongpyoo."

"Dongpyo pyo pyoo."

"Eunsang!"

Begitu melihat mentarinya yang sudah duduk di salah satu bangku berwarna azurite gelap, Eunsang langsung bergegas menghampiri dan duduk di sebelahnya.

Tidak ada banyak penumpang, jadi Eunsang bisa bermesraan ria dengan Dongpyo sepuas mungkin.

Eunsang menyenderkan kepalanya di kepala Dongpyo, kalau bahu Dongpyo, nanti dia pegal soalnya terlalu rendah.

ʟιĸᴇ ᴀ ғʟᴏᴡᴇʀ, нᴇ ᴡιтнᴇʀᴇᴅ | ᴇυɴᴘʏᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang