Takdir yang tak Diharap

23 6 0
                                    

"Aisyah, maaf nama teman kamu siapa tadi? Aku ngga dengar jelas" Raihan

"Namanya Zahra" Aisyah

Risa Pov

Untung saja Aisyah bilangnya zahra bukan Risa. Kalau dia bilang Risa adduhhh bisa bisa aku ketahuan.

Author Pov

Hampir 2 minggu Raihan penasaran siapa wanita yang duduk disamping bangkunya karena Risa selalu menggunakan tisu untuk menutup bagian wajahnya seperti layaknya niqab dengan alasan influenza. Tapi selama apapun Risa sembunyi pasti akan ketahuan juga.

Hacccciwwwwwww........

Suara bersin terdengar keras dari mulut Risa dan akhirnya tisu yang dikenakan Risa pun terlepas.

"Ya Allah, habis aku." Batin Risa

"Risa? Yaampun itu kamu?" Kata Raihan

Jam mata pelajaran kuliah pun habis. Semua mahasiswa kembali ke rumah namun ada juga yang menghabiskan waktunya untuk nongki bersama pasangannya atau teman temannya.

"Tunggu Risa, kok kamu ngehindar sih dari aku? Aku salah apa?" Ucap Raihan sambil menarik tangan Risa

"Aku mau pulang, aku ngga ada waktu maaf bukan mahrim." Risa

Tapi Raihan adalah tipe orang yang tidak mudah menyerah, dia tiba tiba memegang kedua tangan Risa dan berusaha meyakinkan Risa.

"Tapi Risa, aku benar benar serius sama kamu... aku tulus sama kamu." Kata Raihan

"Raihan, plekkkkk (suara tamparan) kamu itu udah ngga sopan sama aku. Kita itu bukan mukhrim dan kamu pegang tangan aku. Lepaskan. Dan yang kedua kamu bilang serius?." Kata Risa sambil meneteskan air mata yang jarang sekali jatuh itu karena harapan dihati Risa mulai ada.

"Risa, kamu dengar aku. Aku ini tulus sama kamu. Kamu harus percaya Risa." Ucap Raihan

Air mata Risa tambah mengalir....

"Tulus, bisa bisanya kamu bilang begitu ke aku. Lalu kamu juga bilang seperti itu sama perempuan lain. Aku tahu semua Rai, aku tahu semuanya!." Kata Risa dengan tegas.

Wajah Raihan hanya tertunduk malu dihadapan Risa yang tak lama kemudian berlalu pergi meninggalkan Raihan.

Tanpa rasa bersalah Raihan menelfon Risa berkali kali bahkan hampir 20 kali. Tapi Risa menolak semua panggilan dari Raihan. Tapi Risa juga tahu Raihan itu seperti apa. Dia akan tetap berusaha walau gagal berkali kali. Jadi Risa mengangkat telfon Raihan yang ke 25.

"Assalamu alaikum, Risa?" Raihan

"Waalaikum salam? Ada apa lagi?" Risa

"Aku minta maaf Risa, kamu harus tahu perasaanku ini berbeda sama kamu." Raihan

"Sejujurnya dulu aku fikir kamu benar benar seperti itu, tapi setelah aku tahu bahwa kamu juga bersikap sama dengan santriwati lain. Aku jadi mengerti." Risa

"Iya, waktu itu aku khilaf, aku minta maaf. Asal kamu tahu saja aku begini sama kamu itu karena aku fikir kamu itu wanita yang beda dari yang lainnya." Raihan

Ucap kata gombal sang buaya.

"iya aku maafkan.." Risa

"Makasih Risa, kalau begitu sudah dulu yah mama aku manggil aku, assalamualaikum." Raihan

"Waalaikumsalam" Risa

Sesampai dikelas, entah iman Risa saat itu sedang turun ataukah tergoda oleh nafsu hingga Raihan dan Risa menjadi begitu sangat dekat.

Udah dulu yah guys, tunggu part selanjutnya....

Yuhuuu

Wassalam...

@author

Pesantren Hingga JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang