Ya Allah

19 4 2
                                    

"jujur, ku salut dengan segala caramu."
-sayyidatul aisyah-

Risa pov

Pagi telah pergi, dan sang surya sudah tak menampakkan cahayanya yang bervitamin namun sekarang yang ada adalah hanya penyakit. Yah, sekarang pukul 13:00 ba'da dzuhur acara Reuni Akbar telah selesai.

"Pengumuman untuk angkatan alumni 19 agar tidak meninggalkan tempat dulu. Terima kasih." Suara Raihan.

"Yah Ris, aku harus pulang nih.... soalnya ada urusan mendadak.. maaf yah." Ucap tasya

"Yaudah ngga papa Sya, lagian kasian sikecil dibawa kemana mana." Kataku sambil mencubit pipi anak Tasya.

"Iya makasih yah, salam buat teman teman yah assalamualaikum." Pamitnya

"Iya, waalaikum salam." Jawabku

Author pov

Mereka semua telah berkumpul di aula pesantren. Sehabis acara ini Raihan mengusulkan untuk sekedar nongki nongki di restaurant. Dan mereka semua pun setuju. Lagi pula teman teman Risa yang datang dari luar daerah datang semua dan akan kembali besok.

Mereka sepakat berkumpul di restaurant velope ba'da maghrib. Dan mereka hanya mengucapkan kata oke.

Mereka pun kembali ke pondok untuk beristirahat dan ada juga yang pulang kerumah kerabatnya apabila mereka berasal dari daerah lain.

Khususnya Risa, Risa pulang kerumahnya untuk beristirahat dan mengganti pakaiannya karena Risa tidak membawa cukup pakaian ke asrama.

Risa pov

Ku melangkahkan kaki ku menuju kamar. Karena ku sadar abi dan umi tidak ada dirumah. Mungkin saja abi sedang di kantor dan umi sedang ke kajian. Mengingat ini masih pukul 16:00.

Saat sampai dikamar aku pun membereskan kamar yang cukup berdebu. Hingga tibalah waktu maghrib. Sebelum masuk waktu maghrib aku pun mandi.

"Assalamu alaikum." Salam umi dan abi dari lantai bawah.

"Waalaikum salam." Jawabku dengan segera berlari kebawah dan menyalami tangan mereka.

"Umi dari mana?." Tanyaku

"Umi dari kantor papa, abisnya umi bosen dirumah terus." Jawab umi

"umi, ba'da maghrib Risa mau izin. Mau ngumpul sama teman angkatan. Boleh ya mi." Izinku

"Kalau umi sih boleh bolehin aja, tapi coba izin sama abi lagi." Jawab umi

"Iya,, mi Risa susul abi kekamar dulu."


"Iya."

Aku pun menyusul abi dikamarnya. Dan alhamdulillah abi memberi izin tapi, kata abi aku harus menunggu jemputan seseorang. Katanya aku akan pergi dengan orang itu. Entahlah siapa.
Yang terpenting aku bisa hadir bersama teman temanku. Abi juga biasanya susah untuk memberi izin.

Aku pun kembali ke kamar untuk bersiap siap. "Siapa yah yang jemput? Kok abi percaya banget.?" Batinku. Rasa penasaran terus menyelimuti pikirankun.

Pesantren Hingga JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang