Ternyata

28 7 0
                                    

Akhirnya acara penamatan berjalan dengan lancar. Risa dan Rina masuk ke asrama untuk berpamitan dengan para pembina asrama dan kakak alumni yang hadir untuk menyaksikan meriahnya penamatan angkatan kami. Dan tidak sengaja aku bertemu dengan kakak kelas yang cukup akrab denganku yaitu kak Riana. Dia datang bersama dengan teman temannya yaitu kak Siska, kak nabila, dan kak dina.

Kak Riana : "Ris, wah selamat yah kamu dapet nilai rata rata terbaik, salut deh aku sama kamu.

Aku : "hehe, makasih kak:)

Tanpa sengaja aku mendengar sedikit percakapan teman teman kak Riana.

Kak Dina : "siska, kamu tau ngga? Raihan dapet nilai terbaik juga loh, wkwk."

Kak Siska : "iya tau, pintar juga tuh anak."

Kak Dina : "emang dia masih sering yang telfon kamu?."

Kak siska : "iya bahkan sampai sekarang, dia masih sering gombalin aku di chat."

Kak Dina : "terus kamu respon?."

Kak siska : "nggalah, kan kita udah tau, dia itu buaya. Yang hampir semua santriwati yang cantik cantik dia mangsa."

Kak Dina : "haha, bisa aja kamu sis."

Kak Riana : "ehh, sudah ngomongin orangnya, entar gibah tau."

Degggg.....

Entah apa yang kurasakan saat mengetahui sebenarnya Raihan itu seperti itu. Bahwa ternyata dia hanyalah pria yang aku pikir itu jahat. Padahal, sejujurnya aku juga sudah mulai open respon kedia dan perasaan yang ada juga mulai sedikit ada.

"Ternyata benar menaruh harapan pada seorang hamba itu sangat pedih"
-sangmujahidah_-

Perasaan yang dulunya tidak ada sama sekali, dan akhirnya mulai ada karena kebiasaan diperhatikan olehnya dan ditatap olehnya. Sekarang harus ditepis jauh jauh walau kutahu ini tidak mudah.

Aku : "yaudah kak, Risa pergi dulu yah kak. Mau samperin orang tua."

Kak Riana : "yaudah, by Risa.."

Aku : "iya kak, assalamu alaikum. Rin ayo."

Rina : "kamu kenapa Ris? Kok mata kamu berkaca kaca gitu?"

Aku : "Rin, ternyata...."

Rina : "ternyata apa? Ris, ngomong yang jelas dong.!"

Aku : "ternyata, Raihan ngga seperti yang kita tau Rin, Raihan itu ternyata sama aja sama santri santri lain, yang sukanya mainin perasaan santriwati."

Rina : "loh kok kamu ngomong gitu sih ris, kan kamu tahu bagaimana perjuangan Raihan dulu."

Aku : "aku tahu Rin, tapi tadi itu aku denger sendiri kalau ternyata Raihan itu lagi perjuangin kak Siska."

Rina : "oyyah, astagfirullah, Raihan?"

Aku : "iya Rin. Jadi aku harus gimana? Lagian akhir akhir ini aku juga udah open respon kedia. Dan dia mungkin udah tahu bagaimana perasaan aku ke dia."

Rina : "emang kamu ada rasa sama Raihan? Ris, perasaan itu mungkin tidak salah tapi kalau kamu memberi jalan dia untuk bisa berkhalwat dengan kamu itu yang salah."

Aku : "iya Rin, aku nyesel udah respon Raihan, selama ini aku udah berani bales chat dari dia dan kita berdua sering berbalas chat disosial media."

Pesantren Hingga JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang