Teguhkanlah hatiku.

34 5 4
                                    

" Harapan bertabur bintang nyatanya bertabur beling."
-sangmujahidah-

RISA POV

Tiba tiba Raihan memcekal tanganku. Dan dengan cepat aku menepisnya. Aku sangat terkejut saat...

Buggg.

Farhan memukul rahang Raihan.

"Jadi begini cara lo menghormati wanita?" Ucap Farhan dengan nada tinggi.

"Lo siapa? Gue nanya. lo ngga ada hak atur atur gue." Bantah Raihan.

"Harusnya gue yang nanya lo itu siapanya Risa? Dengan santainya kamu menyentuh Risa?" Farhan.

"Ris, kamu pulang bareng aku aja yah." Pinta Raihan.

Hening...

Suasana yang tadinya Ramai kini berubah menjadi mencekam.

"Besok aku akan melamar Risa." Timpal Farhan secara tiba tiba.

Sungguh, apa benar ini mimpi? Aku benar benar terkejut dengan apa yang ia katakan. Apa dia pikir pernikahan itu permainan?.

"Heh, apa lo yakin Risa akan terima lo? Gue tahu perasaan Risa itu hanya untuk gue." Raihan dengan nada tinggi.

"Cukuuup.. hikss..hikss..hikssa. aku akan pulang sendiri." Kataku.

Saat ini aku tidak bisa lagi membendung air mataku. Dian sudah ada disampingku. Dia sedang menenangkanku. Dian sudah menawariku untuk pulang bersamanya tapi saat ini aku benar benar butuh waktu untuk sendiri.

Farhan pov.

Bagaimana mungkin aku membiarkan Risa pulang sendirian. Sedangkan Abi sudah menitipnya denganku. Tapi untuk saat ini saja. Tapi besok jika Allah berkehendak selama lamanya Risa akan menjadi tanggung jawabku.

"Maaf kalau aku lancang, apa yang akan dipikirkan abi jika kamu pulang sendirian. Biarkan aku yang mengantarmu pulang." Kataku.

"Hikss.. hiksss..hiks.." hanya ada suara isakan yang kudengar.

"Kumohon, ikutlah denganku jika bukan karenaku baiklah. Tapi untuk abi." Kataku.

Akhirnya Risa menganggukkan kepalanya. Kami pun meninggalkan restaurant dan pergi menuju parkiran tempat pak retno menunggu.

Di dalam mobil hanya ada keheningan.

Risa pov.

"Maaf." Lirihnya sambil mengacak rambutnya.

Sebenarnya ini bukan salahnya tapi ini semua salah Raihan. Tapi kenapa seakan akan aku juga ikut menghukumnya? Padahal entah kenapa akau merasa nyaman, aman dan tenang apabila berada di sampingnya.

"Ini bukan kesalahanmu... makasih." Jawabku.

Setelah sampai di halaman rumah Risa, Farhan pun ikut turun dan pamit kembali dengan abi dan umi.

"Farhan, pulang dulu abi umi, assalamualaikum." Ucapnya

"Iya nak hati hati, waalaikumsalam."jawab abi dan umi serentak.

Pesantren Hingga JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang