Berubah

13 2 1
                                        

"Senja hadir dengan eksotisnya, mengalahakan luka yang merah padam."
-znf-

Next yah guyss, maaf baru up😌

"Untaian doa telah melesat, menunggumu segera hangat setelah berlama dengan ego."

-Risa Anjani Azzahra-

Terik matahari saat ini sedang bersembunyi dibalik awan yang gelap. Entahlah apa awan itu akan menuangkan peluhnya atau tidak. Sebentar lagi waktu ashar tiba. Risa sedang membaca buku didalam sebuah kamar nuansa black white. Risa benar benar merasa kesepian. Karena Farhan pulang dari kantor ba'da maghrib.

Yah, Risa sendirian dirumahnya. Lebih tepatnya rumah mereka berdua. Ternyata Farhan telah mempersiapkan sebuah rumah. Kurang lebih 3 bulan usia pernikahan mereka dan menempati kediaman barunya. Namun sangat disayangkan, sikap Farhan masih tetap saja dingin dan tertutup.

Risa pov

"Astaghfirullah udah adzan." ucapku

Aku pun mendirikan sholat ashar dengan khusuk. Menyebut namanya dalam setiap untaian doaku. Berdoa agar impian terbesarku terwujud. Impianku apabila telah memiliki seorang imam.

Jika kalian ingin tahu, apa impianku itu. bagi kalian mungkin bukanlah sesuatu yang besar namun bagiku adalah sesuatu yang sangat besar.

'aku ingin menjadi makmum dari imamku didalam sholat sepertiga malamku.' yah, ini impianku.

Selama kurang lebih 4 bulan kami telah berumah tangga. Belum sekalipun Farhan menjadi imam sholatku. Kadang aku berfikir bagaimana lagi caraku meminta maaf atas kesalahan yang tidak kuketahui. Hanya kami berdua yang mengetahui ini. Umi dan abiku dan ayah bunda Farhan pun tidak mengetahui.

Apabila kami berkunjung kerumah umi ataupun bunda. Kami harus bersikap selayaknya pasangan yang baik baik saja bahkan sangat harmonis. Berat bukan?

"Aku masak apa yah untuk makan malam." tanyaku pada diri sendiri

Setelah melihat bahan persediaan didapur.
Aku pun memasak sayur bening dan ikan pepes jangan lupa harus ada perkedel jagung kesukaan Farhan.

Setelah lama berkutat didapur. Akhirnya makanan pun siap. Tinggal menunggunya pulang. Aku pun siap siap untuk melaksanakan  sholat maghrib karena waktu petang pun datang. Setelah melaksanakan sholat maghrib aku pun melanjutkan tadarrus al-qur'an minimal 2 lembar.

Setelah itu, kududuk diruang tamu menunggunya pulang kerja. Yah, Farhan tidak mengambil pekerjaan dipesantren seperti pekerjaan Raihan sekarang, menjadi seorang ustad dengan ilmu tafsirnya yang luar biasa.

Farhan juga tidak menerima cabang perusahaan ayahnya dikota lain. Melainkan ia mengembangkan sebuah bisnis properti pertama yang ada dikota kecil ini. Farhan merintis usaha ini tanpa adanya modal dari ayah. Karena ia telah bertekad bahwa dia bisa sukses tanpa membebani ayah bundanya.

Itulah yang aku salutkan pada Farhan.

"Assalamualaikum." ucap seseorang yang suaranya kutunggu

"Waalaikumussalam, udah pulang? Gimana lancar hari ini?." tanyaku sambil mencium punggung tangannya.

"Alhamdulillah, yaudah aku ke kamar dulu." jawabnya tanpa menatapku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesantren Hingga JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang