Pertemuan

84 8 5
                                    

Dibawah teriknya sang mentari yang terhalang dedaunan hijau seakan menemani langkahku menuju sekolah yang akan kudaftari SMA. Bersama kawanku Dian maulidyah yang biasa aku panggil Dian berjalan disampingku menuju sekolah itu.

Yah, sekarang aku baru saja lulus dari Sekolah Menengah Pertama. Jadi aku akan melanjutkan ke tingkat selanjutnya yaitu Sekolah Menengah atas, sayangnya aku lebih memilih melanjutkan pendidikan ku di Madrasah Aliyah (MA). Tapi kedua orang tuaku tidak menyetujui itu tapi aku tidak menyerah untuk membujuknya dan akhirnya dia pun mengalah.

Oh iya, namaku Risa Anjani Azzahra. Dulu bersekolah di SMP Negri 1 Bentaeng. Dan in syaa Allah akan melanjutkan pendidikan SMA ku di pondok pesantren Darul falah Bantaeng.

Hari ini begitu terik dan cukup panas hingga membuat keringatku dan Dian bercucuran cukup deras. Karena cuaca cukup panas aku dan Dian memutuskan untuk istirahat di depan warung dan membeli minuman dingin dan kemudian melanjutkan perjalanan ke pesantren untuk mendaftar. Kebetulan jarak dari rumahku ke pesantren tidak cukup jauh jadi aku dan Dian memutuskan untuk berjalan kaki kesana padahal tadinya Dian bawa motor kerumahku. Tapi apa daya motor Dian sering mogok jadi aku memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Setelah sampai di pondok pesantren Darul Falah kami berdua menuju ke tempat pengambilan formulir dan mengisinya disana kemudian mengembalikannya kembali. Setelah itu aku dan Dian melihat sekitar 5 orang perempuan dan 7 orang laki laki disini mengisi formulir. Aku pun terkejut, mengapa sedikit sekali? Tanyaku pada Dian dan Dian hanya mengangkat bahunya. Rasa penasaranku terus saja bertanya sehingga aku pun memberanikan diriku untuk bertanya pada Panitia.

Aku : "maaf pak ini kok pendaftarnya sedikit sekali yah"

Panitia : "oh, jadi pendaftar yang ada sekarang sudah pendaftar golongan ketiga dek"

Aku : "oh, makasih yah pak"

Jadi aku dan Dian adalah pendaftar golongan ketiga hingga tidak butuh waktu lama untuk menunggu waktu tes dan hasil lulus nya. Dua hari kemudian aku dan Dian kembali mengunjungi pesantren untuk melihat kelulusanku ternyata aku dan Dian lulus. Nilaiku terbaik kedua dan nilai dian tidak termasuk nilai terbaik hasil tes sayangnya.
Alhamdulillah tidak henti hentinya aku panjatkan kepada Allah SWT.

tiga hari setelahnya Masa Orientasi Sekolah dilaksankan semua siswa dan siswi baru berkumpul di aula pesantren. Oh iya aku lupa kalau dipasantren bukan siswa dan siswi tapi santri untuk laki laki dan santriwati untuk siswinya. Jadi ini sangat bertolak belakang dengan kebiasaan ku yang dulu. Disini santri dan santriwati tidak boleh berbaur bebas seperti halnya di sekolah negri lainnya.

hari pertama dan hari kedua masa orientasi selesai dan berjalan dengan lancar. Berbeda pada hari ketiga masa orientasi sekolah hari ini mendung dan hujan mulai turun walau tidak terlalu deras. Hingga membuat santri dan santriwati baru berteduh di aula pesantren. Aku dan Dian sangat kedinginan saat itu. Hingga kakiku sedikit bergetar walau sudah memakai kaos kaki.

Jarak santri dan santriwati di aula tidak terlalu dekat. Dan posisinya santri di sebelah kiri dan santriwati diseblah kanan. Hembusan angin yang membawa kesejukan dalam jiwa seakan kunikmati walau dengan sedikit menggigil. Tiba tiba tanpa sengaja aku menoleh menuju santri dan tatapku seakan bertemu dengan salah satu santri yang wajahnya hitam manis. Hal itu membuatku jadi salah tingkah. Dan tiba tiba Dian mengagetkanku.

Dian : "woii, kamu kenapa?"

Aku : "ehh, ngga kok ngga. Apaansih kagetin aja:v"

Dian : "abisnya kamu ngelamun aja nanti kesambet loh"

Aku : " sembarangan lu"

Aku tidak berhenti mengingat kejadian itu karena kurasa tatapannya agak aneh terhadapku. Aku tidak tahu namanya dan tidak pernah melihatnya sebelumnya. Mungkin dia dari daerah lain jadi aku tidak pernah melihatnya. Setelah hujan mereda kita bersama sama pergi kemading putri untuk melihat pembagian kelas IPA dan IPS. Aku mencari namaku dan nama Dian dan pembagian kelas IPA hanya satu dan IPS terbagi Dua karena siswa IPS lebih banyak Daripada IPA karena itu dikelas IPA santri dan santriwati digabung sedangkan IPS terpisah. Namaku Risa Anjani Azzahra ada dikelas IPA sedangkan nama Dian Maulidyah ada dikelas IPS 1. Yah aku berpisah dengan Dian padahal dari SMP kita 3 tahun terus sama sama. Tapi ini tidak akan memutuskan tali persahabatan kita berdua karena kebetulan jarak kelasku dan Dian tidak terlalu jauh juga.

Seminggu kemudian kita telah memasuki jadwal pembelajaran. Aku dan Dian memang sengaja tidak tinggal dalam pondok atau asramanya karena rumah kita tidak terlalu jauh jadi setiap selesai jam pelajaran aku dab Dian langsung pulang kerumah naik motor Dian.

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah dan anehnya disini kita tidak pakai seragam sekolah putih abu abu selayaknya sekolah lainnya tapi kita memakai gamis berwarna putih dan kerudung syar'i berwarna abu abu. Menurutku sih itu keren tapi aneh saja karena duli waktu SMP aku memakai rok span dan kerudung diatas dada saja.

Aku terkejut melihat santri yang waktu itu ternyata sekelas denganku di MIPA 1. Perkenalan pun di mulai dan berdasarkan nomor urut absen nama santrilah yang paling atas. Tibalah gilirannya naik ke depan kelas memperkenalkan dirinya

Dia : "perkenalkan nama saya farhan aditya anggara, biasa dipanggil farhan dan lulusan dari MTS (Madrasah Tasanawiyah) Rindang Maros"

Ternyata dugaanku benar dia berasal dari luar daerah. Saat aku sedang melamun tiba tiba datang seseorang yang mengejutkanku dia seorang perempuan berwajah oval dan lembut. Dia bernama Rina Apriana.

Rina : "assalamualaikum, boleh ngga aku duduk di sini?"

Aku : "iya tentu saja"

Akhirnya kami pun berkenalan lebih dalam dan ternyata dia berasal dari daerah yang cukup jauh yaitu selayar. Selayar adalah salah satu pulau di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan keindahan pantainya dan isi lautnya.

Tibalah giliranku untuk naik kedepan untuk berkenalan dengan teman sekelasku.

Aku : "nama saya Risa Anjani Azzahra, biasa dipanggil Risa atau zahra dan saya lulusan dari SMPN 1 benteng."

Saat itu pandanganku sedikit sedikit mengarah kepada santri itu dan ternyata dia juga memandangiku lantas saja kakiku jadi semakin gemetar. Setelah memperkenalkan diri akupun kembali duduk di samping Rina teman sebangkuku sekaligus teman baruku:).

Setelah semuanya berkenalan. aku dan Rina pergi ke kantin untuk membeli air putih mineral dan kembali ke kelas. Setelah sampai dikelas aku pun kembali gugup karena melihatnya ada dikelas juga dia juga menatapku dan tersenyum padaku. Entah apa yang kurasakan saat itu, hanya Allah yang tahu. Saat kulihat senyumnya dengan lesung pipi di pipi sebelah kanannya rasanya membuatku hampir meleleh karenanya.

Jam istirahat telah selesai dan semua santri dan santriwati tela memasuki kelasnya masing masing. Guru jam kedua masuk yaitu mata pelajaran Bahasa Inggris  dan kebetulan aku suka sekali dengan mata pelajaran ini dan gurunya juga mendukung yaitu ustad rahman. Orangnga seru hingga materinya mudah dimengerti. Dilanjutkan mata pelajaran fiqih oleh ustadzah maryam. Aku tidak tahu apa itu fiqih karena aku bukan alumni dari MTS yang mempelajari semua pelajaran agama.
Ternya fiqih itu pelajaran yang mengajarkan tentang hukum hukum dan syariat agama islam. Sebelum jam keempat di mulai bel istirahat kedua pun berbunyi. Aku dan Rina memutuskan untuk tidak kekantin lagi tapi ketoilet.

Aku : "Rina temenin aku ketoilet yah aku kebelet pipis"

Rina : "iya, ayo aku juga mau cuci tangan"

Aku dan Rina pun ketoilet dan sepulangnya dari toilet aku kembali ke kelas padahal jam istirahat masih tersisa 10 menit lagi. saat aku dan Rina kembali kekelas aku terkejut melihat sebuah surat berwarna hijau.

udah dulu yah part keduanya...

Kira kira apa yah isi suratnya dan dari mana??

Yaudah tunggu part selanjutnya


Maaf yah kalau ceritanya agak gaje'
Soalnya masih pemula:)

Pesantren Hingga JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang