"Pilihan-Nya adalah yang terbaik. Walaupun kau selalu melangitkan namanya, namun pilihanmu bukanlah pilihan-Nya. Percayalah itu bukan yang terbaik untukmu."
-Risa Anjani Azzahra-
Risa pov
Pagi yang cerah. Dengan hamparan langit biru yang menenangkan. Hanya ada sedikit goresan goresan putih di atas sana.
Jangan tanya bagaimana perasaanku saat itu. Dimana abi mengatakan bahwa apakah aku mau dengan anak temannya."Bagaimana Ris?, yang abi katakan semalam. Udah difikirin?." Tanya abi tiba tiba
Yah hari ini adalah hari minggu, waktunya kami untuk bersantai dirumah.
"Ehm.. belum abi... risa belum sholat istikhoroh..." jawabku
"Yaudah malam nanti kamu sholat istikhoroh. Minta petunjuk dari Allah." Sambung umi tiba tiba dari dapur.
"Maaf abi, risa boleh tau? Dia itu siapa?." Tanyaku penasaran
"Dia itu anak temen fakultas abi dulu. Anaknya om Gara. Namanya sih Anggara tapi abi panggilnya Gara aja hehe." Jawab abi
Degg
"Tunggu dulu.... anggara. Nama itu tidak asing, sepertinya aku sering dengar. Tapi aku benar benar lupa ya Allah." Batinku
"Hm. Kal...lau nama... ....an...akknya bi..?" Tanyaku gugup
"Hehe, umi liat deh. Kayaknya ada yang penasaran." Jawab abi
Malu... itu yang kurasakan sekarang. Pipiku benar benar entah rasanya memanas.
"Yaampun abi umi, risa lupa kalau hari ini risa harus ke pesantren soalnya reuni akbarnya udah besok." Timpalku
"Yaudah, jadi kamu mau kesana sama Dian?." Tanya umi
"Iya umi, ini baru mau chat Dian." Jawabku
"Yaudah boleh." Kata umi
"Tapi abi umi, Risa mau nginep di pondok. Soalnya teman teman Risa yang dari daerah daerah lain udah ada di pondok dua hari yang lalu. Boleh ya bi...." pintaku
"Iya boleh deh kalau umi?" Jawab abi
"Iya terserah sama abi aja kalau umi mah." Kata umi
"Makasih umi ubi." Jawabku
Segera ku hubungi Dian dan Dian telah bersiap siap. Sedangkan aku baru saja mempersiapkan pakaian yang akan kubawa ke asrama.
Pipp pippp piippp
"Assalamu alaikum umi, risa udah siap?." Tanya Dian
Sebelum umi menjawab pertanyaan Dian.
"Iyaaaaaa, udah siap........" teriakku dari dalam.
"Yaudah umi abi kita pamit, assalamu alaikum." Waalaikumsalam. Jwabnya serentak.
Sungguh, sampai dipesantren. Jangan tanyakan perasaanku tentang yang terjadi kemarin. Soal Raihan dan Kak Siska sungguh itu adalah hal yang sangat menyakitkan. Tapi ketika aku dirumah aku tidak mau umi dan abi curiga bahkan sampai tahu soal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesantren Hingga Jannah
RomansBahkan perasaanmu saja ku tak tahu. Dan tiba tiba saja kau datang bertemu dengan abi dan umiku.