3

129 26 8
                                    

"Kalian telah dibagi dalam regu masing-masing. Yang pertama jalan adalah regu singa. Untuk regu yang lain tetap disini menunggu instruksi berikutnya," ujar salah satu panitia kemah.

Kegiatan kami pada hari ini adalah jelajah. Ini hari kedua kami berkemah dan akan jadi hari terakhir kami disini.

"Nah, jelajah. Aktifitas favoritku di kegiatan kemah. Uh, aku tidak sabar lagi, Kayaaakaa!" Seru Raya seraya menarik-narik lenganku girang.

Kami sedang menunggu giliran kami untuk berangkat. Sayangnya, kali ini kami tidak dalam satu kelompok.

"Oh, kamu tau? Siapa pemimpin reguku, Kayaka?" tanya Raya padaku. Aku sendiri juga tidak tau, banyak orang yang menghalangiku untuk melihatnya.

"Siapa?"

"Kenaz. Sayangnya dia tidak banyak bicara. Tapi tak apa, ada aku." Raya mendongakkan dagunya, berlagak seolah-olah dia adalah seorang bos. Banyak saja tingkahnya.

"Baik, kelompok selanjutnya adalah kelompok Rajawali."

Raya berdiri girang dan melompat-lompat kecil,"itu reguku." Raya meregangkan otot-ototnya. Senyumnya terus mengembang, dia sangat bersemangat. "Sampai jumpa,cintaku," ujar Raya sambil mencubit pipiku gemas. Aku tertawa kecil karena perlakuannya.

Kini kelompoknya telah berjalan, punggung Raya semakin lama semakin tak terlihat.

"Selanjutnya kelompok merpati. Silahkan untuk berbaris dan mengikuti instruksi Bapak Rio terlebih dahulu."

Ah, akhirnya. Kelompokku mendapat gilirannya. Reguku menghadap Bapak Rio untuk diberikan instruksi, dan segera berjalan masuk kedalam hutan.

•••

Reguku telah masuk kedalam hutan. Banyak beraneka tumbuhan ditempat ini. Kami masih berada tidak jauh dari perkemahan, tumbuhan disini belum begitu lebat, cahaya dapat masuk dengan baik sampai menyentuh rerumputan. Itu sangat memudahkan kami untuk mencari jalan sesuai petunjuk yang benar. Aku menyukainya, berada ditengah alam, mendengarkan gemercik air sungai, kicau burung, sapaan berbagai tumbuhan. Aku dapat mendengarkannya.

"Hei, apa kalian tau? Bella, teman kita telah dibawa pulang oleh keluarganya. Ada yang mengatakan bahwa ia mengalami wabah itu ketika tidur," ujar salah satu anggota reguku. Topik yang menarik.

"Iya, dia berada satu tenda denganku. Dia-dia mengigau sebelumnya, mimpi buruk, kurasa."

"Mimpi buruk?"

"Iya, mengapa?"

"Semalam aku juga bermimpi buruk. Teman satu tendaku juga mengalami hal yang sama."

Kasus yang sama seperti yang aku dengar ditoko beberapa hari yang lalu. Sangat menyeramkan dan aneh. Bagaimana mungkin seseorang dapat sakit setelah bermimpi buruk? Menurutku, butuh waktu beberapa minggu orang akan merasa sakit dan dihantui oleh mimpi buruk. Itupun adalah penyakit psikis bukan penyakit fisik.

"Sudahlah, ayo percepat langkah kalian atau kita akan tertinggal." Ketua reguku, Leon, terus berjalan didepan dan memimpin kami dengan baik. Aku berada dibaris ke-enam dari sepuluh orang. Aku akan aman berada di posisi ini.

Kami terus berjalan kearah barat. Sebagian dari kami memilih untuk membuka topik pembicaraan agar tidak terasa sunyi, aku memilih untuk diam dan memandangi sekitar. Pendengaranku terlalu peka untuk mendengarkan kondisi hutan ini. Aku mendengarkan sesuatu yang aneh, itu mengikutiku. Kulambaikan tanganku untuk tidak peduli, mungkin itu burung yang bertengger atau mungkin Lio.

Nightmare [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang