••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Mengapa tempat ini tidak seperti diluar? Kurasa ini masih sore hari." Raya, Kenaz, dan Aku sedang duduk bersama ditepi danau. Pembicaraan tentang perlawanan kepada Diavolos menguras waktu dan pikiran kami. Kami harus beristirahat sejenak.
"Itulah keistimewaan Neraides," ujar Kenaz.
"Yah, aku sangat menyukai tempat ini." Raya merebahkan dirinya diantara rerumputan. Ia berada diantara aku dan Kenaz. Kenaz duduk dengan kedua tangan yang berada dibelakang, menyangga tubuhnya, kakinya lurus kedepan. Aku meringkuk sembari memainkan air danau melalui Element Controllerku.
"Jadi, apa kita dapat melawannya?" tanya Raya.
"Tentu. Kita telah memulai ini bersama, maka kita harus mengakhiri ini bersama-sama juga," ujarku.
Raya bangun dan duduk. Tiba-tiba ia menarik kedua pipiku, wajahnya tampak aneh saat menatapku. "Kenapa kau sekarang begitu dewasa, hah?"
Aku mengangkat bahuku. Raya mencubitku gemas. Kami saling tertawa, hiingga sebuah dengungan mengusik pendengaranku. Tanganku reflek menutup telingaku. Raya dan Kenaz panik.
Dengungan itu bertahan selama lima belas detik ditelingaku.
"Ada apa?" tanya Raya.
"Kalian mendengarkan sesuatu?" tanyaku. Mereka berdua menggeleng.
"Hei kalian, cepatlah masuk." Voi berdiri didepan pintu pohon. Mengajak kami untuk masuk. Kami segera berdiri dan mengikutinya.
"Hei ada apa?" tanya Kenaz.
"Yaya mengirimkan pengelihatannya," ujar Voi.
"Apakah dengungan itu?" tanyaku.
Voi mengangguk.
"Apa yang ia ingin katakan?" tanya Raya.
"Kalian akan tau."
Kami masuk kedalam pohon itu, para Frouro dan Banns serta Vasilias telah hadir dilantai dua. Mereka menunggu kami.
Banns membentuk sebuah pelindung kedap suara seperti yang ada dilapangan saat melatihku. "Raya, Gennaia, bantu aku membuatnya," ujar Banns. Kami segera membantunya membuat pelindung itu. Itu artinya, pengelihatan Yaya sangat penting. Mengingat, kekuatan Yaya untuk melihat masa depan sangat bisa untuk diandalkan.
Kami bertiga telah selesai, kami segera bergabung dengan yang lain. Kami berdiri melingkari sebuah meja besar.
"Katakan," ujar Proderos.
"Salah satu Neraida, ia mengatakannya kepada Diavolos. Mereka akan datang dua hari lagi. Neraida berambut merah, bernama Prodotis. Ia ada dipihaknya."
Vasilias melangkah maju. "Tidak mungkin! Aku sangat mempercayainya."
"Kau mengenal Yaya lebih baik daripada kami, Vasilias." Proderos mendekati Vasilias. Semua menatapnya.
"Jika dia memang mengkhianatiku, dia harus dihukum dan dipenjarakan." Vasilias merunduk, ia merasa kecewa. Banns mendekat. "Dipenjarakan dalam sel khusus."
"Ya. Kita juga harus mempercepat semua persiapan," ujar Proderos. Semuanya mengangguk setuju.
Raya menunduk dalam. Aku segera mendekatinya. "Hei, kita akan melawannya bersama."
Pip! Pip! Pip!
Sebuah bunyi yang berasal dari monitor globe berbunyi, layarnya berwarna merah. Kami semua segera mendekat. Vasilias memeriksanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare [ END ]
Fantasi[ Fantasy ] Banyak hal ganjil yang terjadi saat kita terlelap. Salah satunya mimpi, bunga tidur kadang dapat membawa dampak yang luar biasa bagi segelintir orang. Takdir ini mengharuskanku melawan mimpi burukku. Karena itulah jalan satu-satunya ag...